Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Komite Etik Beri Izin Uji Coba Vaksin Covid-19

Bayu Anggoro
27/7/2020 20:43
Komite Etik Beri Izin Uji Coba Vaksin Covid-19
ilustrasi vaksin covid-19(Medcom.id)

UJI coba vaksin virus korona (covid-19) asal Tiongkok yang akan  dilakukan Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung sudah mendapat izin dari Komite Etik yang di antaranya terdiri Litbangkes dan BPOM. Dengan begitu, uji klinis ini akan mulai dilakukan pada awal bulan depan.

Ketua tim uji coba vaksin covid-19 FK Unpad, Kusnandi Rusmil, membenarkan surat izin uji klinis ini sudah keluar dari Komite Etik. 

"(Izin dari komite etik) sudah keluar," kata Kusnandi, Senin (27/7).

Dalam uji coba tersebut, pihaknya sudah menyiapkan 1.620 subjek yang semuanya berada di Bandung. 

Menurut dia, jumlah itu berdasarkan perhitungan ilmiah yang di antaranya mengacu kepada jumlah kasus covid-19 dan jumlah penduduk Kota Bandung.

Nantinya, tambah dia, relawan yang menjadi subjek uji coba vaksin virus tersebut akan dibagi dua kelompok. Pemisahan ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas antivirus tersebut.

Menurutnya, dari total 1.620 subjek yang diperlukan untuk uji klinis tersebut, tidak semuanya akan disuntikkan vaksin saat uji coba berlangsung. Cairan antivirus hanya akan diberikan kepada 800 relawan yang penentuannya dilakukan secara acak.

"Dari semua relawan itu, yang akan disuntikkan vaksin hanya 800. Sisanya yang 800 hanya akan diberikan placebo," katanya seraya menjelaskan placebo hanyalah cairan biasa yang warnanya akan menyerupai vaksin covid-19.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Dilakukan secara Acak

Karena dilakukan secara acak, menurut dia relawan tidak akan mengetahui apakah mereka mendapat cairan vaksin atau hanya placebo. Tidak diberitahunya para relawan ini diyakini bisa memberi perasaan yang sama di antara para subjek tersebut sehingga efektivitas vaksin akan semakin terlihat jelas.

"Jadi nanti kami ingin membandingkan antibodi antara yang diberi vaksin dengan yang diberi placebo. Sengaja disamarkan, agar mereka tidak punya perasaan 'aduh gimana ya saya tidak diberi vaksin'," paparnya.

Usai menjalani penyuntikkan, para relawan ini akan terus dipantau selama 3-6 bulan. Tim ahli yang sudah mengetahui siapa saja yang disuntikkan vaksin atau placebo akanmemantau reaksi apa saja yang dialami subjek yang berjumlah 1.620 ini.

"Sehingga kami bisa membedakan reaksi yang dialami subjek yang mendapatkan vaksin dengan yang tidak. Sehingga kami bisa betul-betul mengetahui efektivitas dari vaksin ini," katanya.

Dengan begitu, dia memprediksi uji coba vaksin ini akan selesai sekitar 6-9 bulan. Jika berhasil, menurutnya antivirus ini bisa diberikan kepada masyarakat paling cepat awal tahun depan.

"Diharapkan selesai enam bulan, sehingga Januari bisa digunakan," katanya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya