Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MUSISI, komposer, produser, dan multiinstrumentalis pemenang penghargaan Grammy berdarah Islandia-Tiongkok, Laufey, telah merilis sebuah film pendek untuk single terbarunya, Goddess.
Film pendek itu digarap sutradara film Past Lives, Celine Song, yang kini telah menjadi peraih nominasi Academy Award dan Golden Globe, dan merupakan pemenang Spirit Award.
Direkam di Brooklyn, New York menggunakan film 35 mm, video klip Goddess menampilkan Laufey dan bintang serial Netflix Heartstopper, Will Gao, yang juga aktif sebagai musisi di duo Wasia Project.
Baca juga : LØLØ Rilis Single U & The Tin Man
Tentang video klip terbarunya, Laufey menjelaskan, "Dapat bekerja sama dengan Celine untuk film pendek Goddess ini adalah sebuah hal yang istimewa bagiku. Dia adalah sosok yang memiliki visi yang jelas terhadap karya yang ia garap, dan itu terbukti setelah aku menonton Past Lives, dan ide-ide yang ia miliki mengenai Goddes' berpadu sempurna dengan narasi lagunya itu sendiri."
Baca juga : Elijah Woods Proses Duka Kehilangan Teman Lewat EP Silver Lining
"Kami bahkan memiliki sebuah pemahaman yang sama mengenai lagu ini yang pada akhirnya membuat proses kerja sama ini berjalan secara mulus, dan aku sangat beruntung bisa berkolaborasi dengan seseorang yang karyanya sangat aku kagumi," lanjutnya.
Tahun 2023 menjadi tahun yang penting dalam perkembangan karier penyanyi Islandia berdarah Tiongkok ini. Album Bewitched miliknya menjadi album jazz dengan angka debut terbesar di Spotify sepanjang sejarah.
Album tersebut debut di nomor #2 di chart Spotify Global dan chart U.S. Albums, nomor #23 di chart album Billboard 200, nomor #1 di chart Billboard Independent Albums, dan #1 di chart Current Traditional Jazz Albums.
Baca juga : Jason Ranti Jadikan Hari-Hari Musik Doa untuk Kebahagiaan
Single From The Start dari album itu juga telah mendapatkan sertifikasi Gold.
Kerja keras Laufey untuk album Bewitched mencapai puncaknya dengan kemenangannya di gelaran penghargaan Grammy tahun ini. Ia berhasil membawa pulang satu piala Grammy untuk kategori Best Traditional Pop Vocal Album.
Laufey juga membawakan From The Start di acara Premiere Ceremony Grammy. Selain itu ia juga berkolaborasi dengan Billy Joel di atas panggung untuk memainkan single Turn The Lights Back On milik Billy Joel dengan Laufey memainkan cello.
Baca juga : Ade Govinda Pilih Sammy Simorangkir untuk Single Selagi Punya Waktu
Laufey kini berbasis di Los Angeles. Saat tumbuh dewasa, dia menghabiskan waktu antara Kota Reykjavík, Islandia dan Washington DC, Amerika Serikat, serta sering mengunjungi Beijing, Tiongkok tiap tahunnya.
Laufey merilis single perdananya, Street by Street, pada 2020 saat ia masih menjadi mahasiswi di Berklee College of Music. Single itu sukses merajai chart-chart radio di Islandia.
Pada 2022 ia merilis album studio penuh pertamanya Everything I Know About Love, yang sukses meraih posisi #1 di chart Billboard Alternative New Artist Album.
Single Valentine dari album tersebut sukses menempati posisi #1 chart Spotify Jazz.
Hari ini, Laufey telah sukses mengumpulkan lebih dari 1.7 miliar stream di berbagai platform dan merupakan musisi asal Islandia dengan angka streaming terbesar di dunia. (RO/Z-1)
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
OTW, atau on the way dan ‘Ngaret’ atau suka datang terlambat semacam paket lengkap dari budaya tak tertulis di Indonesia.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved