Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Unpas Kembangkan Traktor Gendong Multifungsi

Bayu Anggoro
23/12/2019 18:50
Unpas Kembangkan Traktor Gendong Multifungsi
Seorang mahasiswa Universitas Pasundan Bandung memperagakan cara kerja traktor hasil inovasi mereka di Bandung, Jabar, Senin (23/12).(MI/Bayu Anggoro)

BERKEBUN memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik. Kesuburan tanah Indonesia menjadi alasan utama akan optimisme tersebut. Namun, kekuatan ini saja dirasa tidak cukup bagi Universitas Pasundan Bandung. Penerapan teknologi diperlukan untuk mengoptimalkan hasil pertanian tersebut.

Perguruan tinggi swasta itu pun menemukan traktor multiguna yang diharapkan mampu membantu petani dalam beraktivitas. Berbeda dengan biasanya, temuan yang diberi nama 'Tractorpack Portable Multifungsi' ini memiliki ukuran kecil sehingga memudahkan petani dalam menggunakannya.

Kepala Pusat Inovasi, Teknologi, dan Bisnis Unpas Bandung, Farid, mengatakan, awalnya temuannya ini hanya traktor biasa. Bedanya hanya bisa digendong karena memiliki ukuran yang kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, eksperimennya bersama mahasiswa Fakultas Teknik Unpas ini berhasil mengembangkan fungsi traktor tersebut.

Selain untuk membajak sawah, kini alat itu pun bermanfaat juga sebagai pencacah, penyedot air, hingga menjadi sumber penghasil listrik. Farid memulai pembuatannya sejak 2016. Selama tiga tahun, dia bersama timnya dibantu pendanaan oleh BP3 Iptek.

"Sekitar tiga tahun, baru selesai," katanya saat ditemui pada peringatan Dies Natalis ke-59 Unpas, di Bandung, Jawa Barat, Senin (23/12).

Pada acara ini dipamerkan juga sejumlah hasil karya dosen dan mahasiswa dari Bandung tersebut. Selain untuk membajak sawah, menurut dia, mesin temuannya ini bisa untuk menyemprot hama dan penyedot air. Tak hanya itu, lanjut dia, traktor gendong ini pun bisa menjadi pencacah ranting untuk bahan pakan ternak.

"Bisa ranting pohon, atau rumput gajah. Sapi biasanya tidak suka rumput gajah yang belum dicacah," katanya.

Saat ini, pihaknya didorong Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan traktor multifungsi itu.

"Sekarang sudah mulai komersial," katanya.


Baca juga: KLHK Paparkan Tiga Langkah Indonesia Hadapi Perubahan Iklim


Dengan harga Rp10,8 juta, traktor gendong itu sudah bisa dibawa konsumen. Untuk mendapat manfaat lainnya, pembeli cukup membeli alat lainnya yang diperlukan seperti selang, dan tempat pencacah.

"Semuanya hasil anak bangsa," kata dia seraya menyebut pihaknya menggandeng pelaku industri kecil menengah di Jawa Barat.

Dengan begitu, pihaknya mampu memproduksi 100 unit traktor dalam setiap bulannya. Namun, dia mengakui mesinnya masih impor. Kini, pihaknya tengah mengembangkan mesin penggerak listrik agar komponennya bisa 100% lokal.

Di tempat yang sama, Rektor Unpas Bandung, Eddy Jusuf, mengatakan, pihaknya berharap kampus tersebut memiliki daya saing internasional. Berbagai kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa terus didorong termasuk dari sisi pembiayaan.

Selain traktor portable, menurut dia Unpas pun sudah menemukan mesin pengupas ketela yang kini sudah diekspor.

"Terutama ke Fiji. Di sana penghasil ketela, sudah memesan mesin ini kepada kita," katanya.

Dia menyebut, selain mengekspor, negara di Oseania itu pun sudah mengirimkan 14 warganya untuk belajar penggunaan mesin tersebut.

"Ada 14 orang datang ke kami untuk transfer skill dan knowledge," katanya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya