Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Kementerian Kebudayaan, serta para Artis Tanah Air menggelar nonton bareng (nobar) film “No Other Land” karya aktivis dan jurnalis Palestina serta Israel, Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan dan perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi penindasan dan genosida yang terus berlangsung di tanah mereka, sebagai pengantar menuju tayangnya film “GAZA.”
Turut hadir Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan, M.Si, CFRM, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag., dan Ketua Komisi Pendidikan dan Kader Majelis Ulama Indonesia Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, MA., dalam acara yang berlangsung di CGV Fx Sudirman, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Menteri Kebudayaan Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., menyampaikan dukungannya terhadap film mengenai Palestina ini. Menurut dia, film ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian di hati setiap orang melalui karya seni para seniman.
“Alhamdulillah, saya dapat hadir di sini untuk menonton film ini, sebagai film pengantar sebelum tayangnya “GAZA”. Selain soal kemanusiaan, film ini juga memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan kepada dunia tentang genosida yang terjadi di Palestina,” ujar Fadli Zon.
“Kami di pemerintah Indonesia, bersama masyarakat sipil dan organisasi kemanusiaan, akan terus berkomitmen untuk mendukung Palestina. Film ini adalah cara yang sangat efektif untuk memberikan informasi yang benar tentang peperangan yang terjadi di sana,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan, M.Si, CFRM. menyampaikan, BAZNAS memberikan dukungan penuh terhadap film ini dan mendukung penyebaran pesan-pesan kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.
“Kami sangat menyambut baik hadirnya film ini. Tidak hanya soal bantuan materi, tetapi lebih dari itu, Palestina membutuhkan dukungan moral dan kesadaran global. Kami akan terus mendampingi perjuangan Palestina melalui berbagai program kemanusiaan, termasuk mendukung tayangnya film “GAZA” di bioskop,” ujar Rizaludin.
Rizaludin juga menyampaikan, BAZNAS berharap karya-karya dari seniman Indonesia yang mendukung Palestina dapat terus diproduksi agar masyarakat teredukasi mengenai isu anti-genosida di Palestina.
“Melihat film “No Other Land” tadi, saya sangat teriris hatinya, apalagi jika film “GAZA” ini ditayangkan. Banyak sekali penderitaan warga Palestina dalam menghadapi peperangan. Dengan keberadaan film ini, saya harap masyarakat Indonesia dapat lebih peka terhadap luka yang dialami saudara-saudara kita di Palestina,” ujarnya.
“BAZNAS senantiasa mendampingi langkah-langkah para pendukung Palestina, karena kita telah menjalin kemitraan dengan beberapa negara seperti Mesir dan Yordania untuk menyalurkan bantuan,” ujar Rizaludin, yang juga menyampaikan kontribusi BAZNAS dalam memberikan bantuan baik secara material maupun moral kepada Palestina.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag., menegaskan, kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Dengan menonton film ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat merasakan betapa kejamnya penindasan terhadap rakyat Palestina.
“Indonesia akan selalu mendukung Palestina, dan saya yakin, suatu saat nanti, Israel akan merasakan betapa perihnya perlakuan yang mereka berikan, karena sejarah tidak akan berpihak kepada penindas,” ujar Buya Anwar.
Selanjutnya, Buya Anwar menyampaikan, MUI telah mewakafkan tokoh yang telah meneliti perkembangan perang yang terjadi di Palestina dan Gaza, yakni Ketua Komisi Pendidikan dan Kader Majelis Ulama Indonesia Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, MA., yang telah bersukarela mendalami setiap peristiwa yang terjadi di Palestina.
Bersama para aktor dan aktris Indonesia yang tergabung di dalam “Forum Artis Pembela Palestina” mereka juga akan berperan dalam film “GAZA”. Mereka berharap bahwa film ini akan mendapat respon positif dari seluruh kalangan, tidak hanya antar seniman saja. Hal ini, sebagai bentuk upaya agar semua pihak pada lingkup masyarakat dapat bergerak secara profesional dalam menyuarakan dukungan untuk Palestina. (RO/Z-2)
pentingnya memanfaatkan kekayaan warisan budaya Indonesia sebagai sumber inspirasi lahirnya produk-produk kekayaan intelektual (KI) yang bernilai ekonomi tinggi.
Konser Kemerdekaan Gita Bahana Nusantara 2025
MENEMUKAN kembali identitas Indonesia, demikian ide penulisan sejarah yang diusung oleh Kementerian Kebudayaan dengan melibatkan 113 sejarawan dan arkeolog.
Terdapat dua kategori yang dilombakan yakni lomba cipta lagu anak dan lomba menyanyi lagu anak.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menjelaskan penetapan Hari Kebudayaan pada 17 Oktober.
Kementerian Kebudayaan secara resmi menetapkan 17 Desember sebagai Hari Pantun. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 163 Tahun 2025 tentang Hari Pantun.
Ferry didapuk sebagai tokoh bangsa yang dapat mengubah strategi ekonomi Indonesia dan lebih berpihak pada pertumbuhan ekonomi desa dan umat.
WAKIL Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar abbas, mengatakan bahwa warga negara Indonesia benar-benar kehilangan dengan meninggalnya Kwik Kian Gie.
Fenomena sound horeg harus dilihat dari dampak yang ditimbulkan apakah itu baik atau merugikan masyarakat.
Fatwa MUI merekomendasikan agar Kemenkum tidak mengeluarkan legalitas sound horeg, termasuk kekayaan intelektual (KI) sebelum ada komitmen perbaikan
Judi dengan berbagai bentuknya termasuk dosa besar. Hal ini karena permainan judi termasuk dalam kategori gharar, yaitu transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian.
Penguatan diplomasi umat tidak hanya dapat dilakukan di tingkat negara atau lembaga resmi, tetapi juga melalui partisipasi masyarakat luas, khususnya generasi muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved