Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

KLHK Akan Tutup TN Komodo dari Aktivitas Wisata

Marianus Marselus
17/7/2024 12:15
KLHK Akan Tutup TN Komodo dari Aktivitas Wisata
KLHK berencana melakukan penutupan secara berkala Taman Nasional Komodo dari aktivitas pariwisata pada 2025.(MI/Marianus Marselus)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup aktivitas pariwisata di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) secara reguler pada  2025. 

Penutupan aktifitas wisata di TN Komodo menurut BTNK bertujuan untuk pemulihan destinasi atas aktivitas wisata yang intens selama ini.  Kebijakan itu juga untuk menjaga keberlanjutan kawasan konservasi TN Komodo dengan mengelola tingkat kunjungan wisatawan.

"Kami akan menutup kawasan TNK secara reguler yang bertujuan mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan konservasi serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK" kata Kepala BTNK Hendrikus Rani, Rabu (17/7).

Baca juga : RI akan Serahkan Revisi AMDAL Pembangunan TN Komodo ke UNESCO Akhir Agustus

Hendrikus menegaskan rencana penutupan sementara kawasan TN Komodo akan dilakukan tahun 2025 didahului dengan melakukan kajian ilmiah terkait dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Langkah ini diharapkan tidak menimbulkan dampak terhadap kawasan konservasi dan industri pariwisata.

"Saat ini masih dalam diskusi informal, dalam konsep jika ditutup sehari maka diharapkan wisatawan melakukan aktivitas wisata di luar kawasan dan meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo," katanya.

BTNK mencatat sebanyak 300.488 wisatawan melakukan kunjungan wisata ke TN Komodo sepanjang 2023, kondisi ini terus meningkat pasca pandemi covid.

Baca juga : KLHK Bentuk Tim untuk Rencana TN Komodo jadi Wisata Premium

Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang melakukan studi terkait daya dukung daya tampung di kawasan TNK demi keberlanjutan kawasan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata karena penerbangan internasional ke Labuan Bajo dan minat wisata alam.

"Kami harus juga mempersiapkan diri, salah satunya adalah kajian daya dukung lagi untuk dapat jumlah yang pas," kata Hendrikus.

Ia juga berharap pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dapat mengelola destinasi wisata di luar kawasan TN Komodo sehingga menjadi tujuan wisatawan.

Baca juga : Tata Kelola Pariwisata Harus Perhatikan Aspek Lingkungan

Didukung Pemkab

Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat, Stefan Jemsisori menyatakan mendukung rencana penutupan aktifitas pariwisata di TN Komodo.

"Itu wilayah kewenangan Pemerintah Pusat, apapun yang mereka mau lakukan di sana tentu dilakukan dengan kajian. Pada prinsipnya kami mendukung, karena ini bicara soal konservasi. Kita mau TN Komodo ini umur panjang atau tidak. Kalau mau kita harus jaga, jangan ikut maunya wisatawan. TN Komodo butuh waktu dan ruang untuk recovery," ujarnya Rabu (17/7).

Penutupan TN Komodo dari aktifitas wisata menurut dia dapat memberi keuntungan tersendiri untuk spot-spot wisata di daratan Labuan Bajo sebagai destinasi utama, selama ini kunjungan wisatawan hanya terpusat di Taman Nasional Komodo.

"Buat kami pemerintah daerah di satu sisi kami sedikit ada untung dari kebijakan ini membatasi sementara jumlah kunjungan wisatawan, supaya wisatawan juga terbagi ke luar kawasan, ini tentu positif buat pemerintah daerah," katanya.

Kendati demikian, Stefan mengingatkan pemerintah pusat perlu mempertimbangkan dampak buruk dari penutupan Taman Nasional Komodo yang telah menjadi nadi pariwisata Labuan Bajo, sehingga tak berdampak negatif terhadap citra pariwisata destinasi super prioritas itu. (Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya