Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta agar segera ada kepastian mengenai metode pembelajaran pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang akan dimulai dalam waktu dekat. Dengan begitu, sekolah, orangtua, dan murid dapat mempersiapkan diri.
Lestari juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi sistem belajar jarak jauh yang diterapkan selama masa pandemi. Hasil evaluasi agar menjadi dasar dalam menentukan pola pembelajaran yang efektif di tengah masih terjadinya pandemi virus korona atau covid-19 di Tanah Air.
"Saya berpendapat perlu mulai diperbincangkan mengenai kapan sekolah akan mulai dibuka dan sistem pembelajaran pada tahun ajaran baru ini. Sehingga sekolah, orangtua, dan murid bisa mempersiapkan diri," ujar Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat dalam pernyataanya, Jumat (12/6).
Baca juga: Lestari Moerdijat: KBM di Sekolah Harus Betul-Betul Siap
Rerie merujuk Cambridge University, pada level perguruan tinggi, yang memberi contoh kepastian. Cambridge mengumumkan tidak ada kuliah di kampus. Kuliah diselenggarakan secara online hingga musim panas 2021.
"Di tengah ketidakpastian berakhirnya wabah covid-19 di Tanah Air, menetapkan pola belajar yang tepat dengan mempertimbangkan faktor penyebaran virus korona yang masih terjadi merupakan keputusan yang bijak," ujar Rerie.
Baca juga: Lestari Moerdijat Perempuan di Kursi Pimpinan MPR 2019-2024
Untuk itu, Rerie mengimbau agar pemerintah mendengarkan masukan dari pakar pendidikan, kesehatan, psikolog anak, dan orangtua untuk menentukan metode belajar mengajar yang tepat saat ini.
"Pertimbangkan juga keluhan baik dari sisi siswa, orangtua, dan guru sebagai pengajar selama pemberlakuan belajar jarak jauh di masa wabah covid-19," sambung Rerie.
Menurut legislator Partai NasDem itu, keluhan tersebut mulai dari siswa yang jenuh belajar di rumah, terbatasnya sarana internet, gawai, kekhawatiran dan terbatasnya pengetahuan orangtua, keterbatasan keterampilan guru dalam mengajar jarak jauh, dan masih banyak lagi hal teknis dan psikologis yang harus segera dicarikan solusinya.
"Demikian pula dengan dimulainya kembali aktivitas perkantoran di mana orangtua sudah banyak yang kembali bekerja. Hal-hal seperti ini juga perlu dipertimbangkan agar diperoleh metode yang komprehensif," ujar Rerie.
Waktu yang relatif pendek dan ancaman paparan korona yang belum diketahui kapan berakhirnya, menurut Rerie, butuh keputusan yang cepat dan tepat agar pendidikan dan anak-anak tidak terabaikan.
Baca juga: Lestari Moerdijat Minta Reformasi Pendidikan harus Terukur
Rerie berpendapat, sosialisasi masif mengenai pola belajar yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru juga diperlukan, agar orangtua, guru, pihak sekolah dan murid bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
"Jangan sampai ketika tahun ajaran baru dimulai banyak sekolah, orangtua dan murid yang tidak bisa melaksanakan sistem belajar yang ditetapkan," ujarnya.
Rerie juga meminta pemerintah daerah memperhatikan keluhan para orangtua murid dalam proses pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Sejumlah kendala teknis, seperti kesulitan mendaftar secara online, keberatan atas kriteria pendaftaran dan beberapa keluhan lain, menurut Rerie, harus menjadi perhatian pemerintah daerah, agar beban orangtua di tengah wabah covid-19 ini tidak bertambah.* (X-15)
Jadi tutor online sukses! Panduan lengkap mengajar pelajaran sekolah, tips menarik siswa, dan raih penghasilan tambahan dari rumah. Pelajari caranya!
Tersedia layanan design & build, sebuah solusi lengkap dari awal hingga akhir bagi bunda yang ingin mewujudkan berbagai ide kreatifnya.
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan vokasi, LKP juga dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dan terus bertransformasi
Peluang edutech tetap ada namun membutuhkan perhitungan bisnis cermat.
Prod1gy menjanjikan para pengajar mendapatkan penghasilan tambahan dengan terkoneksi dengan banyak murid.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved