Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PERINGATAN Hari Anak Nasional (HAN) pada tahun ini berbeda dari sebelumnya. Mengingat pandemi covid-19 belum mereda, berbagai rangkaian kegiatan dan puncak peringatan HAN 2020 diadakan secara virtual.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, berharap situasi ini tidak mengurangi makna Hari Anak Nasional. Dia menekankan peringatan ini sebagai upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak, yang menjadi generasi penerus bangsa.
"Tujuan peringatan HAN adalah memberikan pemahaman bahwa anak generasi penerus bangsa. Karenanya, anak harus memiliki bekal keimanan, kepribadian, kecerdasan, semangat kebangsaan, serta kesegaran jasmani. Sehingga, mereka tumbuh dan berkembang dengan baik," papar Bintang dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7).
Baca juga: Anak-Anak yang Terpapar Covid-19 harus Dapat Perlakuan Khusus
Peringatan HAN juga bertujuan mendorong stakeholder terkait untuk menjadi leading sektor dalam kerja aktif. Sehingga, berdampak pada tumbuh kembang anak. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pemenuhan dan perlindungan khusus anak di tiap sektor.
Lebih lanjut, Bintang mengatakan peringatan HAN bukan seremonial semata. Kementerian PPPA telah melakukan berbagai kegiatan, seperti webinar dan pemenuhan kebutuhan spesifik anak.
"Di masa pendemi, salah satu kegiatan Kementerian PPPA adalah pemenuhan kebutuhan spesifik yang ada di Tanah Air. Kami dibantu pelaku usaha dan relawan menggunakan dana dekonsentrasi. 70% dana itu diperuntukkan bagi kebutuhan spesifik," imbuh Bintang.
Baca juga: Kemenkes Pastikan Stok Vaksin Anak Aman Selama Pandemi
Bintang berharap anak-anak tetap melakukan hal inovatif dan kreatif di masa pandemi. Adapun Deputi II Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, menyebut pemerintah terus memastikan sejumlah hak anak terpenuhi selama masa pandemi covid-19.
"Ada banyak upaya yang dilakukan. Ini tidak cukup hanya dilakukan pemerintah. Upaya ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak, lembaga sosial kemasyarakatan, media dan pelaku usaha," pungkas Abetnego.(OL-11)
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Kementerian PPPA juga dikatakan sudah berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Hari Anak Nasional.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
Sejak Januari hingga 14 Juni 2025, pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA lebih dari 11.800. Kemudian laporan meningkat tajam menjadi sekitar 13 ribu per 7 Juli 2025.
Kemen PPPA menyusun modul edukasi untuk memperkuat peran keluarga mencegah Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan atau sunat perempuan
PEREDARAN narkoba kini banyak menargetkan perempuan ataupun ibu rumah tangga sebagai kurir narkoba. Perempuan kerap menjadi sasaran sindikat narkoba karena rentan secara sosial dan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved