Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BASSIST Metallica Robert Trujillo, baru-baru ini, mengungkapkan alasan mengapa dirinya jarang terlibat secara mendalam dalam proses penciptaan lagu untuk band thrash metal legendaris asal Amerika Serikat (AS) itu.
Trujillo pertama kali bergabung dengan Metallica pada 2003, setelah memutuskan untuk meninggalkan proyek band Zakk Wylde, Black Label Society.
Selama dua dekade bergabung dengan Metallica, kontribusi bassis berusia 60 tahun itu dalam penulisan lagu terbilang minim. Keterlibatan kreatifnya baru benar-benar terlihat pada setiap track di album Death Magnetic yang dirilis pada 2008.
Namanya baru kembali tercatat dalam kredit lagu ManUnKind di album Hardwired... To Self-Destruct (2016). Kemudian, di album terbaru 72 Seasons (2023), Trujillo hanya berkontribusi pada tiga lagu, yakni Screaming Suicide, You Must Burn!, dan Sleepwalk My Life Away.
Baru-baru ini, Trujillo mengungkapkan alasan mengapa ia tidak terlalu terlibat dalam proses kreatif pembuatan lagu di Metallica, dalam sesi wawancara dengan Toby Morse melalui podcast Life One Chance.
"Saya bergabung dengan Metallica dan mereka sudah menulis lagu-lagu luar biasa, jadi saya nggak bakal tiba-tiba masuk dan ikut campur begitu saja," ungkap Trujillo dikutip dari NME, Jumat (3/1).
Mantan bassis Suicidal Tendencies ini juga berbagi cerita, bahwa ia lebih menikmati posisi sebagai peran pendukung di Metallica, dengan berkontribusi dalam penulisan lagu sesuai dengan caranya sendiri yang sudah menjadi bagian dari gaya bermusiknya.
"Saya suka bikin orang senang dan merasa nyaman. Peran saya selalu untuk mendukung apa yang dibutuhkan tim. Kalau saya lagi nulis lagu bareng mereka, saya berkontribusi dengan cara itu," lanjutnya.
Trujillo juga berbagi cerita tentang bagaimana proses kolaboratif di Metallica berjalan saat menciptakan musik.
Meski namanya tidak selalu tercantum dalam kredit lagu, ia mengungkapkan dirinya selalu hadir di studio bersama anggota band lainnya.
"Maksud saya, kami selalu berkontribusi. Mau nama saya ada di lagu atau nggak, saya selalu ada di ruangan setiap kali kami lagi ngerjain musik. Saya di sana, bareng Lars Ulrich (drummer Metallica) dan James Hetfield (vokalis Metallica)," terang Trujillo mengenai kontribusi dirinya.
"Ada kalanya saya mikir, 'Wah, saya punya ide keren nih,' dan James selalu terbuka. Kalau dengerin bagian tengah dari lagu You Must Burn! di album baru, itu sebenarnya saya sama James lagi jamming di ruang tuning, yang kemudian jadi bagian dari lagu ini," sambungnya.
Bagi Trujillo, prioritas utamanya di Metallica adalah menjaga keharmonisan di antara setiap anggota band.
Ia merasa peran tersebut sangat penting untuk memastikan semua bisa bekerja bersama dengan baik, menciptakan suasana yang positif dalam proses bermusik.
"Selama semuanya berjalan dengan lancar, itu yang paling penting. Dan juga, gimana kita bisa saling menyesuaikan dengan kepribadian satu sama lain," ujar Trujillo.
"Ini seperti, kamu bakal hidup bareng orang-orang ini, kayak keluarga. Itu persaudaraan. Kamu harus saling menghormati, dan menghargai satu sama lain," tambahnya.
"Apalagi kalau kalian berada di ruang yang sama, saling menghormati itu penting. Harus bisa saling mendukung satu sama lain, dan hal-hal seperti itu sangat berpengaruh," tutup Trujillo. (Z-1)
Kumpulan karya Nadine Makalew bagaikan roller coaster yang mencerminkan dirinya mencari identitas dan mengarungi tantangan-tangan yang dilewati oleh Nadine ketika hidup merantau di luar.
Soulvibe menyampaikan bahwa Melewatkanmu bercerita tentang penyesalan karena melewatkan kesempatan mengungkapkan perasaan.
BAND britpop asal Bandung The Radiostar kembali merilis karya terbaru mereka yang berjudul Retorika Ilusi, single kedua menyusul kesuksesan single pertama Euforia Ego.
Banyak lagu di EP 2006 milik Lilli QueenB terinspirasi dari pengalamannya menghadapi insecurity, anxiety, dan tantangan kesehatan mental.
Lebih dari dua dekade perjalanan memperlihatkan konsistensi Muchtar P Simanjuntak dalam membangun visi besar. Ia tidak pernah berhenti menekankan pentingnya kolaborasi dan keberlanjutan.
Bakat musik Miel Caerol sudah terlihat sejak usia dua tahun, ketika ia sering menggubah nada dan lirik sederhana secara spontan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved