Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
YAYASAN Westerleker Belanda menyerahkan dua senjata pusaka, berupa keris dan tombak, ke Kabupaten Klungkung, yang sebelumnya dibawa ke negeri itu setelah perang Puputan Klungkung.
"Setiap tanggal 28 April merupakan hari bersejarah bagi Kabupaten Klungkung, karena pada hari ini, 112 tahun yang lalu, terjadi peristiwa heroik perang Puputan Klungkung," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Klungkung, Selasa (18/4).
Bupati yang turut hadir dalam penyerahan benda pusaka itu mengatakan, Puputan Klungkung senantiasa menjadi spirit dalam meneladani apa yang sudah dilakukan para leluhur, khususnya terhadap Ida Dewa Agung Jambe bersama seluruh pasukannya.
Dua benda pusaka berumur ratusan tahun itu diserahkan Ketua Yayasan Westerleker, Rodney, kepada Ida Dalem Semaraputra, yang selanjutnya dititipkan ke Pemkab Klungkung untuk dijaga dan dirawat.
Terkait penyerahan benda pusaka tersebut, Suwirta menyampaikan terima kasih kepada pihak yayasan di Belanda, serta berjanji untuk merawat dan menjaganya. "Kami juga akan menggandeng peneliti untuk mengetahui proses pembuatan benda pusaka ini, agar generasi sekarang dan selanjutnya memiliki literatur terkait hal tersebut," katanya.
Ida Dalem Semaraputra mengatakan, penyerahan benda pusaka tersebut sebagai langkah hubungan baik antara Belanda dengan Indonesia, khususnya Kabupaten Klungkung. "Dengan diletakkannya benda pusaka ini di Museum Semarajaya, saya berharap bisa dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh Pemkab, yang nantinya juga bisa diperlihatkan kepada masyarakat sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Klungkung," katanya.
Ia juga berharap, melalui benda pusaka tersebut bisa memperkuat makna untuk menghilangkan masa lalu yang kelam, untuk memasuki rasa perdamaian, agar semakin erat dan kokoh antara Belanda dengan Indonesia, khususnya Kabupaten Klungkung.
Koleksi pribadi
Sementara itu, Ketua Yayasan Westerleker Rodney mengatakan, tombak dan keris tersebut, sebelumnya berada di tangan kolektor pribadi di Belanda.
Pihaknya memperkirakan, senjata itu dibuat sebelum perang Puputan Klungkung, yang kemudian benda-benda tersebut dibawa oleh pihak Belanda ke negaranya.
Menurutnya, tombak dan keris itu sudah tiba di Bali pada Januari lalu, namun pihaknya menunggu penyerahannya bertepatan dengan peringatan Puputan Klungkung yang ke 112.
Turut hadir dalam penyerahan benda pusaka itu, Ketua DPRD Kabupaten Klungkung A.A Gede Anom serta Forkopimda Kabupaten Klungkung. (OL-12)
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari Tiongkok.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved