Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERNAHKAH menjalin hubungan rahasia yang berada di persimpangan penentuan masa depannya? Reality Club punya lagu yang pas, Quick! Love!, single terbaru mereka yang eksentrik.
Dirilis ke platform-platform musik digital pada 30 Mei 2025, single Quick! Love! adalah suguhan pertama dari album keempat kuartet asal Jakarta tersebut yang akan dilepas pada tahun ini juga.
“Quick! Love! adalah lagu tentang kekasih terlarang yang sudah saatnya menentukan langkah selanjutnya dari hubungan tanpa status mereka,” kata vokalis Fathia Izzati, yang menulis lagu tersebut saat Reality Club menggodok materi di Bali, Mei lalu.
“Saya pertama kali tahu kata ‘clandestine’ saat membaca buku. Saya mencari artinya, dan lagunya berkembang dari kata itu,” lanjutnya.
Untuk pembuatan Quick! Love!, pada Maret 2025, Reality Club mendatangkan Brad Oberhofer dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS) untuk mendampingi mereka dan kolaborator andalan Wisnu Ikhsantama sebagai produser sesi rekaman live di Tree Recording Studio, Bangkok, Thailand.
“Saya adalah penggemar berat Brad sejak masa kuliah di era indie sleaze pada 2013. Saya rajin mendengar album-albumnya sebagai Obenhofer, dan kini ia punya rekam jejak mengesankan setelah bekerja dengan artis-artis hebat seperti Nick Valensi, Willow Smith, Mk.gee dan Dijon,” kata vokalis Faiz Novascotia Saripudin, yang bermain kibor bersama Oberhofer di lagu ini, sementara permainan enam senar yang biasa ia lakukan dipercayakan kepada Gerry Roithart dan Luthfi Maajid, yang masing-masing adalah gitaris panggung dan sound engineer Reality Club.
“Prosesnya sangat menyenangkan karena itu pertama kalinya kami rekaman secara live, benar-benar bernyanyi dan bermain bersama sambil merasakan energinya. Tapi bagian terserunya adalah hari overdub di mana kami menggila dalam mengisi celah-celah di lagunya agar semakin seru,” tambahnya.
Basis Nugi Wicaksono menambahkan, “Saya enggak menyangka akan segila ini lagunya. Selama sembilan tahun di Reality Club, baru kali ini bikin lagu yang kami tuangkan semua hal ke dalamnya.”
Memang, di antara suasana dan tempo yang terus berubah serta koda berisi koor band, Anda bisa menyimak berbagai bunyi yang menggambarkan waktu yang mereka habiskan di Bangkok, termasuk rekaman suara ucapan “Hello, welcome!” yang menyambut pengunjung sebuah waralaba toko serba ada ternama.
Mengingat proses rekaman yang live di studio, tidaklah mengejutkan apabila Reality Club tak sabar untuk membawakan Quick! Love! di panggung-panggung mendatang.
“Kami membawakan lagunya bisa seseru itu di studio,” kata drumer Era Patigo. “Walau belum membawakannya di depan penggemar kami, setidaknya dalam bayangan kami, kayaknya bakal seru banget untuk mereka juga.”
Jika para penggemar pun terkejut dengan arah musik baru Reality Club pada Quick! Love!, itu hanyalah bagian dari cara kerja Reality Club dan juga alasan mereka memilih lagu itu untuk memperkenalkan album terbaru mereka.
“Satu-satunya kriteria kami saat membuat lagu adalah kami berempat menyukainya. Itulah modus operasi Reality Club,” kata Faiz. “Lagu ini khususnya akan memperkenalkan kami kembali dengan perspektif yang baru. Ini cara kami menunjukkan bahwa ini adalah sesuatu yang berbeda.”
“Saya cuma berharap pendengar bisa menikmati Quick! Love! dan merasa terhubung dengannya, karena saya tahu ada banyak hubungan terlarang tanpa status di dunia ini, terutama di Indonesia,” kata Fathia. “Kami juga berharap kalian tetap antusias, selalu sigap dan mencatat bahwa akan ada sesuatu lagi dari kami dalam waktu dekat.” (Z-1)
Melalui mini album (EP) perdananya yang berjudul Unspoken, Adrian Sant mencoba menuangkan semua rasa yang tidak terucapkan menjadi karya musik yang jujur dan penuh makna.
Single utama dari album Balance milik Jake Miller, Rock Bottom, adalah lagu emosional yang ia garap bersama salah satu rekan kolaborator terlamanya, Neriah.
Mengangkat tema cinta yang tidak seimbang, Saiva menggambarkan bagaimana seseorang bisa kehilangan jati dirinya demi mempertahankan hubungan yang sebenarnya sudah timpang.
Jenaka Mahila mengatakan pernah mengikuti ekstrakurikuler memasak dan memiliki buku resep, sehingga sering memasak ulang masakan favoritnya melalui buku tersebut.
Lagu Bayangkan Ku Hilang dari Teddy Adhitya mengisahkan perasaan seseorang yang terus memberi cinta tanpa pernah benar-benar dilihat atau diakui.
Lagu Berikan Yang Terbaik dari Sammy Simorangkir bercerita tentang seseorang yang jatuh cinta pada kekasih orang lain.
Di tengah tren girl group Indonesia yang semakin banyak memilih lagu berbahasa Inggris, StarBe justru mengambil langkah berani: kembali membawakan lagu berbahasa Indonesia.
Agar bisa mendapatkan inti kisah yang diinginkan, Bunga Reyza mengatakan dirinya melakukan pendalaman dengan membaca novel maupun menonton ulang film Perahu Kertas.
Kisah Baru Orang Lama dari Brisia Jodie tercetus karena cerita tersebut banyak dialami oleh orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved