Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIM arkeolog dari Universitas Katolik Leuven (KU Leuven) dan Royal Belgium Institute of Natural Sciences di Belgia melaporkan adanya praktik pemakaman unik yang dilakukan oleh masyarakat era Kekaisaran Romawi awal di wilayah yang kini menjadi barat daya Turki.
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Antiquity pada 21 Februari, tim ini menjelaskan temuan mereka terkait lokasi pemakaman serta artefak. Tim tersebut meneliti situs yang berada di Sagalassos, dengan artefak-artefak di lokasi tersebut diperkirakan berasal dari sekitar tahun 100 Masehi hingga 150 Masehi.
Artefak-artefak tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Sagalassos pada masa itu memiliki cara kremasi yang berbeda dibandingkan dengan praktik umum di wilayah Kekaisaran Romawi lainnya.
Alih-alih membakar jenazah di atas tumpukan kayu, mengumpulkan sisa-sisanya, dan memindahkannya ke lokasi lain, mereka melakukan kremasi langsung di tempat tanpa perlu memindahkan jenazah.
Dikutip dari Live Science pada Kamis (12/12), Arkeolog dari Universitas Katolik Leuven (KU Leuven) Belgia, Johan Claeys mengatakan bahwa pemakaman ini ditutup dengan tidak hanya satu, tetapi tiga lapisan berbeda, yang tampaknya mencerminkan upaya untuk melindungi yang hidup dari arwah orang mati atau sebaliknya.
Para peneliti menduga bahwa upacara pemakaman yang tidak biasa ini dilakukan untuk mencegah roh orang yang telah meninggal melarikan diri. Mereka yang melakukan penguburan tampaknya khawatir terhadap pembalasan, sehingga menggunakan berbagai untuk memastikan jenazah tetap terkunci aman di dalam tanah.
“Meskipun masing-masing praktik ini dikenal dari pemakaman era Romawi, kremasi di tempat, penutup ubin atau plester, dan paku bengkok sesekali, kombinasi ketiganya belum pernah terlihat sebelumnya dan menyiratkan rasa takut terhadap ‘orang mati yang gelisah’,” kata Johan Claeys.
Sebagai bagian dari proyek Penelitian Arkeologi Sagalassos, penguburan di pinggiran kota digali dan dipelajari termasuk praktik "kremasi non-normatif.”
Biasanya, kremasi pada era Romawi melibatkan pembakaran jenazah, diikuti dengan pengumpulan abunya untuk dimasukkan ke dalam guci sebelum dikubur di makam atau ditempatkan di mausoleum. Namun, di Sagalassos, kremasi dilakukan langsung di lokasi, yang terungkap melalui posisi anatomi tulang yang tersisa.
Hal yang lebih menarik adalah kontras antara barang-barang kuburan dan makam ditutup. Para arkeolog menemukan barang-barang pemakaman yang lazim, seperti pecahan keranjang anyaman, sisa-sisa makanan, koin, serta bejana dari keramik dan kaca.
Barang Unik
Peneliti juga menemukan barang-barang unik yang dikuburkan bersama jenazah, seperti paku yang sengaja ditekuk. Selain itu, berbeda dari tempat kremasi lainnya pada masa itu, area kremasi di Sagalassos ditutup rapat dengan lapisan kapur dan batu bata.
Marco Milella , seorang peneliti di Institut Kedokteran Forensik di Universitas Bern di Swiss yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan ia cenderung setuju dengan kesimpulan tentang paku yang bengkok, menurut Milella sering ditemukan di pemakaman Eropa Barat yang berasal dari abad pertama hingga kedua Masehi.
"Ketakutan terhadap orang mati adalah suatu kemungkinan, begitu pula jimat untuk melindungi orang mati atau mungkin keduanya.” tambahnya.
Keyakinan yang mendorong masyarakat Sagalassos untuk menguburkan pria ini dengan cara yang tidak biasa dapat dianggap sebagai bentuk sihir, yakni tindakan yang dimaksudkan untuk menghasilkan efek tertentu melalui hubungan supernatural.
Ada kemungkinan penguburan yang tidak lazim ini dilakukan untuk menangkal kematian yang dianggap tidak biasa atau tidak wajar. Namun, para peneliti tidak menemukan tanda-tanda trauma atau penyakit pada tulang-tulangnya. (Livescience/P-5)
Lukisan itu ditemukan oleh para arkeolog yang melakukan penggalian di kota Romawi kuno itu, pada akhir pekan lalu.
Angka Romawi: Pandungan lengkap cara membaca, menulis, dan penggunaannya. Pelajari sejarah dan tabel angka Romawi 1-2000 dengan mudah!
Patung kaisar Romawi yang hidup dari tahun 145 hingga 211 M itu, baru-baru ini dikirim kembali ke Turki, namun tanpa kepala.
Palestina mendesak UNESCO untuk menghentikan proyek permukiman ilegal Israel di situs arkeologi Sebastia di Tepi Barat.
Pemprov Bali melakukan kremasi 11 jenazah terlantar dan dikenal yang berada di RSUP Sanglah, Denpasar.
Navajo Nation, suku pribumi terbesar di Amerika, mengungkapkan kekhawatiran atas keberadaan sisa manusia di bulan yang memiliki tempat sakral dalam budaya mereka.
Tato menggunakan abu kremasi dari orang tercinta menjadi tren yang belakangan dilakukan beberapa orang. Meski begitu banyak juga mendapatkan kritikan karena dinilai tidak higienis.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar melakukan kremasi terhadap 25 jenazah terlantar, tidak diketahui identitasnya dan tersimpan sejak tahun 2019.
Fasilitas gratis yang baru saja dibuka ini diharapkan dapat menekan praktik kartel terhadap kremasi jenazah pasien covid-19 di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved