Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SUTRADA Film Malam Pencabut Nyawa (Respati), Sudharta Tata, tidak menyangka filmnya akan laris-manis di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024. Tayang pada Senin (8/7) malam waktu Korea, tiket Respati langsung diburu dan sold out.
Kesuksesan Respati ini mengulangi kesuksesan film Tata lainnya, Ali Topan, yang diputar di Busan International Film Festival tahun lalu.
BIFAN adalah festival film internasional tahunan yang berfokus pada film-film genre fantasi, thriller, horor, dan misteri.
Baca juga : Possession: Kerasukan Raih Sukses di BIFAN 2024, Razka Robby Ertanto Tertantang Bikin Film Lagi
"Di luar dugaan ya, sangat di luar dugaan. Ini sebenarnya merupakan festival kedua saya di Korea sebelumnya di Busan. Dan ternyata apresiasi mereka (masyarakat Korea) sangat luar biasa. Jadi tentu senang banget ya," kata Tata ditemui di CGV Sopoong, Korea Selatan, Senin (8/7).
Kesuksesan Respati ini diakui Tata di luar ekspektasinya. Tayang dua hari di BIFAN, yakni 6 dan 10 Juli, pada dua pemutaran itu tiket film yang dibintangi Devano Danendra dan Keisya Levronka itu laris manis.
"Awalnya tuh sempat, aduh ini ada yang nonton gak ya, ada yang nonton gak ya. Maksudnya aku juga sampai ngecek di webnya gitu, ini ada yang nonton apa enggak, ternyata sold out, hari kedua juga sold out, jadi benar-benar melegakan dan membahagiakan," ujarnya.
Baca juga : Siksa Kubur Dapat Respon Positif di BIFAN 2024
Tidak hanya lewat penjualan tiket, Antusiasme para penonton yang didominasi masyarakat Korea Selatan juga terlihat pada sesi tanya jawab, saking antusiaanya masyarakat ingin bertanya, membuat sejumlah penanya tidak bisa bertanya karena waktu yang terbatas.
Ragam pertanyaan berkaitan film diberikan audience, mulai dari keaslian bunga nyai malam yang ada di film Respati, hingga mitos-mitos yang ada di Jogjakarta, lokasi yang menjadi latar belakang lokasi film respati.
"Selalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang anglenya tuh berbeda daripada pertanyaan-pertanyaan yang pernah aku dapatkan dari audiens Indonesia dan itu keren banget dan itu menarik banget sih," terang Tata.
"Sebenernya sesi tanya-jawab itu waktu yang cukup pendek ya, kalau kita mau ngomong sesuatu yang harusnya bisa diomongin secara berjam-jam gitu. Tapi sebenarnya kalau kita bicara soal mitos-mitos yang terjadi di Jogja itu tuh banyak sekali ragamnya gitu. Tapi paling nggak itu dulu sebagai buat pijakan," imbuhnya.
Di BIFAN 2024 ada tiga film Indonesia yang diputar dan sukses mendapat perhatian audience. Selain Respati, film Siksa Kubur milik Joko Anwar dan Possession : Kerasukan karya Razka Robby Ertanto juga tampil dalam festival film international tersebut. (Z-1)
KOMPETISI film Alternativa Film Festival akan kembali digelar untuk ketiga kalinya. Di edisi ketiga kali ini, ajang tersebut akan diselenggarakan di Kolombia di kuartal kedua tahun 2026.
Ide pembuatan lomba video animasi itu merupakan hasil diskusi antara UBL bersama Indoposco dan terdorong keberhasilan Film Jumbo (2025).
Wahana Kreator Nusantara menghadirkan komedi aksi yang menyatukan aktor lintas generasi.
Setelah vakum selama 17 tahun dari dunia perfilman, Rieke Diah Pitaloka kembali menyapa penggemar melalui film aksi komedi berjudul Agen +62.
Festival Film Amerika Latin dibuka dengan film asal Meksiko, Pedro Paramo — adaptasi kuat dari novel klasik karya Juan Rulfo, yang diputar untuk publik secara global untuk kedua kalinya.
Film Lorong Kost bakal membawa penonton masuk ke dalam dunia gelap dan penuh teror yang tersembunyi di balik rumah kost tua.
Teror yang terjadi dalam film Waktu Maghrib bukan hanya disebabkan oleh makhluk halus, tetapi juga konsekuensi dari tindakan karakter-karakternya yang melanggar nilai-nilai dan norma.
"Kami menggarap cerita yang terinspirasi dari kisah nyata tentang kejahatan terstruktur dari sekelompok elit, kemudian digabung dengan cerita urban legend,”
Malam Pencabut Nyawa merupakan film horor yang kisahnya diadaptasi dari novel bertajuk Respati karya Ragil JP.
Film yang diangkat dari novel laris karya Teguh Esha yang populer pada era 1970-an itu bercerita tentang kisah asmara Ali Topan (Jefri Nichol), seorang pemuda dari keluarga berantakan.
Dalam teaser resmi, Ali Topan digambarkan sebagai pemuda yang menjalani kehidupan di jalanan Blok M dan Warung Seni bersama gengnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved