Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
NARKOBA merupakan salah satu ancaman utama terhadap bonus demografi. Ketergantungan atas narkoba akan menjadikan angkatan kerja produktif menjadi tidak produktif yang berdampak pada sumber daya manusia Indonesia tidak berkualitas dan tidak siap memasuki persaingan global.
Oleh karena itu, perlu kerja sama yang kuat antara Badan Narkotika Nasional (BNN), masyarakat, pemerintah, dan aparat penegak hukum dalam melakukan tindak pencegahan, agar bonus demografi menjadi sebuah anugerah dan bukan beban demografi bagi bangsa Indonesia.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Heru Winarko, ketika menunjuk Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, menjadi salah satu juru kampanye BNN, di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (12/3).
Putut Prabantoro ialah alumnus Lembaga Ketahanan Nasional RI-PPSA XXI dengan latar belakang sebagai konsultan komunikasi publik. Hadir dalam pertemuan tersebut Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol Ali Johardi.
Dijelaskan lebih lanjut, pada 2045 Indonesia akan berada pada masa bonus demografi, karena ratio usia produktif 15-64 tahun lebih banyak daripada usia tidak produktif. Ini merupakan sebuah keberuntungan karena memiliki daya tawar dan sekaligus daya saing jika dibandingkan dengan negara lain.
Dalam bonus demografi ini memiliki generasi muda produktif yang lebih banyak. Artinya, Indonesia memiliki surplus angkatan kerja produktif dan ini berbanding terbalik dengan beberapa negara ekonomi lainnya seperti Jepang, Tiongkok, atau Uni Eropa. Ketiga negara ini rata-rata usia lebih tua jika dibanding dengan Indonesia. Hanya saja, jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi merupakan suatu beban bagi sebuah negara.
Baca juga: Pendidikan di Papua Butuh Solusi Luar Biasa
"Namun ancaman yang dihadapi adalah penyalahgunaan narkoba. Narkoba akan sangat mudah menghancurkan generasi muda sekarang yang seharusnya kelak menjadi pemimpin bangsa. Oleh karena itu, untuk memastikan usia produktif tidak terjerumus, perlu diadakan kampanye pencegahan lebih intensif. Harus semakin banyak keteladanan dan contoh dari kelompok usia muda produktif yang berhasil. Kampanye pencegahan itu juga bertujuan membangun karakter bangsa pada generasi muda mengingat tren pengguna narkoba pada 2018,” tegas Kepala BNN itu.
Menurut Heru, pengguna narkoba pada 2018 meningkat jika dibandingkan dengan 2017 menjadi 2,1%. Pada 2017, pengguna narkoba sebanyak 1,77% yang mayoritasnya adalah para pekerja. Namun kondisi ini berubah pada tahun 2018, di mana mayoritas pengguna adalah generasi muda, para pelajar atau mahasiswa.
Jika gambaran pada 2018 jumlah pengguna narkoba adalah generasi muda, masih menurut Heru, sangat dikhawatirkan pada 2045 pada saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan, Indonesia menghadapi masalah kepemimpinan yang berkualitas karena mayoritas dari jumlah pengguna narkoba saat ini adalah generasi muda.
Oleh karenanya, generasi muda perlu dibangunkan jati diri bangsanya dan ini menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk BNN, orangtua, pendidik, masyarakat, pemerintah serta aparat penegak hukum.
"Harus ada kampanye terus menerus dan berkesinambungan dengan tone positip kepada generasi muda sejak sekarang generasi muda membutuhkan pendampingan, keteladanan, komitmen dan membutuhkan rambu yang jelas untuk bisa bebas dari ancaman narkoba," tegas Heru. (RO/OL-1)
Kedua tersangka merupakan anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) di kampus UIN Suska Riau.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
Kepala BNN mengungkap sebanyak 312 ribu anak usia remaja di Indonesia terpapar narkotika
Dengan hukuman Satria Nanda yang lebih berat dibanding Teddy Minahasa dapat memberikan efek getar kepada Korps Bhayangkara.
Tidak hanya berhenti di Kepri, polisi juga melakukan pengembangan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Direktorat Reserse Narkoba juga menyita obat keras tertentu sebanyak 5,7 juta butir dan psikotropika 2.580 butir.
Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak, dalam rilis persnya Minggu (24/8) mengungkapkan, penangkapan berawal dari informasi masyarakat yang ditindaklanjuti tim opsnal Satnarkoba.
Donald Trump mengerahkan tiga kapal perang ke perairan lepas pantai Venezuela, dalam operasi memberantas perdagangan narkotika.
Polisi menerima informasi dari masyarakat terkait mobil Toyota Avanza hitam bernopol BM 1329 BH yang diduga membawa narkoba.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Pil ekstasi sebanyak 1.162 butir disita Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dari seorang pria berinisial JS di Penjaringan, Jakarta Utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved