Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Cegah Anak Putus Sekolah, Dana BOS Bisa Dimanfaatkan

Atikah Ishmah Winahyu
06/5/2020 17:06
Cegah Anak Putus Sekolah, Dana BOS Bisa Dimanfaatkan
Siswa SD di Serang, Banten, belajar membatik.(Antara/Weli Ayu )

PANDEMI virus korona (covid-19) menimbulkan dampak besar bagi perekonomian masyarakat. Tidak sedikit yang mengalami kesulitan akibat penghasilan berkurang hingga kehilangan pekerjaan.

Kondisi ini mendatangkan potensi anak putus sekolah karena perekonomian keluarga memburuk. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, berpendapat ada hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi peningkatan angka putus sekolah. Seperti, memanfaatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang penggunaannya telah direlaksasi.

Baca juga: Kemendikbud Perlu Ingatkan Orang Tua Agar Tetap Bayar SPP

“Komisi X sudah mengajukan. Kalau di PAUD Dikdasmen minta supaya beberapa hal itu dibantu BOS. Kan ada relaksasi, ada kelenturan. Jadi bisa menggunakan BOS untuk membantu guru dan siswa,” ujar Fikri saat dihubungi, Rabu (6/5).

Selain itu, pimpinan perguruan tinggi dapat meringankan hingga membebaskan uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang ekonominya terdampak covid-19. Itu sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2017. Pemerintah juga dapat memberikan insentif khusus bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

“Pemasukan mereka kan pendapatan negara bukan pajak. Semuanya juga turun. Kalau ini sumbernya dari orang tua atau masyarakat, sebaiknya sudahlah tidak apa-apa turun. Jadi dipotong saja, dikurangi, atau dihilangkan untuk kepentingan yang membutuhkan,” papar Fikri.

Baca juga: Semangat Belajar Warga Putus Sekolah di Tengah Pandemi

Untuk menekan potensi kekurangan dana BOS dan dana perguruan tinggi selama pandemi, pemerintah daerah harus mendata jumlah siswa dan mahasiswa yang rentan putus sekolah. Sehingga, pemberian bantuan lebih tepat sasaran.

“Yang penting ada datanya. Jadi kalau masyarakat sekarang bisa didata dikasih sembako, nah ini siswa, peserta didik dari SD SMP SMA itu harus didata. Sama dengan masyarakat pada umumnya,” tandasnya.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya