Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PERNAHKAH menjalin hubungan rahasia yang berada di persimpangan penentuan masa depannya? Reality Club punya lagu yang pas, Quick! Love!, single terbaru mereka yang eksentrik.
Dirilis ke platform-platform musik digital pada 30 Mei 2025, single Quick! Love! adalah suguhan pertama dari album keempat kuartet asal Jakarta tersebut yang akan dilepas pada tahun ini juga.
“Quick! Love! adalah lagu tentang kekasih terlarang yang sudah saatnya menentukan langkah selanjutnya dari hubungan tanpa status mereka,” kata vokalis Fathia Izzati, yang menulis lagu tersebut saat Reality Club menggodok materi di Bali, Mei lalu.
“Saya pertama kali tahu kata ‘clandestine’ saat membaca buku. Saya mencari artinya, dan lagunya berkembang dari kata itu,” lanjutnya.
Untuk pembuatan Quick! Love!, pada Maret 2025, Reality Club mendatangkan Brad Oberhofer dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS) untuk mendampingi mereka dan kolaborator andalan Wisnu Ikhsantama sebagai produser sesi rekaman live di Tree Recording Studio, Bangkok, Thailand.
“Saya adalah penggemar berat Brad sejak masa kuliah di era indie sleaze pada 2013. Saya rajin mendengar album-albumnya sebagai Obenhofer, dan kini ia punya rekam jejak mengesankan setelah bekerja dengan artis-artis hebat seperti Nick Valensi, Willow Smith, Mk.gee dan Dijon,” kata vokalis Faiz Novascotia Saripudin, yang bermain kibor bersama Oberhofer di lagu ini, sementara permainan enam senar yang biasa ia lakukan dipercayakan kepada Gerry Roithart dan Luthfi Maajid, yang masing-masing adalah gitaris panggung dan sound engineer Reality Club.
“Prosesnya sangat menyenangkan karena itu pertama kalinya kami rekaman secara live, benar-benar bernyanyi dan bermain bersama sambil merasakan energinya. Tapi bagian terserunya adalah hari overdub di mana kami menggila dalam mengisi celah-celah di lagunya agar semakin seru,” tambahnya.
Basis Nugi Wicaksono menambahkan, “Saya enggak menyangka akan segila ini lagunya. Selama sembilan tahun di Reality Club, baru kali ini bikin lagu yang kami tuangkan semua hal ke dalamnya.”
Memang, di antara suasana dan tempo yang terus berubah serta koda berisi koor band, Anda bisa menyimak berbagai bunyi yang menggambarkan waktu yang mereka habiskan di Bangkok, termasuk rekaman suara ucapan “Hello, welcome!” yang menyambut pengunjung sebuah waralaba toko serba ada ternama.
Mengingat proses rekaman yang live di studio, tidaklah mengejutkan apabila Reality Club tak sabar untuk membawakan Quick! Love! di panggung-panggung mendatang.
“Kami membawakan lagunya bisa seseru itu di studio,” kata drumer Era Patigo. “Walau belum membawakannya di depan penggemar kami, setidaknya dalam bayangan kami, kayaknya bakal seru banget untuk mereka juga.”
Jika para penggemar pun terkejut dengan arah musik baru Reality Club pada Quick! Love!, itu hanyalah bagian dari cara kerja Reality Club dan juga alasan mereka memilih lagu itu untuk memperkenalkan album terbaru mereka.
“Satu-satunya kriteria kami saat membuat lagu adalah kami berempat menyukainya. Itulah modus operasi Reality Club,” kata Faiz. “Lagu ini khususnya akan memperkenalkan kami kembali dengan perspektif yang baru. Ini cara kami menunjukkan bahwa ini adalah sesuatu yang berbeda.”
“Saya cuma berharap pendengar bisa menikmati Quick! Love! dan merasa terhubung dengannya, karena saya tahu ada banyak hubungan terlarang tanpa status di dunia ini, terutama di Indonesia,” kata Fathia. “Kami juga berharap kalian tetap antusias, selalu sigap dan mencatat bahwa akan ada sesuatu lagi dari kami dalam waktu dekat.” (Z-1)
BRI Jazz Gunung Series 3 di Ijen melanjutkan kalender tetap acara berbentuk festival jazz, yang diadakan pertama kali pada 2018. Konsep festival musik jazz ini dinilai unik dan menarik.
Rangkaian tur konser Jackson Wang, MAGICMAN 2 WORLD TOUR 2025–2026, akan dimulai di Bangkok pada 3 dan 4 Oktober sebelum mampir ke Jakarta pada 18 Oktober.
Versi deluxe dari album Neck Deep akan menampilkan dua rekaman live, sekaligus menjadi pertama kalinya lagu favorit penggemar seperti STFU dan You Should See Me Now tersedia dalam format vinyl.
Perpaduan unik konser sinematik ini menjanjikan untuk membawa Anda ke Middle-earth dengan setiap nada dan setiap adegan.
Selain melayang di udara, Yura Yunita juga mengatakan dirinya akan bernyanyi di atas binatang artificial dengan ukuran sangat besar.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Normal Guy menjadi rilisan keempat Chris LaRocca pada tahun ini, sekaligus bagian dari rangkaian menuju EP terbarunya Dog Years, yang akan dirilis akhir tahun ini.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
Lagu ini menghadirkan warna musik dari Wijaya 80 yang lebih ringan dan enerjik sekaligus jadi komposisi dengan nuansa paling menyenangkan dalam karya-karya mereka sejauh ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved