Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Belajar Daring Kurang Efektif, Alasan Orang Tua Enggan Bayar SPP

Atikah Ishmah Winahyu
10/6/2020 16:37
Belajar Daring Kurang Efektif, Alasan Orang Tua Enggan Bayar SPP
Murid SD mencermati soal ujian akhir yang dilakukan secara daring.(Antara/Raisan Al Farisi)

SELAMA pandemi covid-19, tidak sedikit orang tua siswa yang meminta keringanan, bahkan meminta sekolah menggratiskan pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

Hal ini tentu menjadi persoalan tersendiri, khususnya bagi sekolah swasta berbiaya rendah. Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nunuk Suryani, mengatakan model pembelajaran daring yang diterapkan guru selama pandemi belum sepenuhnya dirasa efektif bagi siswa.

Baca juga: Orang Tua Minta Keringanan SPP, Kemendikbud Tidak Bisa Intervensi

Alhasil, orang tua beranggapan tidak perlu membayar SPP karena merasa anaknya libur. “Orang tua pada satu sisi merasa anaknya libur. Pembelajaran diserahkan pada anak. Sehingga mereka merasa tidak sedang belajar,” ujar Nunuk dalam webinar, Rabu (10/6).

“Kenapa harus bayar SPP sementara mereka tidak belajar? Ini tidak hanya terjadi di pendidikan dasar, tapi juga di pendidikan tinggi,” imbuhnya.

Untuk menghadapi masalah tersebut, Nunuk menilai guru perlu menumbuhkan kesadaran tentang kecakapan hidup. Setelahnya, sekolah dapat memberikan alternatif pembelajaran daring dengan maksimal. Sehingga, anak dan orang tua merasa sedang belajar.

Baca juga: Ini Syarat untuk Ciptakan New Normal di Sekolah

“Ketika mereka merasa begitu, dan mengetahui bahwa guru punya upaya cukup untuk mengajar. Ada effort dari guru yang nampak, bahwa mereka sedang melakukan pembelajaran. Maka tidak jadi masalah bagi orang tua, jika dia harus membayar kewajiban uang sekolah,” jelas Nunuk.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Nadia Fairuza Azzahra, menyebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membantu kondisi finansial sekolah swasta berbiaya rendah selama pandemi.

Pertama, pemerintah perlu memperkuat sekolah swasta yang berbiaya rendah. Misalnya, memberi bantuan finansial seperti yang dilakukan beberapa pemerintah daerah. Kemudian, kepala sekolah diberikan kontrol penuh atau fleksibilitas yang lebih besar terhadap dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dengan begitu, mereka dapat mengelola sesuai kebutuhan.

Baca juga: Di Tengah Covid-19, Siswa Bisa Belajar Bahasa Inggris Gratis

Selain itu, sekolah swasta diharapkan dapat berkolaborasi dengan organisasi atau lembaga lain, untuk meningkatkan nilai tambah terkait pendapatan sekolah. Terakhir, pemerintah perlu melibatkan sekolah swasta berbiaya rendah dalam penyusunan kebijakan.

“Sekolah swasta berbayar rendah harus selalu menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan di sektor pendidikan. Terutama di PAUD atau Dikdasmen. Sebaiknya sekolah swasta berbayar rendah bisa lebih diperhatikan,” papar Nadia.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya