Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Wakil Ketua MPR tidak Setuju Belajar Diharuskan Tatap Muka

Teguh Nirwahyudi
13/7/2020 22:30
Wakil Ketua MPR tidak Setuju Belajar Diharuskan Tatap Muka
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat(Instagram @lestarimoerdijat)

WAKIL Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta orangtua murid dan pihak sekolah mengedepankan pertimbangan kesehatan dan aspek kejiwaan peserta didik dalam memutuskan mekanisme belajar pada tahun ajaran baru 2020/2021. Jadikan disiplin menjalankan protokol kesehatan sebuah kewajiban.

"Secara pribadi, saya tidak setuju dengan mekanisme belajar yang mengharuskan siswa bertatap muka di sekolah pada masa pandemi," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/7).

Baca juga: Lestari Moerdijat: KBM di Sekolah Harus Betul-Betul Siap

Alasannya, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, semua pihak harus jujur belum memiliki kemampuan secara konsisten untuk menegakkan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. "Seharusnya disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi sebuah kewajiban."

Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR itu, prihatin terhadap sejumlah daerah yang memulai tahun ajaran baru dengan proses belajar mengajar tatap muka.

Baca juga: Rerie Moerdijat: Jalankan Ibadah dengan Khusyuk di Tengah Korona

Apalagi, tambahnya, terpantau dalam kegiatan belajar mengajar tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, seperti tidak menggunakan masker, masih menghormat guru dengan mencium tangan dan sejumlah pelanggaran protokol kesehatan lainnya.

Di sejumlah daerah, menurut Rerie, saat ini bahkan masih terus terjadi peningkatan jumlah pasien positif korona atau covid-19, antara lain seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan.

"Ketika angka sebaran positif covid-19 terus naik di sejumlah daerah, jangan sampai proses tatap muka  belajar malah membuat sekolah menjadi epicentrum penyebaran baru," ujar Rerie, yang juga Legislator Partai NasDem itu.

Baca juga: Lestari Moerdijat Perempuan di Kursi Pimpinan MPR 2019-2024

Berdasarkan kenyataan tersebut, tambah Rerie, opsi pendidikan jarak jauh (PJJ) harus diperkuat di sejumlah daerah yang infrastrukturnya belum memadai.

"Ini memang keputusan yang pelik. Di satu sisi, tidak semua SDM kependidikan memiliki kemampuan untuk melakukan PJJ, baik itu kemampuan mengajar, maupun dukungan infrastuktur. Demikian pula dengan kondisi orang tua siswa dan siswa bersangkutan yang sudah mulai bosan belajar di rumah," ujarnya.

Baca juga: Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Perluas Akses Informasi Korona

Di sisi lain, tambah Rerie, ancaman penyebaran Covid-19 kian meluas di Tanah Air, termasuk mengancam para peserta didik bila berkumpul di sekolah.

Terkait ancaman penyebaran virus yang meluas, jelasnya, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengeluarkan surat imbauan terkait update transmisi Covid-19 tertanggal 11 Juli 2020.

Baca juga: Lestari Moerdijat Minta Reformasi Pendidikan harus Terukur

Surat imbauan itu, tambahnya, mengingatkan risiko penularan virus korona secara airborne, terutama pada ruangan tertutup. Karena itu, PDPI mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak panik, menghindari keramaian di tempat tertutup maupun tempat terbuka, menciptakan ruangan dengan ventilasi yang baik (jendela dibuka sesering mungkin), serta disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Saya berharap himbauan PDPI itu segera dicermati dengan baik dan upaya untuk memenuhi sejumlah persyaratan tersebut harus diselesaikan secara menyeluruh, sebelum memutuskan membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar," ujarnya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya