Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Promosi 5 Destinasi Superprioritas Andalkan Storynomics

Dhika Kusuma Winata
07/8/2019 19:00
Promosi 5 Destinasi Superprioritas Andalkan Storynomics
formula baru storynomics tourism bakal digunakan untuk mengakselerasi percepatan pembangunan wisata di lima destinasi super prioritas(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp)

LIMA destinasi superprioritas yang ditetapkan pemerintah akan lebih dioptimalkan dan gencar dipromosikan. Formula baru storynomics tourism diterapkan untuk mengakselerasi percepatan pembangunan wisata di kawasan-kawasan destinasi superprioritas.

"Konsepnya quick win. Kami akan mengoptimalisasikan destinasi yang terabaikan karena kurang tergarap selama ini. Promosi akan lebih modern dengan pendekatan storynomics tourism yakni pariwisata berbasis storytelling," kata Irfan Wahid yang memimpin Tim Quick Win 5 Destinasi Super-Prioritas saat dihubungi di Jakarta, Rabu (7/8).

Lima destinasi superprioritas yang ditetapkan Presiden Jokowi ialah Toba, Borobudur, Manado, Mandalika dan Labuan Bajo. Irfan mengatakan pendekatan yang dilakukan timnya berbeda dengan pendekatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Baca juga: Empat Destinasi Wisata Jadi Superprioritas

Tim akan menggarap optimasi destinasi yang terabaikan atau belum muncul ke permukaan. Atraksi dan amenitas akan dibangun untuk menarik perhatian wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Ia mengatakan tim telah memetakan destinasi di kawasan Toba, Sumatra Utara.

Hasil pemetaan, akan ada 28 lokasi wisata yang pembangunan dan promosinya dipercepat. Beberapa di antaranya ialah Geosite Sipinsur, Huta Ginjang, Bakkara dan Aek Nauli.

"Di Geosite Sipinsur kami berencana membuat kereta wisata agar wisatawan bisa menikmati keindahan Danau Toba dengan asyik. Kemudian akan dibangun bianglala di Kuta Ginjang juga untuk menikmati Danau Toba dari ketinggian. Untuk di Aek Nauli ada atraksi gajah jinak dan monyet yang masih jarang publik tahu," jelasnya.

Untuk promosi, akan dilakukan lebih modern dengan pendekatan storynomics tourism. Menurut Irfan, amat banyak pengetahuan dan informasi budaya pada destinasi yang tidak diketahui publik.

Ia mengatakan banyak kisah-kisah dari kawasan Danau Toba, tetapi tak pernah digarap optimal sebagai kekuatan promosi. Misalnya, sejarah letusan Gunung Toba pada 73.000 tahun silam dan tempat kelahiran Raja Sisingamaraja di Bakkara.

"Pengetahuan sejarah dan budaya yang merupakan ciri khas destinasi Indonesia ini yang akan dikedepankan melalui berbagai medium promosi baik itu offline maupun online. Kami juga akan mengajak tokoh-tokoh Batak mempromosikan wisata Toba misalnya," tutur Irfan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya