Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Bersiap Menuju Kehidupan Normal Baru

Hilda Julaika
18/5/2020 06:00
Bersiap Menuju Kehidupan Normal Baru
Bersiap Menuju Kehidupan Normal Baru(SE Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal BUMN/M Qodari, Indo Barometer)

KENDATI pandemi virus covid-19 belum diketahui dengan pasti kapan akan berlalu, pemerintah telah bersiap untuk menapaki kehidupan normal baru. Kesiapan mutlak diperlukan sebab siap atau tidak, kehidupan itu harus dijalani.

Sejumlah skenario pun sudah disusun pemerintah. Dalam kajian yang dilakukan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, misalnya, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB akan direlaksasi per Juni 2020. Kemudian, pada akhir Juli atau awal Agustus, akses seluruh kegiatan ekonomi diharapkan dibuka kembali.

Kesiapan menuju normal baru juga dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Melalui Surat Edaran Nomor S-336/MBU/05/2020, dia meminta direksi BUMN untuk bersiap dan mengantisipasi normal baru mulai 25 Mei. Kebijakan itu membolehkan pegawai berusia di bawah 45 tahun kembali bekerja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, kebijakan itu disesuaikan dengan penerapan PSBB. “Kalau di wilayah masih PSBB, kita akan mematuhinya. Misalnya, PSBB mengatur bahwa karyawan tak boleh bekerja, kita patuh,” jelasnya, kemarin.

Sektor pendidikan juga mulai menatap kehidupan normal baru. Pemprov DKI Jakarta, umpamanya, menyiapkan tiga skema kembali ke sekolah di tengah pandemi jelang tahun ajaran baru 2020/2021 mulai 13 Juli nanti. Untuk pariwisata, Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko rencananya akan dibuka kembali pada awal Juni demi menumbuhkan ekonomi wilayah sekitar dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, Indonesia memang harus mempersiapkan diri menuju tatanan hidup dengan covid-19 (THC) karena belum diketahui kapan wabah ini benar-benar berakhir. THC adalah kondisi kehidupan yang masih diwarnai dengan wabah korona, tetapi manusia kembali beraktivitas dengan protokol kesehatan covid-19.

‘’Kita harus bekerja karena tidak mungkin pemerintah seterusnya memberi makan seluruh rakyat. Jika diteruskan, negara bangkrut, orang mati kelaparan, dan terjadi kerusuhan sosial di mana-mana. Cepat atau lambat, Indonesia harus move on dengan covid-19,’’ urai Qodari dalam kajiannya.

Untuk menuju THC, pemerintah harus menjadi dirigen, dan menerapkannya secara bertahap dan hati-hati.

Tidak bisa menunggu

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia Denny JA sepakat dengan langkah pemerintah untuk segera menjalani normal baru. Menurutnya, Indonesia tak bisa diam saja menunggu vaksin covid-19 yang diperkirakan baru ditemukan pertengahan tahun depan.

Bila tak segera menerapkan skenario normal baru, Denny khawatir krisis kesehatan berubah menjadi krisis sosial dan berujung pada krisis politik. Namun, dia mengingatkan dua hal vital. Pertama, protokol kesehatan harus dipatuhi semua pihak. Kedua, pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai adanya serangan covid-19 gelombang kedua.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, kehidupan normal baru menjadi keniscayaan agar masyarakat tetap produktif dan aman berdampingan dengan covid-19. “Hidup berdampingan tidak dimaknai kita menyerah, tetapi harus mengubah perilaku kita”.

Meski penambahan kasus positif masih signifikan, ada perkembangan menggembirakan dalam seminggu terakhir yakni pasien yang sembuh naik 4,35% dan yang meninggal turun 0,39%. Hingga kemarin penderita covid-19 sebanyak 17.514 orang, yang sembuh 4.129, dan meninggal 1.148 orang. (Fer/Iam/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya