Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
FAKULTAS Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka (FKIP-UT) kembali menggelar Temu Ilmiah Nasional Guru (TING). Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun sejak 2008. Kali ini merupakan TING yang ke XII yang dipusatkan di kampus UT, Pondok Cabe. Tangerang Selatan, Banten.
TING XII mengusung tema Membangun Masa Depan Bangsa melalui Merdeka Belajar di Era Digital.
Pada 2020 ini, TING ke12 diselenggarakan 25-26 Juli 2020 yang dihadiri Rektor UT, Para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, dan jajaran keluarga besar UT.
Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menjelaskan, TING bertujuan menjadi wadah forum komunikasi ilmiah antara para pakar pendidikan, para guru, dan para pemerhati pendidikan, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
"Kegiatan TING ini diharapkan mampu menyumbangkan pemikiran dan gagasan seputar profesionalisme guru berbasis karakter, dan mendorong para guru agar memiliki kemampuan berdiskusi dan bertukar pikiran seputar topik terkait karakter guru masa depan, " papar Ojat
Dekan FKIP-U . Udan Kusmawan menambahkan, TING juga bertujuan untuk membangun kerangka berpikir ilmiah melalui pertukaran pengalaman praktek dari setiap pakar dan praktisi pendidikan, sehingga mampu menghimpun gagasan gagasan terbaik untuk mewujudkan peningkatan kualitas, kualifikasi, dan kompetensi guru dalam konteks pemenuhan tuntutan perkembangan kehidupan Abad 21.
Baca juga : POP Diurus Sesukanya, Muhammadiyah Kukuh Mundur
Udan menegaskan, saat ini, TING XII terselenggara di tengah pandemi Covid-19. Pandemi telah menimbulkan perubahan yang cukup fundamental dalam tatanan kehidupan, baik keseharian, kehidupan sosial maupun pola kerja dan komunikasi profesional.
"Kegiatan TING diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi dan profesionalisme para guru dalam situasi saat ini, " tegasnya.
Dalam kesempatan talkshow TING, Guru Besar UT Tian belwawati mengatakan, guru mesti mampu merancang pembelajaran di masa pandemi dengan daring ini agar siswa mampu adaptif berbasis teknologi.
"Guru harus meningkatkan ingin tahu siswa. Di era digital ini, guru sudah dimudahkan. Parasiswa jangan terpaksa masuk sekolah. Sehingga ke sekolah menjadi bete. Anak mesti mendapat pembelajaran yg menyenangkan, " cetus Tian yang juga mantan Rektor UT.
"Guru memberikan refleksi tingkat tinggi. Merdeka belajar, guru diharapkan menghadirkan pengalaman belajar yang kaya. Tidak hanya belajar di kelas saja," imbuhnya,.
Dia mengingatkan, sekarang informasi sudah tersedia secara elektronik. Tapi kuncinya harus memiliki literasi informasi. Harus mampu memilih informasi mana yang sahih,jangan terjebak hoax. (OL-7)
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved