Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Polisi Selidiki Tim Produksi KBS yang Diduga Merusak Situs Warisan Dunia UNESCO

Thalatie K Yani
03/1/2025 08:33
Polisi Selidiki Tim Produksi KBS yang Diduga Merusak Situs Warisan Dunia UNESCO
Polisi Provinsi Gyeongbuk sedang menyelidiki tim produksi drama dari penyiar publik KBS yang diduga menempelkan paku pada Paviliun Mandaeru di Byeongsan Seowon, Andong.(Visit Korea)

POLISI akan menyelidiki tim produksi drama dari penyiar publik KBS atas dugaan penempelan paku di situs Warisan Dunia UNESCO untuk menggantung properti, kata pejabat pada Jumat.

Polisi Provinsi Gyeongbuk mengatakan sebuah pengaduan diajukan pada hari yang sama oleh seorang warga yang dikenal sebagai warga Andong, Provinsi Gyeongsang Utara, yang menuduh tim tersebut menyebabkan kerusakan pada Byeongsan Seowon di kota tersebut.

Kota Andong, sekitar 190 kilometer sebelah tenggara Seoul, mengatakan pada Kamis, mereka sedang mempertimbangkan tindakan hukum setelah menemukan lima bekas paku, masing-masing sekitar 1 sentimeter dalam dan 2-3 sentimeter lebar, yang tertinggal di Paviliun Mandaeru, sebuah harta nasional yang terletak di dalam situs tersebut.

Paku-paku itu digunakan untuk menggantung enam lentera selama pengambilan gambar drama pada 30 Desember.

Sebagai tanggapan, KBS mengeluarkan permintaan maaf dan berjanji untuk secara aktif menangani kerusakan tersebut, memperbaiki situs, dan melaksanakan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Polisi mengatakan akan memindahkan kasus ini ke Polsek Andong setelah meninjau pengaduan tersebut.

Byeongsan Seowon, bagian dari kelompok sembilan akademi Neo-Konfusianisme dari Dinasti Joseon (1392-1910), terdaftar di Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2019.

Akademi-akademi ini, yang terletak di lingkungan alami dekat gunung dan sumber air, berfungsi sebagai tempat bagi para sarjana untuk belajar, berinteraksi dengan lingkungan, serta mengembangkan pikiran dan tubuh mereka.

UNESCO telah mengakui "seowon" ini karena menggambarkan "proses sejarah di mana Neo-Konfusianisme dari China diadaptasi dengan kondisi Korea." (Yonhap/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya