Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Sekitar 500 anak dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti acara Temu Anak Peduli 2020, Selasa (21/7). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara yang diadakan oleh Program Peduli dihelat secara virtual.
Acara rutin tahunan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Anak Nasional setiap 23 Juli. Pada acara Temu Anak Peduli tahun ini, anak-anak dari timur hingga barat Indonesia membagikan pengalaman mereka selama masa pandemi.
Baca juga: Karena Pandemi, Kompetisi Sains Nasional Digelar Secara Daring
Tak lupa, mereka juga menyampaikan harapan agar pandemi segera berakhir.
Cindy (15) dari Lombok Timur, misalnya, maklum dengan perayaan Hari Anak Nasional yang tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka. Tahun lalu, dia sendiri mengikuti acara Temu Anak Peduli langsung yang diselenggarakan di Makasar.
"Di sana saya bisa bertemu teman-teman saya yang berasal dari berbagai daerah. Saya belajar banyak hal. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan anak dan diri sendiri," katanya.
Cindy berharap situasi segera normal seperti sebelum pandemi. Dia tidak sabar ingin kembali bersekolah seperti biasa.
"Saya kangen bertemu teman-teman dan guru-guru. Saya lihat anak-anak di desa saya kesulitan dalam belajar secara online. Mereka tidak memiliki hp android," ungkapnya.
Bagi anak-anak lain, pandemi covid-19 memberi mereka ruang dan waktu untuk berkreasi serta mempelajari hal-hal baru.
Fahmi, seorang anak yang saat ini berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung, berkreasi dengan membuat kerajinan dari koran bekas. Dia pun menunjukkan salah satu karyanya berupa miniatur kapal pinisi.
"Harapan saya bisa cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga. Dan mudah-mudahan pandemi ini bisa selesai dan kita bisa beraktivitas kembali," tuturnya.
Karya kerajinan dari barang bekas juga dibuat seorang anak asal Blitar. Dia menunjukkan hasil karya berupa miniatur motor berwarna merah.
"Kenapa saya memilih barang bekas karena daripada dibuang lebih baik dijadikan karya seni," katanya.
Di LPKA Kupang, seorang anak menyalurkan bakatnya membuat karya tulis semasa pandemi.
"Selama pandemi saya telah berhasil menulis dua buah cerpen, dan satu puisi. Harapan ke depannya mau menulis novel," ujarnya.
"Pandemi ini sangat mengubah pola hidup kami. Contohnya dari yang sebelumnya kami malas mencuci tangan, sekarang lebih rajin," imbuhnya.
Menurut Team Leader Program Peduli, Yenni, acara seperti ini dapat menjadi momentum berbagai pihak peduli dan ikut menjamin hak-hak anak untuk tetap hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi, dan dilindungi.
Dalam hal ini, Program Peduli membantu anak-anak mampu menyuarakan dan berperan aktif untuk pemenuhan hak-hak mereka.
"Biasanya di dalam temu-temu anak seperti ini kita bisa bertatap muka langsung. Namun, sangat disayangkan pada tahun 2020 tidak bisa langsung," ungkapnya.
"Tapi toh tidak menghalangi kita semua untuk tetap bersilaturahmi dan bertemu meskipun secara virtual," imbuh Yenni.
Dia mengaku bangga bisa bertemu kembali dengan anak-anak dari berbagai daerah serta berkenalan dengan mereka yang baru mengikuti acara Temu Anak Peduli tahun ini.
"Apa yang telah disajikan dalam Temu Anak 2020 ini memberikan gambaran bahwa semua kesulitan dan keterbatasan yang kita hadapi bersama tidak menghalangi munculnya inspirasi dan kecerdasan kalian untuk berkreasi," pungkasnya. (H-3)
BERBAGAI cara bisa dilakukan untuk memberikan dampak positif pada negeri tercinta Indonesia. Salah satunya ialah dengan melestarikan budaya batik.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved