Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

BPOM Tegaskan tidak Ada Obat Herbal untuk Covid-19

Atalya Puspa
10/8/2020 15:18
BPOM Tegaskan tidak Ada Obat Herbal untuk Covid-19
Ilustrasi: peneliti sedang memisahkan ekstrak daun ketepeng(MI/Fransisco Carolio Hutama Gani)

BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan hingga kini belum ada obat herbal yang dianggap menjadi antivirus covid-19. Hal itu disampaikan oleh Deputi II BPOM Maya Agustina Andriani dalam konferensi pers secara daring bertajuk Menyikapi Maraknya Klaim Obat Covid-19 melalui Media Sosial, Senin (10/8).

"Obat herbal untuk bisa diklaim tentunya harus ada aturannya. Tidak bisa begitu saja menemukan, langsung diklaim. Apalagi dikatakan sudah dikonsumsi ribuan pasien," kata Maya.

Dirinya membeberkan, obat herbal terdiri dari tiga jenis yakni jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Maya menjelaskan, jamu merupakan ramuan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang yang telah teruji empiris dan berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh.

Selanjutnya, obat herbal terstandar yakni obat yang dibuat dari bahan dasar herbal namun telah memasuki tahap uji preklinis.

Baca juga:  Penemuan Obat Covid-19 Membutuhkan Proses Panjang

Berikutnya, fitofarmaka yakni obat yang dibuat dari bahan dasar herbal, namun telah melewati tahap uji klinis.

"Kalau memang dia jamu ya sudah biarkan dia jamu. Kalau ada penemuan baru covid-19 sekarang, ya zaman nenek moyang kita belum ada covid-19. Kalau mau klaim, harus dilakukan uji terlebih dahulu," bebernya.

"Belum ada herbal yang menjadi antivirus. Untuk uji antivirus itu harus di lab BSL 3. Kalau labnya tidak terproteksi memadai, itu akan membahayakan si pengujinya," imbuhnya.

Maya juga menegaskan, obat herbal bukan digunakan untuk menyembuhkan penyakit, namun untuk menjaga daya tahan tubuh dan harus dikonsumsi bersama obat konvensional untuk menyembuhkan penyakit.

"Herbal posisinya hanya mempertahankan daya tahan tubuh kita agaer tahan dari virus luar," ungkapnya.

"Kita harus bahu-membahu perangi hoaks atau propaganda yang berlebihan. Masyarakat harus sadar bahwa jamu hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya