Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Belajar Angka Romawi, Ini Daftar Penulisan Angka Romawi 1 - 2000 Lengkap dengan Sejarahnya

Andrei Wilmar
05/3/2024 15:15
Belajar Angka Romawi, Ini Daftar Penulisan Angka Romawi 1 - 2000 Lengkap dengan Sejarahnya
Angka romawi(Freepik)

SIAPA tak kenal angka romawi? Paling tidak angka ini mudah ditemukan pada bab buku, skripsi dan penelitian. Tak hanya di lingkup pendidikan, beberapa jam analog juga terkadang masih menggunakan angka romawi untuk mempertahankan desain jadul. 

Sistem bilangan yang melambangkan angka dengan huruf ini sangat unik untuk dibicarakan. Sudah lama ditinggalkan untuk urusan matematika, tak semua orang bisa membaca angka Romawi. Pun demikian, terdapat beberapa kesempatan angka romawi tetap digunakan. 

Jadi, mempelajari cara membaca dan menulis angka romawi juga tetap memiliki urgensi tersendiri.Tentunya, tujuan utamanya adalah agar tidak merasa bingung ketika menghadapi huruf-huruf ini.

Sebenarnya sistem penomoran bangsa Romawi kuno ini terbilang sederhana, mengingat hanya ada 7 huruf untuk mewakili angka. Namun ternyata terdapat juga penggabungan huruf untuk penjumlahan dan pengurangan, membuatnya lebih rumit. 

Maka dari itu, berikut definisi setiap angka romawi, daftar angka romawi dari 1 - 1000, dan sejarah angkar romawi:

Definisi setiap angka Romawi

Desimal Romawi
1 I
5 V
10 X
50 L
100 C
1000 M
2000 MM

 

Tabel Angka Romawi 1-2000

Desimal Romawi
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XI
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
150 CL
200 CC
250 CCL
300 CCC
350 CCCL
400 CD
450 CDL
500 D
550 DL
600 DC
650 DCL
700 DCC
750 DCCL
800 DCCC
850 DCCCL
900 CM
950 CML
1000 M
2000 MM

 

Contoh Penggunaan Angka Romawi

Penjumlahan

Penjumlahan dalam bilangan romawi dilakukan dengan meletakan angka besar terlebih dahulu, kemudian diikuti angka yang lebih kecil. Aturan penulisan bilangan romawi menggunakan sistem penjumlahan adalah sebagai berikut:

CXXXV melambangkan bilangan 135, yaitu: 100 + 10 + 10 + 10 + 5 = 85

CXXXXIII merupakan penulisan yang salah, Ketika X diulang empat kali secara berurutan (XXXXC), itu merupakan kesalahan penulisan, sebab seharusnya X diulang hanya dua kali sebelum C.

Pengurangan

Pengurangan hanya dapat dilakukan sekali pada bilangan yang sama, seperti berikut: 

Untuk melakukan pengurangan, letakan angka romawi yang lebih kecil di depan dan yang lebih besar di belakang. Demikian pula, angka Romawi V, L, dan D tidak bisa digunakan dalam pengurangan. 

IX mewakili angka 9 dengan cara menghitung 10 (X) - 1 (I) = 9 (IX). Angka Romawi X hanya dapat digunakan untuk mengurangkan angka Romawi L dan C, seperti contoh: XL.

Angka Romawi I hanya bisa mengurangkan angka Romawi V dan X, seperti contoh: IV merepresentasikan angka 4 dengan menghitung 5 (V) - 1 (I) = 4 (IV).

IX mewakili angka 9 dengan cara menghitung 10 (X) - 1 (I) = 9 (IX). 

Angka Romawi X hanya dapat digunakan untuk mengurangkan angka Romawi L dan C, seperti contoh: 

XL mewakilkan angka 40 dengan penghitungan sebagai berikut, 50 (L) - 10 (X) = 40 (XL)

XC mewakilkan angka 90 dengan penghitungan sebagai berikut, 100 (C) - 10 (X) = 90 (XC) 

Angka Romawi C hanya dapat digunakan untuk mengurangkan angka Romawi D dan M.

 

Pola berulang

Pola berulang terjadi ketika beberapa huruf yang sama berturut-turut, menandakan penambahan nilai. Sebenarnya caranya hampir mirip dengan penjumlahan, contoh: 

III melambangkan bilangan 3, yaitu 1 + 1 + 1 = 3

XXX melambangkan bilangan 30, yaitu 10 + 10 + 10 = 30

CCC melambangkan bilangan 300, yaitu 100 + 100 + 100 = 300

MMM melambangkan bilangan 3.000, yaitu 1.000 + 1.000 + 1.000 = 3.000

 

Pembatasan berulang 

Huruf yang sama tidak boleh muncul lebih dari tiga kali berturut-turut. Jika lebih dari itu, gunakan notasi pengurangan. Contoh: IIII adalah penulisan yang salah, gunakan pengurangan, yakni IV (4); XXXX adalah penulisan yang salah, gunakan pengurangan, yakni XL (40). 

Meskipun angka Romawi telah ditinggalkan dalam penggunaan sehari-hari, huruf-huruf yang melambangkan angka ini masih sering muncul dalam konteks tertentu seperti pengukuran jam, penghargaan, atau simbolis dalam desain dan arsitektur. Bahkan di lingkungan pendidikan tinggi angka romawi masih berguna untuk menandai bab penelitian.  

Pun demikian, angka Romawi memiliki keterbatasan dalam merepresentasikan angka besar dan tidak cocok untuk perhitungan matematika yang kompleks. Dalam penulisan, penting untuk memahami aturan dan kaidah penulisan angka Romawi agar menghindari kesalahan interpretasi.

Dengan memahaminya, membaca dan menulis angka romawi akan dapat dilakukan dengan mudah. Meskipun sistem ini telah mengalami perubahan sepanjang sejarah, penggunaannya masih dapat dihargai dan dipahami sebagai warisan budaya dan sejarah Romawi kuno.

Sejarah Romawi Kuno 

Angka romawi mulai dikembangkan pertama kali pada tahun 100 Masehi oleh bangsa Romawi kuno. Bangsa Romawi kuno di zaman itu menggunakan sistem penomoran yang berbeda dengan sekarang. 

Terdapat tujuh simbol huruf yang digunakan untuk merepresentasikan setiap angka, yaitu I, V, X, L, C, D, dan M.

Sistem bilangan ini sebenarnya diadaptasi dari bangsa Etruscan. Simbol dan bentuk penulisan angka romawi pun terlihat mirip dengan angka Etruscan yang juga menggunakan huruf. Pun demikian, angka Etruscan tak hanya menggunakan huruf, tetapi juga menyertakan gambar.  

Penggunaan gambar dan huruf untuk mewakilkan angka tentu saja sulit, baik ditulis, maupun dibaca. Maka kemudian, bangsa Romawi kuno akhirnya mempermudah penulisan bilangan hanya dengan huruf, dengan tujuan agar lebih sederhana. 

Sebagai ilustrasi, penulisan angka dalam bahasa Etruskan adalah seperti ini: I ^ X П 8 П. Dalam angka Romawi, representasinya akan menjadi: I V X L C M. Tentu saja adaptasi ini mengubah sistem penomoran dengan sangat pesat. 

Tetapi, sejak kemunculan angka modern, penggunaan angka Romawi terbatas pada penulisan situasi-situasi khusus.  Terdapat beberapa penyebab pembatasan ini, yaitu angka romawi tidak memiliki simbol yang mewakilkan angka 0 dan tidak cocok untuk penghitungan matematika yang kompleks. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya