Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pakar Ingatkan Vaksin Covid-19 Hanya Langkah Awal Perangi Pandemi

Atikah Ishmah Winahyu
28/7/2020 19:34
Pakar Ingatkan Vaksin Covid-19 Hanya Langkah Awal Perangi Pandemi
Uji klinis vaksin Covid-19 ke manusia(AFP/Handout Pemkot Sao Paolo, Brasil)

KEPALA Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengungkapkan, saat ini terdapat lebih dari 165 calon vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. 27 di antaranya sudah masuk dalam tahap uji klinis pada manusia dari fase 1-3.

Selain Sinovac, terdapat pula AstraZeneca dan Sinopharm yang pengembangan vaksinnya telah memasuki tahap uji klinis 3. Menurut Wien, memperoleh vaksin hanyalah tahap awal untuk memerangi pandemi. Masih banyak fase yang harus dilalui untuk benar-benar menciptakan herd immunity di masyarakat.

“Setelah kita dapatkan vaksinnya, perlu dipikirkan hal-hal lain. Katakanlah akhir Januari sudah ada tanda positif bahwa vaksinnya aman dan efektif. Kita sebut saja efektivitasnya 60 persen atau 70 persen misalnya. Kita masih harus menunggu sampai semua keluar setelah itu otomatis pihak Bio Farma harus sudah memikirkan bagaimana cara memproduksinya,” tutur Wien dalam Sapa Media, Selasa (28/7).

Meski sudah memiliki fasilitas dan SDM yang memadai untuk memproduksi vaksin, namun Wien ragu Bio Farma dan Sinovac dapat memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia dalam waktu yang singkat. Dia memprediksi, nantinya Bio Farma memiliki kemampuan produksi sekitar 50 ribu dosis per minggu.

“Katakanlah kita membutuhkan sekitar 250 juta vaksin. Kalau dikalikan dua, karena Sinovac membutuhkan dua kali penyuntikan berarti kita membutuhkan sekitar 500 juta vaksin. Kalau seandainya Bio Farma punya kemampuan untuk memproduksi katakanlah sekitar 250 juta vaksin per tahun, maka katakanlah per minggu mereka hanya bisa memproduksi sekitar 50 ribu vaksin,” ujarnya.

Baca juga : Bukan Konspirasi, Virus SARS-CoV-2 ialah Ancaman Nyata

Melihat kondisi vaksin yang hanya dapat diproduksi secara bertahap, Wien pun menyarankan agar vaksin dapat dialokasikan dengan tepat sasaran. Menurutnya, pemerintah perlu mendahulukan vaksin bagi para tenaga medis yang berisiko tinggi terjangkit covid-19.

“Salah satu kemungkinan adalah digunakan untuk para tenaga medis karena mereka berisiko sangat tinggi terhadap virusnya karena menangani pasien-pasien yang terinfeksi, juga dapat dialokasikan pada daerah-daerah yang jumlah kasusnya masih tinggi,” imbuhnya.

Di samping masalah produksi, alokasi, dan distribusi, Wien memandang, pemerintah juga perlu meyakinkan masyarakat, terutama yang masih anti-vaksin agar bersedia mendapatkan vaksinasi covid-19. Sebab, dengan semakin banyaknya orang yang telah divaksinasi, maka dapat tercipta herd immunity di masyarakat.

“Perlu dicoba disurvei supaya pemerintah juga siap seandainya katakanlah tidak semua mau divaksinasi. Bagaimana kita meyakinkan masyarakat, karena vaksin-vaksin yang biasanya digunakan untuk anak-anak saja masih banyak yang anti vaksinasi,” tandasnya.n (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya