Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BAND musik rock asal Australia, Stand Atlantic, siap melaju cepat di 2024 dengan memberikan apa yang diinginkan para penggemar mereka yaitu lagu-lagu baru. Kini, persembahan terbaru Stand Atlantic, Warzone, sebuah lagu denga pukulan keras untuk masa-masa yang akan datang.
Dengan trek yang enigmatik ini, Stand Atlantic membuahkan hasil untuk menciptakan sebuah lagu yang tidak terlupakan.
Baru-baru ini, Stand Atlantic juga menjalani tur bersama Waterparks dan dengan pertunjukkan-pertunjukkan tersebut mereka berhasil memukau para penonton di kawasan Inggris dan juga Eropa. Kini, mereka tengah menuju menjadi salah satu band alternatif teratas saat ini.
Baca juga : Qodir Band Merilis Single Aku Butuh Dia
"Aku sering kali disarankan untuk tidak membalas hate comment yang ada di internet, jadi aku menulis lagu ini mengenai responku terhadap hal tersebut ini. Aku mungkin harus menemukan cara yang lebih baik untuk bisa menanggapi hal tersebut, tapi untuk siapapun yang pernah mengalami atau mendapatkan komentar negatif yang tidak konstruktif ataupun kondusif di dalam sebuah percakapan pastinya bisa memahami betapa capeknya hal tersebut apalagi jika dilontarkan pada kita secara langsung. Lagu ini adalah sebuah gambaran fantasi untuk diriku dan juga orang-orang yang mungkin kepikiran apa yang akan terjadi apabila para haters itu mengatakan komentar negatifnya secara tatap muka langsung, yang pada akhirnya tidak mungkin mereka lakukan karena mereka adalah pengecut." jelas vokalis Stand Atlantic, Bonnie Fraser, mengenai lagu Warzone.
Baca juga : Rasyiqa Rilis Single Two Shades of Blue
Stand Atlantic tidak peduli dengan ekspektasi atau narasi yang kalian harapkan untuk mereka. Band ini tidak ingin menceritakan sebuah kisah. Bahkan, mereka tidak ingin biografi tertulis ini ada.
Stand Atlantic telah merilis album ketiga mereka 'f.e.a.r.' (f*ck everything and run) melalui Hopeless Records dan setelah mengumpulkan lebih dari 80 juta stream gabungan dari single-single mereka seperti Hair Out, Deathwish (ft. nothing, nowhere), Pity Party (ft. Royal & the Serpent), dan Switchblade, mereka terus melanjutkan kesuksesan mereka dengan merilis album mereka.
Dengan album ini, para penggemar dibagikan sebuah kolaborasi baru berjudul Dumb" yang juga menampilkan Tom The Mail Man. Band ini telah menuai berbagai pujian dari media internasional seperti AltPress, Rock Sound, Kerrang! dan masih banyak lagi, dan tak akan berhenti dari momentum mereka dalam waktu dekat. (RO/Z-1)
Penelitian menunjukkan bayi mungkin merespons emosi yang terkait dengan melodi dan tempo lagu, bukan hanya liriknya.
Menurut dia, recital kali ini bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga tentang perkembangan artistik.
Sebaiknya kamu menggunakan headphone yang dapat memblokir suara dari luar saat mendengarkan musik sehingga tidak perlu menyetel dengan volume kencang
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
Penelitian itu menunjukkan bahwa pilihan kalori dan rasa makanan berhubungan dengan lingkungan eksternal, termasuk musik.
Taiwan, salah satu negara di Asia Timur yang secara luas wilayah tidak terlalu besar. Tetapi justru punya gairah yang tak terbendung terhadap musik dan seni.
“F.E.A.R. adalah sebuah album antikonsep. Sebuah album yang mengatakan persetan dengan semua kisah ala Hollywood yang selalu dielu-elukan banyak musisi.”
Hair Out adalah sebuah pop banger yang membawa elemen musik hyperpop, pop punk, dan alternatif dengan pembahasan seputar hal-hal terburuk dari dunia maya.
Single Switchblade dirilis menyusul kesuksesan single Hair Out dan lagu kolaborasi mereka dengan Royal & the Serpent yaitu Pity Party.
Lagu yang ditulis di sebuah kamar hotel kecil di Los Angeles itu membawa semangat dan cerita tentang menumpaskan keraguan diri.
Sang vokalis, Bonnie Fraser mengaku penulisan lagu ini didasari rasa jengkel yang ia miliki terhadap ego-ego yang terlalu besar yang kerap ditemui di industri musik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved