Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kampung Tangguh Cerminkan Spirit Warga

BN/X-10
11/5/2020 06:25
Kampung Tangguh Cerminkan Spirit Warga
Ilustrasi -- Petugas melakukan rapid test terhadap ratusan pelanggar PSBB di Surabaya Raya, Jawa TImur.(Ist/Medcom.id)

SATUAN Tugas Covid-19 Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, mengembangkan inovasi kampung tangguh level rukun warga (RW), mulai kondisi aman sampai bila terjadi kekacauan.

Kampung tangguh ini semula input data kriterianya manual, lalu dikembangkan berbasis aplikasi atau daring. Dengan demikian, ketika penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bahkan lockdown sekalipun, masyarakat sudah siap.

“Partisipasi warga sangat tinggi. Mereka terlibat aktif sampai menentukan sendiri bahan pangan yang diperlukan selama PSBB dan lockdown,” ujar dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Mochammad Syamsul Hadi, kemarin.

Syamsul mengaku sudah menerapkan inovasi tersebut dan mencoba skenario lockdown di Kampung Cempluk, Kalisongo, Kabupaten Malang.

Menurut dia, spirit kampung tangguh ini memperkuat masyarakat di tingkat RW agar benar-benar tangguh dalam hal logistik, sumber daya
manusia, informasi, keamanan, dan kesehatan. Intinya, kesiapan masyarakat diperlukan sesuai standard operating procedure (SOP). ‘’Kesiapan itu agar masyarakat bisa bertindak mandiri sesuai SOP, mulai distribusi bantuan pangan, penanganan warga yang sakit, dan pemakaman jenazah,’’ ujarnya.

Sejauh ini, penerapan inovasi kampung tangguh sudah berjalan di sekitar UB Forest. UB Forest merupakan hutan pendidikan seluas 554 hektare di kawasan lereng Gunung Arjuno, tepatnya di Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo, Karangploso, Kabupaten Malang.

“Inovasi lumbung pangan dan kampung tangguh, kita instal 62 desa dan kelurahan di Malang Raya,” imbuhnya.

Selain Universitas Brawijaya, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Kabupaten Malang, Jawa Timur, juga mendirikan kampung hebat dan kampung gotong royong tanggap pandemi covid-19.

Salah satu misi kampung itu, agar warga menanam tanaman pangan di lahan rumah masing-masing dan lahan milik warga yang mampu. Saat ini, area tanam mencapai 1.000 hektare. Hasil panennya untuk mengisi lumbung desa.

“Kampung hebat itu berbasis kelurahan dan kampung gotong royong berbasis desa,” tegas Ketua Satgas Gugus Tugas Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Muhammad Mihron Zubaidi, kemarin.

Ia menjelaskan kampung hebat dan kampung gotong royong di Dusun Sumber Gong, Desa Kedok, dan Kelurahan Sedayu itu memperkuat ketahanan iman, ketahanan keamanan, ketahanan imun, dan ketahanan pangan.

Masyarakat setempat sudah menerapkan kearifan lokal di desa mereka guna memperkuat ketahanan desa dan kelurahan sejak sebelum pandemi covid-19. Kini, warga memperkuat keamanan dengan menerapkan sistem keamanan lingkungan (siskamling).

“Pintu masuk perumahan diberi portal, warga turut menjaga keamanan lingkungan lengkap dengan akses ke polisi,” ujarnya. (BN/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya