Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SETELAH 20 tahun berlalu, penulis dan sutradara Joko Anwar kembali menyentuh genre komedi seperti debutnya, Janji Joni (2005). Kali ini, Joko datang dengan film berjudul Ghost in The Cell (Hantu di Penjara). Film ini mengisahkan dua geng yang saling bermusuhan lalu bertikai di dalam penjara Jakarta yang padat.
Seolah konflik mereka belum cukup, satu per satu narapidana mulai tewas. Bukan karena dibunuh oleh musuh, melainkan oleh sesosok hantu ganas. Mau tak mau, kedua geng harus bekerja sama jika ingin tetap hidup.
“Komedi adalah cinta pertama saya. Saya masih menggilai horor. Jadi ini saatnya menggabungkan keduanya dalam satu film,” kata penulis dan sutradara Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) Joko Anwar saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/7).
“Film ini adalah pencapaian terbaik Come and See Pictures sejauh ini. Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya,” tambah produser Tia Hasibuan.
Film ini dibintangi di antaranya oleh Abimana Aryasatya, Bront Palarae, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, Lukman Sardi, Mike Lucock, Yoga Pratama, Morgan Oey, Aming, Kiki Narendra, Rio Dewanto, Tora Sudiro, Almanzo Konoralma, Haydar Salishz, Arswendy Bening Swara, Dewa Dayana, Faiz Vishal, sineamtografer Jaisal Tanjung, sutradara Malaysia Ho Yuhang dan pemeran hasil pencarian casting di media sosial, Magistus Miftah.
Bagi Lukman Sardi, Aming Sugandhi, dan Tora Sudiro ini adalah reuni film komedi Quickie Express yang tayang tahun 2007 silam dan skenarionya ditulis oleh Joko Anwar. Selain itu film ini juga menyatukan tiga pemeran Pengepungan di Bukit Duri, Morgan Oey, Endy Arfian, Dewa Dayana. Film ini juga menandai kerja sama Joko Anwar dan Bront Palarae di luar Pengabdi Setan. Jaisal Tanjung, yang biasanya berada di belakang layar sebagai kolaborator tepercaya Joko Anwar untuk mengarahkan tata gambar, kini ikut bermain film.(M-2)
Bagi Nova, film ini menjadi terhoror yang pernah dimainkannya, karena ia harus mengenakan kostum pocong hingga delapan jam.
Anami Films resmi memperkenalkan film horor terbarunya berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini, yang mengangkat kisah kanibalisme dalam balutan thriller psikologis.
Film Labinak: Mereka Ada di Sini menyuguhkan ketegangan yang membelit, mengikuti kisah Najwa (Raihaanun), seorang ibu yang baru diterima sebagai guru di sekolah swasta elit.
Maryam: Janji & Jiwa Yang Terikat diadaptasi dari podcast viral Lentera Malam berjudul Belenggu Jin Kafir.
FILM horor Qorin 2 bersiap tayang di bioskop, itu merupakan sekuel dari film Qorin yang sukses meraup lebih dari 1 juta penonton pada 2022 lalu.
Dalam cuplikan perdana itu, tertulis jelas Etienne Caesar duduk di kursi Sutradara, itu menjadi debut perdananya untuk film panjang.
Menurut Joko Anwar, kedua syarat ini penting dipenuhi untuk memastikan bahwa setiap karya tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kedalaman dan inovasi.
Lukman Sardi, Tora Sudiro, dan Aming dipastikan kembali hadir dalam satu judul film layar lebar, Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) karya penulis dan sutradara Joko Anwar.
Selama proses syuting ada permintaan khusus agar rambut, kumis, dan jenggot Lukman dicukur. Ia pun mengaku melakukan transformasi tersebut tanpa tekanan.
Sutradara Joko Anwar kembali menggarap genre komedi yang dibalut elemen horor bertajuk Ghost in The Cell (Hantu di Penjara).
Di film ini, Joko bersama rumah produksi Come and See Pictures dan produser Tia Hasibuan akan kembali menyentil isu sosial. Salah satunya, adalah kegelisahannya pada kerusakan alam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved