Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Menteri Pertanian pun Mengaku Kagum

GalihAgus Saputra
28/1/2020 07:00

KEMARIN siang, suasana di depan Lobi 3 Kantor Media Indonesia di Kedoya, Jakarta Barat, lebih ramai dari biasanya. Banyak yang berlalu-lalang, tidak sedikit pula yang sibuk merapikan perkakas mereka.

Tak lama kemudian, tibalah Chairman Media Group Surya Paloh bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Keduanya hadir untuk membuka Festival Kopi Media Indonesia dalam rangka peringatan HUT ke-50 Media Indonesia.

Dengan mengucap basmalah sambil mengangkat cangkir kopi, Syahrul meresmikan festival. "Tos, untuk Media Indonesia," serunya kepada pengunjung.

Festival Kopi Media Indonesia berlangsung mulai kemarin hingga 30 Januari nanti. Beragam produk kopi, seperti Toraja, Lampung, Flores, hingga Papua, siap memanjakan pecinta atau penikmat kopi.

Syahrul mengaku kagum dengan festival kopi yang dihelat Media Indonesia. Menurutnya, festival biasanya diisi para profesional di bidang bisnis kopi atau kementerian, tapi kali ini yang berpartisipasi justru kalangan usaha kecil-kecilan.

"Lengkap sekali ini. Bahkan saya berencana bekerja sama dengan Media Indonesia untuk membuat festival dengan format sama di 10 negara besar. Kalau ini bisa kita lakukan, luar biasa sekali," tutur Syahrul.

Dia menambahkan, pertumbuhan kopi dalam negeri cukup pesat. Dalam setahun, Indonesia dapat mengekspor kopi sekitar 300.000 ton dengan nilai hingga Rp16 triliun. Itu pun masih bisa dikembangkan dua hingga empat kali lipat.

Festival Kopi Media Indonesia juga menghadirkan sejumlah pakar kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI). Asisten Penelitian Pascapanen PPKKI Bayu Setyo mengatakan pihaknya siap memberikan konsultasi gratis soal kopi.

"Istilahnya kita membawa klinik kopi. Jadi, teman-teman, maupun pengunjung bisa mencurahkan unek-uneknya tentang kopi, dari bahan tanam hingga teknologi kopi dan kakao yang dewasa ini sudah berkembang di pasaran. Tidak perlu takut dan bingung, kita belajar bersama-sama sejak nol di sini," tutur Bayu Setyo.

Pelaku usaha juga antusias sekaligus berharap kegiatan seperti ini rutin digelar. Ilham Rahmadi, 21, yang memiliki tenant Kopi Arabika Gayo, misalnya.

"Bapak saya orang Gayo, mama orang Gayo, punya lahan pertanian di sana. Dari kecil saya diajarin bertani. Harapan saya kopi Indonesia makin terkenal, makin diakui dunia,'' ucap Ilham. (Gas/Nur/X-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya