Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DINILAI telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) atau emisi karbon, penyebab pemanasan global, pemerintah Indonesia akan mendapat US$56 juta atau setara Rp812,86 miliar (530 juta krona) dari pemerintah Norwegia.
Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, pemerintah Norwegia menyampaikan hal itu pada 2 Juli 2020.
“Letter of Intent (LoI) Indonesia dengan Norwegia sebetulnya telah menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia dalam mereduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Prestasi yang dicapai Indonesia sangatlah banyak,” jelas Menteri LHK seusai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Dalam rapat bertema Kelanjutan kerja sama penurunan emisi GRK Indonesia-Norwegia dan kebijakan instrumen nilai ekonomi karbon (carbon pricing) itu, Siti memaparkan prestasi Indonesia dalam pelaksanaan reducing emissions from deforestation and forest fegradation (REDD+) atau reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Indonesia dan Norwegia menandatangani perjanjian bilateral REDD+ (LoI) pada 2010. Berdasarkan LoI tersebut, Indonesia berjanji untuk mengurangi emisi karbon. Sebagai gantinya, pemerintah Norwegia akan membayar pemerintah Indonesia hingga US$1 miliar, tergantung seberapa jauh target pengurangan emisi.
“Komitmen Indonesia mengurangi emisi GRK 26% pada 2020 dan di UU No 16 Tahun 2016 tentang Ratifikasi Perubahan Iklim sudah disesuaikan jadi 29% penurunan emisi GRK pada 2030. Saya optimistis dengan kerja keras target GRK sebesar 26% tercapai tahun ini,” tambah Siti.
Lebih lanjut, ia mengatakan dana Rp812,86 miliar yang akan diterima pemerintah Indonesia itu akan disalurkan ke Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), lembaga yang dibentuk pada 2019 dan efektif beroperasi di Januari 2020.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, meminta berbagai regulasi yang mampu mendukung percepatan penurunan GRK dapat segera dirampungkan.
“Insentif-insentif bagi pemangku kepentingan harus disiapkan demi memastikan kebijakan pengaturan karbon memberi dampak signifikan terhadap penurunan GRK,” ujarnya. (Fer/Pra/X-7)
Pada ajang ESG Award by Kehati 2025, BRI Ventures, perusahaan modal ventura milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), meraih penghargaan Best Investor on Impact Investment.
PELAKSANAAN Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB) membawa dampak signifikan terhadap perputaran ekonomi daerah.
Regulasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan konsep lingkungan hidup dalam setiap tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan pembangunan nasional.
TUMBUHAN air eceng gondok memang seringkali dianggap hama. Anggapan itu tidak sepnuhnya salah, namun bagaimana mengubah enceng gondok bisa menjadi sumber penghasilan dan solusi lingkungan?
PRESIDEN Prabowo Subianto meminta rakyat Indonesia untuk mengisi momen kemerdekaan HUT ke-80 RI dengan kegiatan positif. Lebih dari sekadar upacara,
DESA Panji Anom, Kabupaten Buleleng (Bali Utara), dan Desa Abiansemal, Kabupaten Badung (Bali Selatan) bersama SW Indonesia menjawab dua tantangan besar di masyarakat.
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Indonesia tertinggal dalam mitigasi gas rumah kaca (GRK) kendaraan bermotor. Ketertinggalan itu mencakup tidak diaturnya standar karbon kendaraan dan elektrifikasi kendaraan bermotor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved