Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
JOKO Anwar kembali membuat gebrakan di Industri film lewat film terbarunya Pengepungan Di Bukit Duri, di mana film itu merupakan hasil kolaborasi rumah produksi milik Joko, Come and See Pictures dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Joko mengumumkan kalau Pengepungan Di Bukit Duri bakal tayang pada 17 April 2025. Terasa spesial, film itu menandai babak baru dalam karir perfilman Joko Anwar setelah 20 tahun berkarya, yang mana mengusung genre yang belum disentuh Joko sebelumnya yaitu drama-aksi.
Menggandeng rumah produksi Hollywood, Joko mengungkap bahwa hal itu tak membuatnya menghilangkan unsur ke-Indonesiaan pada film tersebut. Dia justru mencoba mengangkat Indonesia pada film tersebut melalu cerita yang dihadirkan.
"Film ini menjadi tantangan terbesar saya selama berkarir di film. Bukan saja secara teknis film ini harus menunjukkan kualitas yang tinggi karena bekerja sama dengan perusahaan film Hollywood legendaris yang punya standar tinggi, tapi ceritanya harus mencerminkan negeri kita saat ini,” kata Joko Anwar dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (30/1).
Dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan sederetan wajah baru dalam perfilman Indonesia, Film Pengepungan Di Bukit Duri menampilkan gambaran apa yang mungkin terjadi di Indonesia tak lama lagi jika Indonesia tidak memperbaiki diri dari masalah-masalah bangsa termasuk kedekatan anak-anak muda dengan budaya kekerasan.
Dikisahkan Edwin (Morgan Oey), berjanji pada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin menghadapi murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. Ketika akhirnya ia menemukan sang keponakan, kerusuhan pecah di seluruh kota, dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka.
Produser Tia Hasibuan menambahkan, Pengepungan di Bukti Duri juga menjadi upaya mengangkat rumah produksi Indonesia khususnya Come and See Pictures untuk naik kelas dengan berkolaborasi dengan Amazon MGM Pictures.
"Kami ingin semua yang terlibat dalam film ini, pemain, kru, dan Come and See Pictures naik kelas dengan membuat film yang setara dengan film-film dunia yang berkualitas tinggi" terang Tia.
Jelang perilisan pada 17 April mendatang, Pengepungan Di Bukit Duri pun telah merilis trailer. Terlihat disana bagaimana ketegangan Edwin harus bertahan hidup di negeri yang berkecamuk.
Bergabung bersamanya, Diana (Hana Pitrashata Malasan), Edwin harus menghadapi tekanan masyarakat yang dilanda konflik rasial dan gejolak yang semakin memanas di sekolahnya, sambil menjalankan misi menemukan keponakannya yang hilang. (H-2)
Menurut Joko Anwar, kedua syarat ini penting dipenuhi untuk memastikan bahwa setiap karya tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kedalaman dan inovasi.
Lukman Sardi, Tora Sudiro, dan Aming dipastikan kembali hadir dalam satu judul film layar lebar, Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) karya penulis dan sutradara Joko Anwar.
Selama proses syuting ada permintaan khusus agar rambut, kumis, dan jenggot Lukman dicukur. Ia pun mengaku melakukan transformasi tersebut tanpa tekanan.
Sutradara Joko Anwar kembali menggarap genre komedi yang dibalut elemen horor bertajuk Ghost in The Cell (Hantu di Penjara).
Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya
Di film ini, Joko bersama rumah produksi Come and See Pictures dan produser Tia Hasibuan akan kembali menyentil isu sosial. Salah satunya, adalah kegelisahannya pada kerusakan alam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved