Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kematian Dokter Terus Naik, Masyarakat masih Abai Disiplin

Mediaindonesia.com
18/9/2020 08:57
Kematian Dokter Terus Naik, Masyarakat masih Abai Disiplin
Sejumlah tenaga kesehatan mendorong peti jenazah dr Oki Alfin meninggal akibat covid-19 di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, 12 September 2020(ANTARA/FB Anggoro)

JUMLAH kematian dokter dan tenaga kesehatan Indonesia akibat Covid-19 terus meningkat. Data yang dihimpun oleh Tim Mitigasi PB IDI pada 17 September 2020 pukul 14.00 WIB, menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 3 hari sejak data terakhir dirilis, dua dokter umum meninggal dunia. Total kini 117 dokter Indonesia yang meninggal akibat terpapar Covid-19. Dua dokter tersebut berasal dari Jakarta dan Jatim.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi SpOT mengatakan angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah. 

"Kami mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia memahami bahwa ada kebutuhan ekonomi yang juga perlu diperhatikan. Namun, kami meminta masyarakat sebagai garda terdepan dalam penanganan covid ini agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas kesehariannya. Hal ini bukan hanya untuk keselamatan para tenaga kesehatan, namun juga keselamatan diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar. Pandemi ini tidak akan pernah berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat. Dan hal ini tentunya juga akan berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan namun juga ekonomi secara berkepanjangan," kata Adib dalam keterangan tertulis, Jumat (18/9).

Adib menyebutkan bahwa dengan jumlah dokter yang berguguran maka menjadi pekerjaan besar untuk tetap bisa memberikan proporsional dalam pelayanan kesehatan. Para tenaga kesehatan kini menjadi benteng terakhir dalam penanganan Covid 19. 

"Indonesia bahkan belum mencapai puncak pandemi. Gelombang pertama pandemi ini dikarenakan ketidakdisiplinan protokol kesehatan yang masif. Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum covid dunia, yang mana akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita," tegasnya.

DR. Dr. Eka Ginanjar, SpPD, KKV, MARS selaku Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI menambahkan bahwa jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan tertinggi di Asia. Padahal dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M yaitu selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan benar, maka tingkat penularan dan kematian di semua lapisan dapat ditekan sebagaimana halnya di negara lain.

Studi ilmiah yang dipublikasikan oleh The Lancet menyebutkan bahwa penggunaan alat pelindung diri dalam protokol kesehatan sangat membantu mencegah penularan. Dengan menjaga Jarak selama sekurangnya 1 (satu) meter, dapat mencegah penularan hingga 82 persen. Penggunaan masker sesuai standar dapat mencegah penularan hingga 85 persen. Sementara itu, penggunaan face shield saja hanya mencegah hingga 78 persen. Namun akan lebih baik lagi apabila selain menggunakan masker juga sekaligus face shield. 

baca juga: Negara-Negara Kaya Kuasai Stok Vaksin 

"Kasus penularan yang terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan yang ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar covid dan sulitnya mencari tempat perawatan. Akibatnya, korban pasien covid meningkat dan disertai juga peningkatan angkat kematian pasien non covid.Tugas kami para tenaga kesehatan tidak akan ada artinya tanpa peran serta masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan," tutup Eka. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya