Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
GRUP band The Changcuters, yang akan memasuki 20 tahun berkarier pada tahun depan, menjadi salah satu band yang terus eksis dan produktif dalam mengeluarkan berbagai karya. Terbaru, band asal Bandung itu akan mengeluarkan single terbaru bertajuk Memang Beda, yang berangkat dari refleksi para anggota menjadi ayah dalam memaknai perbedaan.
Bagi The Changcuters, eksistensi yang masih terjaga hingga saat ini tidak lain karena adanya dukungan dari para penggemarnya yang berasal dari lintas generasi.
Untuk itu, The Changcuters hendak menghadirkan karya-karya yang relatable dengan berbagai generasi khususnya generasi Z yang dianggap sebagai ‘penguasa zaman’ era kini.
Baca juga: The Changcuters Merilis Single Memang Beda
“Kita juga pernah muda, sekarang kita merasakan jadi bapak-bapak, jadi kita bisa jadi bapak-bapak Gen-Z minimal jadi inspirasi,” ujar sang vokalis, Muhammad Tria, seperti dilansir dari podcast Authenticity, Selasa (20/12).
Sejalan dengan hal itu, Gitaris The Changcuters Alda mengatakan salah satu kunci kesuksesan sebuah band bisa terus eksis karena adanya komitmen yang terus dirawat dan komunikasi yang baik dari masing-masing personil band.
“Setidaknya komitmen dan komunikasi itu penting, lalu dengan kita terus mengeluarkan karya, maka band bisa melewati fase setiap generasi. Karena komitmen kami adalah terus berkarya,” ujarnya.
Baca juga: The Changcuters Berencana Rilis Lagu Baru pada Tahun Ini
Menurut Tria, Gen-Z yang hidup di era teknologi dan informasi yang sangat cepat dan mudah ini juga memiliki berbagai potensi namun juga tantangan yang besar.
“Banyak Gen-Z yang memiliki prestasi hebat, namun ada juga isu kesehatan mental yang kerap dikaitkan dengan mereka,” katanya.
Band pelantun Hijrah ke London itu juga mengatakan akan terus mengikuti perkembangan zaman terutama dengan menyesuaikan tools dalam berkarya lewat penggunaan teknologi digital.
“Jadi kuncinya sekarang tidak perlu harus jadi anak muda di medan perang, melainkan akhirnya bisa melihat situasi dan mensinkronisasikan apa yang dilakukan band selama 19 tahun ini dan bagaimana menyampaikan itu di era sekarang tanpa harus kelihatan terlalu tua,” jelas Tria.
Selain itu, Tria menyatakan pihaknya juga memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan komunikasi dengan para penggemar hingga melakukan promosi yang tepat.
“Komunikasinya sudah berbeda, kalau dulu ketika berkarya ingin menyuarakan ke banyak orang, sistemnya seperti piramida yaitu mengerucut ke medi dan tv supaya penyebarannya massal,” ujarnya.
“Tapi kalau sekarang sistemnya menyebar dari awal sudah sebanyak-banyaknya agar mendapatkan audiens yang ingin kami tangkap, seperti media gathering jujur saya lebih senang, menghayati tapi tetap semua harus dijalani itu yang mungkin agak berbeda,” lanjutnya.
Saat menjalankan strategi marketing untuk mempromosikan dan menjual berbagai karyanya, Band yang digawangi Tria, Qibil, Alda, Dipa, dan Erick itu juga turut melakukan riset di media sosial untuk menarik perhatian Gen-Z. Tria memberi contoh dengan melakukan voting daring mengenai berbagai topik yang akan dijadikan lagu.
“Strategi kami sekarang itu harus digital mau gak mau, bukan melek lagi harus ahli digital sejauh ini kami pun se-update update-nya pasti butuh orang-orang yang jauh lebih ahli, banyak diskusi,” ungkapnya.
Hingga saat ini The Changcuters telah merilis enam album dan berencana mengeluarkan album ketujuh.
Album pertama mereka Mencoba Sukses (2006) diikuti repackaged Mencoba Sukses Kembali (2008). Berikutnya album kedua bertajuk Misteri Kalajengking Hitam pada pertengahan 2009. Selanjutnya ada Tugas Akhir (2011), Visualis (2013), Binauralis (2016) dan Loyalis (2020).
Tidak hanya itu, The Changcuters juga sukses menjaga loyalitas para penggemar dengan menganggap mereka sebagai teman dan kerabat, begitupun sebaliknya. Sehingga para penggemar mendapat ruang untuk bertemu, ngobrol dan bahkan berfoto bersama.
“Dari awal Changcuters selalu ngomong, kita nggak punya fanbase, punyanya friendbase. Maka ketika para penggemar tersebut berkumpul dengan The Changcuters, yang terjadi adalah saling ngobrol tanpa berbuat anarki,” tandasnya. (Z-1)
Pria berusia 25 tahun tersebut meninggal dunia di salah satu penginapan di Jalan Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Di tempat yang berbeda, beberapa teman Yura Yunita lainnya juga merayakan ulang tahunnya.
Miley Cyrus menjelaskan bahwa sejatinya para perempuan di usianya banyak yang mengenakan bikini dan sementara dirinya merasa nyaman mengenakan celana pendek.
Kemajuan teknologi juga dinilai Maudy Ayunda membuat sistem pendidikan jadi lebih mudah karena dapat digelar baik di dalam maupun luar kelas dengan berbagai jenis metode pembelajaran.
Citra Scholastika mengatakan ketertarikannya terhadap dunia tulis dimulai sejak menyadari bahwa kegiatan tersebut lebih menyenangkan dari sekadar membaca buku.
Jerome Kurnia mengungkapkan pesan yang selalu ia ingat, yang ia yakini berasal dari Paus atau ajaran Katolik.
PAMERAN otomotif IIMS akan berlangsung 13-23 Februari 2025 di JIExpo Kemayoran. Salah satu langkah inovatif tahun ini adalah ekspansi area pameran hingga ke Gambir Expo.
Pada Karunia Semesta, The Changcuters ingin menunjukkan sisi yang lebih lembut dan penuh kasih sayang.
VOKALIS The Changcuters, Tria, secara mengejutkan tampil di panggung Synchronize Fest 2024. Tria muncul saat The Changcuters membawakan lagu terakhir, I Love U, Bibeh.
Kendati tidak merinci penyakit apa yang diderita Tria, grup asal Bandung itu menjelaskan kondisi sang vokalis memerlukan waktu untuk pemulihan.
Sorak-sorai penonton memuncak saat special performance dari The Changcuters yang menghadirkan lagu-lagu andalannya seperti "I Love U Bibeh" dan "Racun,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved