Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
DALAM peringatan Hari Penyiaran Nasional, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyerukan kepedulian dan solidaritas sosial melalui penyiaran di tengah pandemi virus korona (covid-19).
Hari Penyiaran Nasional dinilai sebagai momentum untuk mengingat kembali kontribusi dunia penyiaran dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia. Kiprah dunia penyiaran sudah dirasakan sejak Indonesia belum merdeka, dengan hadirnya Solosche Radio Vereeniging (SRV) sebagai radio ketimuran pertama milik Bumiputera.
Selanjutnya, dunia penyiaran selalu hadir sebagai penghubung dan pemersatu antar sesama anak bangsa di setiap fase penting, baik masa kemerdekaan maupun reformasi. Termasuk saat yang sulit sekalipun. Pada Hari Penyiaran Nasional ke-87, KPI berharap lembaga penyiaran ikut berkontribusi dengan maksimal dalam menjaga bangsa di tengah pandemi covid-19.
Baca juga: Milenial Perlu Perangi Hoaks Covid-19
Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, mengatakan sebagai medium informasi yang paling mudah dijangkau publik, kehadiran televisi dan radio di masa tanggap darurat ini diharapkan memberi informasi valid. Sehingga, dapat meningkatkan kepedulian publik dalam mencegah dan menanggulangi pandemi covid-19.
Kepedulian dan solidaritas sosial sangat dibutuhkan publik untuk bersama-sama menghadapi wabah mematikan. Lembaga Penyiaran diharapkan menggugah masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah melawan covid-19. Agung menjelaskan terdapat tiga peran penting lembaga penyiaran dalam upaya menanggulangi pandemi ini.
Pertama, sosialisasi pola hidup bersih dan sehat, berikut physical distancing melalui iklan layanan masyarakat. Kedua, memberikan informasi aktual dan terpercaya tentang perkembangan covid-19 dan kebijakan strategis yang diambil pemerintah. Ketiga, menghadirkan program siaran berkualitas guna mendukung publik untuk beraktivitas di rumah saja. Termasuk, menampilkan program bermuatan pendidikan untuk anak-anak yang saat ini sedang belajar di rumah.
Baca juga: Masyarakat Diimbau tidak Termakan Hoaks Seputar Covid-19
Pada prinsipnya, peringatan Hari Penyiaran Nasional tidak pernah lepas dari rasa cinta Tanah Air, lewat sajian konten informasi yang berkualitas. Pada tahun ini, KPI berharap Hari Penyiaran Nasional dimaknai dengan semangat kepedulian dan solidaritas sosial.
“Negeri ini tengah menghadapi kondisi yang tidak mudah. Selayaknya lembaga penyiaran pun hadir sebagai medium yang juga merekatkan solidaritas sosial. Serta, meningkatkan kepedulian lewat konten siaran. Karena ini adalah sebuah kerja bersama menyelamatkan bangsa dari pandemi covid-19,” ujar Agung dalam keterangan resmi, Rabu (1/4).(OL-11)
Saat ini, jangkauan penyiaran televisi di seluruh wilayah Papua adalah yang terendah di Indonesia, yakni hanya 14% dari jangkauan populasi.
Putra menyoroti peran krusial media dalam membentuk opini publik dan bagaimana penyiaran harus mencerminkan keberagaman perspektif.
EKSISTENSI televisi dan radio sebagai media hiburan dan edukasi masyarakat saat ini sudah semakin tergerus oleh kehadiran internet.
BPIP dan KPID DIY dapat bersama-sama mengarusutamakan Pancasila sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Kanjeng Guri Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Mangkunegoro VII diakui sebagai Bapak Penyiaran Indonesia. Beliau adalah tokoh penting dan berpengaruh
Isu seputar kelompok difabel ini penting untuk dipahami oleh masyarakat luas, mengingat potensi ancaman kekerasan yang dihadapi oleh teman-teman perempuan difabel.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved