Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Nyeri Haid, Waspadai Endometriosis

Micom
14/3/2018 07:00
Nyeri Haid, Waspadai Endometriosis
Ilustrasi Nyeri Haid, Waspadai Endometriosis(THINKSTOCK)

PEREMPUAN yang mengalami nyeri setiap kali haid sebaiknya berkonsultasi ke dokter kandungan dan kebidanan. Bisa jadi, nyeri itu gejala penyakit endometriosis. Dibutuhkan pemeriksaan dokter untuk memastikannya.

"Salah satu gejala endometriosis yang sering dialami penderitanya ialah nyeri saat haid," kata dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta, dr Ferdhy Suryadi Suwandinata SpOG, pada temu media kesehatan di rumah sakit tersebut, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, endometriosis ialah kelainan berupa tumbuhnya jaringan dari lapisan dalam dinding rahim (endometrium) di luar rongga rahim. Lokasi endometriosis tersering ialah di organ-organ dalam rongga panggul. Namun, ada juga kasus endometriosis terjadi di dalam usus, bahkan paru-paru.

Baca juga: Cara Mempercepat Siklus Menstruasi yang Aman

Setiap bulan, tubuh perempuan akan melepaskan hormon yang memicu penebalan endometrium sebagai persiapan untuk menerima sel telur yang sudah dibuahi. Apabila pembuahan tidak terjadi, endometrium itu akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah haid yang keluar dari vagina.

Pada penderita endometriosis, ketika siklus menstruasi tiba, jaringan endometrium yang ada di luar rahim juga turut menebal dan meluruh. Namun, darah tersebut akhirnya mengendap karena terletak di luar rahim. Endapan tersebut akan mengiritasi jaringan di sekitarnya. Itulah alasan penderita endometriosis kerap merasakan nyeri hebat ketika haid.

"Nyerinya khas, terjadi ketika haid dimulai dan berhenti tiga atau lima hari kemudian di tahap akhir periode haid. Jadi, bukan terjadi sebelum haid, melainkan bersamaan dengan haid," terang Ferdhy.

Sulit hamil
Selain menyebabkan nyeri haid, endometriosis membuat penderitanya sulit hamil. Sebab, endometriosis kerap tumbuh di organ ovarium (indung telur) dan saluran telur. Peradangan yang ditimbulkan endometriosis di area tersebut membuat kualitas sel telur memburuk.

Tak hanya itu, peradangan juga akan meninggalkan jaringan parut yang merusak organ ovarium dan sekitarnya, seperti menimbulkan pelengketan dan kebuntuan saluran sel telur. Akibatnya, sperma sulit bertemu sel telur. Jika demikian, pembuahan pun mustahil terjadi.

Pada kasus endometriosis yang terjadi di paru, lanjut Ferdhy, setiap haid terjadi si penderita biasanya akan mengalami batuk darah. Pada kasus endometriosis yang terjadi di usus, saat haid bisa timbul gejala feses berdarah.

Baca juga: Endometriosis, Nyeri Haid yang Sangat Mengganggu

Menurut Ferdhy, hingga saat ini penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti. Namun, teori yang diyakini sebagian besar dokter menyebutkan endometriosis terjadi ketika ada sebagian darah haid yang mengandung luruhan endometrium tidak mengalir ke luar, tetapi ke dalam, ke organ-organ dalam panggul atau yang sering disebut aliran darah terbalik. Jaringan endometrium itu tumbuh di tempat yang tidak semestinya.

"Untuk kasus endometriosis di paru dan usus, kenapa jaringan endometrium bisa sampai di sana, ada dugaan itu terjadi melalui aliran darah," kata Ferdhy.

Sebetulnya, lanjut dia, ada perempuan yang mengalami aliran darah terbalik, tapi dirinya tidak menderita endometriosis. Hal itu dimungkinkan karena sistem pertahanan tubuhnya mampu mengenali jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim sebagai sesuatu yang tidak normal kemudian melenyapkannya. "Soal ini, faktor genetis juga berpengaruh."

Terkait dengan penanganan, Ferdhy menerangkan endometriosis bisa diatasi dengan pil kontrasepsi hormonal serta operasi. "Jenis penanganan tergantung tingkat keparahan dan lokasi endometriosis yang terjadi," pungkas Ferdhy. (Nik/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya