Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SOSOK Nadiem Makarim yang ditunjuk jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi perbincangan hangat warganet. Nama Nadiem paling banyak muncul dalam perbincangan dibandingkan menteri Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo-Ma'ruf Amin Lainnya,
Hal itu merupakan hasil temuan lembaga think thank Next Policy yang melakukan analisis sentimen tehadap Kadinet Indonesia Maju di platform media sosial.
Analis Senior Next Policy M. Rahmat Yananda mengatakan, mencuatnya nama Nadiem di jari warganet karena pria 35 tahun itu dinilai menemukan momentum saat Joko Widodo mengumumkan kabinetnya.
Momentum itu ialah karena Nadiem mewakili generasi milenial dan dia merupakan sosok sukses membangun teknologi digital yang kini juga dekat dengan kalangan milenial.
“Dan ketiga kebutuhan untuk menjadikan sains dan teknologi sebagai input penting untuk beragam kepentingan, yang menjadi salah satu kecakapan penting para milenial, “ jelas Rahmat saat memaparkan temuan lembaganya di Jakarta, Kamis (21/12).
Baca juga : Tak Penting Dari Parpol atau Bukan, Menteri Harus Bisa Kerja
Sentimen positif terhadap Nadiem pun berlanjut lewat perannya sebagai Mendikbud. Hal itu karena pendidikan Indonesia mengalami kebuntuan yang membutuhkan terobosan dan inovasi.
Peringkat Indonesia tidak kompetitif di sub indeks input untuk Pendidikan dan Riset terlihat dari laporan Global Innovation Index (GII) 2019.Peringkat Indonesia untuk sains, matematika dan literasi yang dikeluarkan OECD, tidak mengalami perkembangan menjanjikan.
“Nadiem dan generasinya menemukan momentum mengekplorasi jamannya,” kata Rahmat.
Meski demikian, publik masih terus menunggu gebrakan yang akan dihasilkan Nadiem dengan mencari terobosan untuk mempercepat anak-anak Indonesia menguasai beragam kecakapan di abad 21.
Kecakapan Abad 21 adalah kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan TIK yang kembangkan melalui kecakapan perpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kecakapan kreatif dan inovasi, serta kecakapapan kolaborasi.
“Nadiem adalah sosok yang tumbuh bersama dengan generasi milenial, memiliki pengalaman dan sukses mendirikan dan memimpin bisnis perusahaan rintisan, dan memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menjadikan teknologi sebagai keunggulan,” tutur Rahmat.
Harapan tinggi terhadap Nadiem tentu saja tidak dapat terlaksana begitu saja walaupun Nadiem berpengalaman mengantarkan Gojek menjadi perusahan rintisan berskala unicorn.
“Penyelenggaraan sektor privat dan sektor publik jelas berbeda. Akan tetapi telah lama juga pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, meminjam dan menggunakan penyelenggaraan praktik-praktik terbaik di sektor privat untuk kepentingan publik. Misalnya, Nadiem dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan dan pemerataan pendidikan Indonesia yang tengah berlangsung di negara lain ” jelas Rahmat.
Menurutnya, pendekatan generasi Nadiem dan generasi sebelumnya memang berbeda. Mereka berpikir untuk melihat masalah dan berkontribusi dalam pemecahannnya tanpa berlama-lama dalam proses perencanaan.
“Mereka adalah para eksekutor yang berproses menemukan cara terbaik mengatasi masalah,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, semua kemampuan dan pengalaman Nadiem membutuhkan dukungan.
“Kita harus memberikan kesemapatan yang fair kepada Nadiem untuk mengekplorasi momentumnya,” tegas Rahmat.
Dari pemaparan riset Next Policy, total ada 681.937 cicitan untuk kabinet Jokowi-Ma’ruf secara rata-rata, sentimen netral (24.828) mengungguli sentimen positif (11.646) dan negatif (16.982).
Baca juga : Nadiem Makarim di antara Dua Pondasi Pendidikan Kita
Menteri KKP Edhy Prabowo menyumbang sentimen negatif tertinggi karena menggantikan Menteri Susi sebagai menteri yang populer di kabinet terdahulu.
Menteri Basuki Hadimuljono mendatangkan sentimen positif yang tinggi karena telah dipercaya publik kinerjanya dalam pembangunan infrastruktur.
Nadiem Makarim yang dipercayai sebagai Mendikbud mendapatkan perhatian tertinggi dari warganet. Sementara itu, sektor ekonomi kreatif dan pariwisata yang dinakhodai oleh Menteri Wishnutama memunculkan harapan yang cukup tinggi.
Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal hastiadi mengatakan, era media sosial, kinerja kabinet mendapatkan perhatian tinggi publik. Kemampuan kabinet dan menteri-menteri memanfaatkan media sosial untuk membangun kepercayaan dan dukungan publik menjadi penting.
"Sejalan dengan pengaruh kuat media sosial, strategi tata kelola berbasis branding menjadi pilihan yang tepat untuk menguatkan citra organisasi dan pemimpin mendukung penyelenggaraan kebijakan publik," kata Fithra. (RO/OL-7)
LEMBAGA Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru evaluasi publik atas kinerja Gubernur- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025
Sebanyak 53% pekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menabung lebih sedikit dari rencana, hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Lembaga riset Ethical Politics mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 77,73%.
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved