Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRODUSER dari film aksi blockbuster Fast and Furious 9 atau F9, yang merupakan seri kesembilan dari franchise yang sangat populer, Fast & Furious, dihukum denda sebesar lebih dari GBP 800.000 atau lebih dari Rp15 miliar oleh pengadilan Inggris. Keputusan tersebut diambil setelah seorang stuntman atau pemeran pengganti mengalami cedera serius yang dikategorikan sebagai pengalaman yang mengubah hidup pada lokasi syuting.
FF9 Pictures Limited, sebuah anak perusahaan dari Universal Pictures, mengakui kesalahannya dalam melanggar Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Inggris pekan lalu di Pengadilan Magistrat Luton, tepat di luar London. Denda ini diberikan sebagai akibat dari insiden tragis yang melibatkan penampil aksi Joe Watts, seorang profesional yang sebelumnya terlibat dalam proyek-proyek besar seperti Solo: A Star Wars Story dan Pokemon: Detective Pikachu.
Pada tahun 2019, Watts mengalami cedera serius ketika sebuah aksi yang seharusnya dramatis berubah menjadi bencana. Ia terlempar sejauh 25 kaki ke lantai beton, mengakibatkan patah tengkorak dan cedera otak traumatik yang memiliki dampak jangka panjang dan membatasi lingkup geraknya. Hasil investigasi kemudian menunjukkan bahwa tali pada rompi aksinya lepas, menyebabkan insiden tersebut.
Baca juga: Vin Diesel: Fast and Furious 10 akan Dibagi Dua
Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan Kerja Inggris, yang mengajukan tuntutan terhadap produser, menyatakan bahwa FF9 Pictures tidak mempertimbangkan dengan serius kemungkinan "putusnya tali atau kait" selama penilaian risiko awal. Mereka juga menyoroti kegagalan lain, termasuk ketidakpemeriksaan harness Watts dalam enam bulan terakhir sesuai persyaratan, dan ketidakpembaruan matras pengaman setelah urutan aksi diubah.
"Hal-hal ini seharusnya telah diatasi dengan serius oleh produser sejak awal," kata Roxanne Barker, inspektur HSE. "Cedera Mr. Watts mengubah hidupnya, dan dia bisa dengan mudah kehilangan nyawanya. Dalam pekerjaan aksi, ini bukan hanya tentang mencegah jatuh tetapi juga tentang meminimalkan risiko cedera."
Baca juga: Cardi B Gabung Film Fast and Furious 9
Pada sidang tersebut, Hakim Distrik Talwinder Buttar memberikan denda sebesar £800.000 kepada FF9 Pictures Limited. Hakim Buttar juga menyatakan bahwa Joe Watts beruntung masih hidup setelah kecelakaan mengerikan di Warner Brothers Studios di Leavesden.
Selain denda, FF9 juga diwajibkan membayar biaya pengadilan sebesar USD 18.600 (hampir Rp300 juta). Meskipun denda tersebut merupakan hukuman yang signifikan, Watts tidak hanya mengakhiri dengan itu. Dia saat ini tengah menggugat perusahaan sebesar USD 1,2 juta (Rp18 miliar) sebagai ganti rugi untuk cedera pribadinya.
"Dia tidak akan pernah dapat kembali ke pekerjaannya sebagai penampil aksi seperti sebelum kecelakaan," demikian pernyataan dalam gugatannya. "Jika dia masih mampu bekerja, dia akan mengalami cacat permanen yang signifikan dalam pasar tenaga kerja."
Kasus ini menyoroti pentingnya penilaian risiko yang cermat dan pemenuhan standar keselamatan di industri hiburan, terutama di dunia perfilman yang sering melibatkan aksi-aksi dramatis. Keamanan para pekerja dan pemeran di balik layar harus diutamakan demi menghindari kecelakaan serius seperti yang dialami oleh Joe Watts. (Z-10)
F9: The Fast Saga dan Snake Eyes: G.I. Joe Origins masing-masing akan tayang pada Jumat (18/3) dan Sabtu (26/30 di HBO GO.
Melalui proses seleksi dengan lebih dari 50 peserta, Last Chicken On Earth dan In the Never Ending Whirl of a Reel terpilih sebagai film terbaik dari wilayah DKI Jakarta.
MASA-masa sulit atau menantang dalam hidup pernah dialami. Tak jarang dihadapkan pada keputusan sulit yang perlu diambil. Hal tersebut juga dialami oleh sutradara perempuan Kamila Andini.
Film Tepatilah Janji merupakan salah satu sarana untuk mengajak masyarakat menggunakan hak suara dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), 27 November mendatang.
HOME industri alias pabrik rumahan yang memproduksi narkoba jenis tembakau gorila terkuak beroperasi di Jakarta dengan sutradaranya mendekam di penjara.
PARA terduga pemeran film hasil pengungkapan kasus rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan tidak memenuhi panggilan polisi.
Serial ini akan tayang serentak di sekitar 190 negara. Selain sutradara, dalam serial ini skenario juga bukan saja ditulis oleh Joko, melainkan dengan beberapa tim penulis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved