Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DESAKAN kepada pemerintah dan DPR RI agar menuntaskan kasus penculikan dan penghilangan paksa para aktivis prodemokrasi pada 1997-1998 kembali disuarakan. Kali ini, suara desakan itu disampaikan sejumlah aktivis dan musisi seperti Usman Hamid bersama kelompok musik The Blackstones, Once Mekel, dan Fajar Merah.
Mereka meluncurkan lagu hasil kolaborasi teranyar mereka pada ajang festival musik Amnesty Interna=onal Indonesia yang digelar di Pos Bloc, Gedung Filateli, Pasar Baru, Jakarta, Minggu (3/12). Lagu kolaborasi berjudul “Kemanakah” bercerita soal keluarga korban dari para aktivis yang diculik dan hilang pada 1997/1998.
Lagu ini ditulis Usman Hamid dan Denny Setiawan. Usman mengajak musisi Fajar Merah untuk mengaransemen lagu tersebut dan menyanyikannya secara bersama. Beberapa bagian lirik di lagu tersebut dibawakan oleh Once.
Baca juga: Amnesty Minta Isu HAM Warnai Debat Capres-Cawapres
“Lagu ini ditulis ketika saya mendampingi Dyah Sujirah atau Sipon untuk mencari keberadaan dan kejelasan suaminya, Wiji Thukul. Tapi ini juga tentang Tuti Koto, ibunda Yani Afri, atau Paian Siahaan yang mencari kejelasan nasib anak-anaknya yang diculik dan belum ditemukan hingga kini,” jelas Usman.
“Kami mendesak agar pemerintah dan DPR RI menuntaskan kasus ini. Apalagi sudah ada empat rekomendasi DPR RI pada tahun 2009. Pemerintah wajib membentuk pengadilan ad hoc HAM, mencari dan menemukan kejelasan nasib mereka, menyediakan reparasi untuk korban, serta meratifikasi konvensi PBB tentang orang hilang,” tambah Usman.
Baca juga: Kata 'HAM' di Dokumen Visi Misi Prabowo-Gibran Paling Sedikit
Beberapa penggalan lirik lagu berbunyi: keserakahan/kekuasaan/hilangkan paksamu/Bahagia ku kau hempaskan/ kemanakah/aku harus mencari/Dan di mana/Di mana engkau kini.
Penyanyi Once menyambut baik kolaborasi tersebut. “Senang sekali bisa tampil membawakan beberapa lagu bareng Usman Hamid and the Blackstones di event yang penting ini. Khususnya di saat awan mendung sedang ada di atas demokrasi indonesia. Tidak ada penghormatan atas hukum, moral dan etika. Adanya event ini bisa mencerahkan masyarakat bahwa apa yang benar tetap benar dan demikian juga sebaliknya,” kata Once.
“Rightsfest tadi bagus banget. Menggugah, mengingatkan kembali masalah-masalah penting terkait hukum dan penegakan hak asasi yang belum terselesaikan. Dengan banyaknya anak muda yang terlibat sebagai penyelenggara dan penonton kita berharap obor estafet perjuangan hak masyarakat bisa terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya, agar semangat itu tidak akan padam,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama, Fajar menjelaskan alasan dia membacakan puisi kritik sosial. “Saya merasa bahwa kemanusiaan saat ini memang diliputi kebencian dan kepalsuan. Harapanku adalah dengan membaca itu manusia tidak lupa cara menjadi manusia dan memanusiakan manusia, khususnya untuk diriku sendiri,” kata Fajar.
Pada ajang festival musik Amnesty International, Usman and The Blackstones memainkan lagu-lagu mereka secara live. Dari sekitar panggung, enam lagu yang mereka mainkan memperoleh sambutan hangat penonton yang kebanyakan berusia muda. Pada lagu pertama, “Sakongsa”, Usman mengatakan lagu itu dibuat karena kasus Sambo dan rusaknya penegakan hukum.
Lagu kedua “Munir” dibawakan bersama Once. Once semangat meneriakkan beberapa bagian lirik yang berbunyi: “Perjuangan tak lekang sampai penghabisan/Aku ada dan berlipat ganda.”
Usman dan kelompok musiknya juga membawakan lagu anyar yang didedikasikannya kepada para aktivis seperti Haris Azhar, Fatia Maulidyanti, hingga Bang Long di Rempang dan Mama Yosefa Alomang di Papua. Lirik lagu ini berbunyi: “Negara hukum diinjak/oleh korupsi, kolusi/nepotisme rezim dinasti/di negara pemuja kuasa/ulasan investigasi dianggap menghina/di negara yang memuja harta/demonstrasi pun dianggap subversi kuasa. (RO/Z-7)
Menurut drummer The Adams, Gigih, aturan royalti bagus diterapkan untuk melindungi dan mengapresiasi karya serta pemilik karyanya.
INDONESIA kembali kedatangan grup idola baru bernama Papion, yang beranggotakan empat penyanyi muda dari Indonesia, Thailand, dan Amerika Serikat.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
On The Way, lagu tema serial anime Dan Da Dan, saat ini, sedang menjadi perbincangan di 20 pasar di seluruh dunia, dengan raihan yang luar biasa di Asia dan sekitarnya.
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
Lagu terbaru Keina Suda, Last Look, telah dipilih sebagai lagu tema pembuka kedua untuk siaran ulang ulang tahun ke-10 Assassination Classroom.
Lewat lagu Menarilah dengan Jiwamu, Isyana Sarasvati mengajak pendengarnya untuk merayakan keberadaan dan pencapaian diri sendiri, sekecil apapun langkah yang berhasil diambil.
Running Home dari Jade LeMac adalah lagu pop dengan hook yang dengan mudah menyangkut di kepala para pendengarnya, membuat mereka ingin mendengarkan lebih lanjut.
Mayoritas lagu dalam album milik Se So Neon dibawakan dalam bahasa Korea dan mengangkat tema yang berakar pada masa kini serta alam.
Album ini menjadi rilisan penuh pertama Rich Brian sejak 2019, sebuah karya yang jujur, reflektif dan penuh emosi sebagai cerminan perjalanan pendewasaannya.
Setiap tanggal 17 Agustus, Dere biasanya mengikuti acara-acara perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Sesuai judulnya, Gossip, single terbaru Minh membahas kebiasaan bergunjing atau bergosip tentang orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved