Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
STIGMA bahwa perempuan acapkali diremehkan dalam pekerjaan atau aktivitas tertentu masih menjadi tantangan para perempuan.
Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, sejumlah perempuan inspiratif membincangkan berbagai tantangan tersebut dalam sebuah talkshow yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk melalui salah satu divisi Kalbe Consumer Health, Fatigon.
Talkshow bertajuk Women Speak Up dengan pesan Perempuan #BisaSemua ini dihadiri Co-founder platform pendidikan maubelajarapa.com Dwina M. Putri, Top 6 Asia's Next Top Model 2017 Veronika Krasnasari, Founder Smitten By Pattern (Creative Design Brand) Laras Anggraini, dan Manager Medikal Divisi Consumer Health PT Kalbe Farma dr. Helmin Agustina Silalahi.
Dwina yang memiliki start-up di bidang teknologi menyadari tantangan-tantangan di atas. Apalagi, katanya, dunia teknologi masih didominasi laki-laki.
"Kita punya start-up dunia tech dan waktu itu masih minim cewek, apalagi cewek yang backgroundnya bukan dari IT. Dia akan melihat kayak, ah ngerti apa sih? Jadi belum apa-apa membuktikannya harus dobel," ujarnya di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (9/3).
Maubelajarapa.com merupakan sebuah platform pendidikan untuk meningkatkan kemampuan softskill. Dwina percaya bahwa edukasi adalah hak semua orang. Dia membangun platform tersebut dengan tujuan memberikan edukasi yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
"Tantangan terbesar adalah untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya softskill. Karena kan gak ada eksaknya. Kayak matematika satu tambah satu ya dua. Sedangkan kita, kenapa gue harus bayar 500 ribu untuk belajar kelas ini, outputnya kan gak langsung kalau softskill," jelasnya.
Sementara itu, Laras menyebut kesemua personilnya di Smitten By Pattern adalah perempuan. Bahkan mereka sering mengerjakan hal-hal yang biasanya dilakukan laki-laki.
"Personilnya 6 orang semuanya perempuan. Kita sering banget melakukan hal-hal yang orang-orang suka kaget. Misalnya kita bangun dan dekor booth sampai jam tiga pagi, saya kadang naik kursi, memaku, ngepalu, orang-orang kayak: yaampun cewek ngapain nih? Padahal sebenarnya ya kita bisa dan gak apa-apa," ungkapnya.
Bagi Veronika, tantangan-tantangan tersebut justru datang dari diri sendiri. Sebagai perempuan, dia mengaku bukan tipe orang yang terlalu peduli stigma orang lain.
"Sekarang kita beruntung perempuan sudah banyak gerakan emansipasi, feminisme, dan lainnya. Yang paling ngejatohin diri kita biasanya diri kita sendiri, keraguan yang ada di kepala kita sendiri atau ketika bikin pilihan dan itu salah," tuturnya.
Sementara dalam pemaparannya, dr. Helmin menyebut indeks pembangunan manusia pada perempuan memang masih di bawah laki-laki. Namun, katanya, hal tersebut terus mengalami peningkatan.
"Tahun 2019 sudah semakin naik dan hampir mirip dengan laki-laki," katanya.
Di sisi lain, dia menyoroti data WHO yang memperlihatkan bahwa angka harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
"Tapi sayangnya, perempuan lebih banyak kehilangan masa produktivitasnya. Walaupun umurnya panjang, perempuan ternyata memiliki masa tidak produktifnya lebih banyak dibandingkan laki-laki," jelasnya.
Untuk mencapai kesetaraan dengan laki-laki, katanya, perempuan harus berpendidikan.
"Biar wanita itu bisa equal dengan laki-laki ya kita harus bisa diberdayakan. Untuk bisa diberdayakan perempuan harus knowledgeable," tutup dr. Helmin.
Irwan Wijaya selaku Senior Manager Category Vitamin Divisi Kalbe Consumer Health PT Kalbe Farma Tbk menyebut bahwa Fatigon melalui pesan ““Perempuan #BisaSemua” ingin menginsiprasi perempuan Indonesia untuk terus aktif.
“Upaya Fatigon melalui pesan Perempuan #BisaSemua menjadi bagian dari mendorong semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dan mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam kehidupan politik, ekonomi dan publik. Hal ini sesuai dengan target pemerintah dalam Sustainable Development Goals mengenai Kesetaraan Gender," pungkas Irwan. (Ifa/OL-09)
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Menstruasi yang normal dan teratur adalah tanda bahwa reproduksi perempuan dalam kondisi baik, dan tubuh secara keseluruhan dalam keadaan sehat.
Seiring dengan pertambahan usia pada perempuan serta kehamilan mampu menyebabkan penurunan kekuatan otot panggul dalam menopang organ-organ vital.
Perjuangan perempuan Indonesia hari ini ialah kelanjutan dari jejak-jejak lokal yang pernah berjaya, tapi kini dibingkai dalam ideologi negara, yaitu Pancasila.
BRInita merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan.
POTENSI perempuan di sejumlah sektor harus mampu ditingkatkan melalui berbagai upaya pemberdayaan sebagai bagian dari langkah mengakselerasi pembangunan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved