Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
FILM pendek karya sutradara Nirartha Bas Diwangkara, Where The Wild Frangipanis Grow, akan tayang perdana (world premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) 2023. Film ini terpilih sebagai salah satu film pendek yang akan ditayangkan dalam program khusus berjudul Renaissance of Indonesia Cinema.
Where The Wild Frangipanis Grow diproduseri oleh John Badalu, diproduksi oleh Film Sarad, dan didukung Yayasan Kino Media dengan pendanaan dari Voice Global. Film ini bercerita tentang Aditya (Agus Wiratama), asisten pribadi di ashram Hindu terkenal di Bali yang menampung banyak siswa yang berjuang secara finansial.
Aditya harus memilih antara perasaannya pada Chandra (Bryan Ferguson), rekrutan baru yang polos dan kesetiaannya pada Guruji Bagus (Donny Damara), pemimpin spiritualnya yang karismatik.
Baca juga Serial Gadis Kretek hingga Gaspar Akan Diputar di Busan Film Festival 2023
Film pendek ketiga Nirartha ini berawal dari kegelisahannya pada isu kekerasan seksual yang terjadi di lingkungannya. Sebagai orang yang berasal dari lingkungan keluarga pandita Hindu, Nirartha pun cukup dekat dengan isu yang diangkat di filmnya ini.
“Di Bali, karena dekat dengan dunia pariwisata, ada sindrom harus selalu jaga nama baik. Jangan sampai memperlihatkan sisi gelap Bali. Tapi isu kekerasan seksual yang ada di film ini, dan relasi kuasa yang kuat di Bali, dan sebagai orang Indonesia yang seringnya mengutamakan soal ketuhanan dan agama, hal itu kadang juga dipakai sebagai alat untuk meraih sesuatu yang diinginkan secara pribadi,” kata sutradara Nirartha dalam konferensi pers virtual, Rabu, (23/8).
Baca juga : Festival Kekayaan Intelektual Kenalkan Karakter Lokal
Produser John Badalu menambahkan, film ini juga memiliki tujuan agenda untuk menyuarakan suara para penyintas kekerasan seksual. Diharapkan dengan diputar secara internasional, film ini juga bisa menjadi pembuka dialog sekaligus edukasi terhadap isu kekerasan seksual.
Film berdurasi 15 menit ini akan diputar bersama empat film pendek lain dari Indonesia. Di Busan International Film Festival ke-28 ini, ada sekitar 1340 film pendek dari seluruh dunia yang mendaftar. Dengan hasil seleksi progammer yang memunculkan delapan judul film pendek yang ada di program kompetisi utama dan lima film pendek di program Renaissance of Indonesian Cinema.
Aktor Donny Damara, yang bergabung di proyek ini pun merasa senang film ini akhirnya bisa ditayangkan secara internasional di salah satu festival bergengsi di Asia.
Dalam prosesnya, ia juga banyak belajar dengan para talenta baru di perfilman. Termasuk sutradara dan dua aktor muda yang menjadi lawan mainnya. Ia pun berharap film yang dibintanginya bisa menjadi perpanjangan suara para penyintas kekerasan seksual yang terjadi di institusi agama, yang seharusnya juga menjadi tempat yang aman bagi orang di dalamnya.
“Ketika diceritakan mengenai proyek ini oleh John (produser), tentang adanya fenomena kekerasan seksual yang jadi latar belakang film, sebenarnya saya agak berpikir panjang. Terlebih secara latar itu terjadi di agama Hindu, yang menurut saya relatif sakral. Ini bisa menyuarakan kejadian yang selama ini terjadi agar tidak terjadi lagi di kepercayaan dan agama apapun. Ini juga bisa menyuarakan suara para penyintas.”
Busan International Film Festival 2023 akan berlangsung pada 4-13 Oktober. (Z-5)
FILM produksi Rekata Studio karya sutradara Wregas Bhanuteja, Para Perasuk yang memiliki judul internasional Levitating, mendapat penghargaan CJ ENM Award pada ajang Asian Project Market.
Film Para Perasuk disutradarai Wregas Bhanuteja dan menjadi debut layar lebar Anggun C. Sasmi.
Bagi Shenina, memerankan karakter May adalah seperti bertemu dengan jodoh yang sudah ditakdirkan.
Film Tale of the Land dibintangi Shenina Cinnamon.
BUSAN International Film Festival (BIFF) 2024 akan diselenggarakan pada 2–11 Oktober 2024. Selain menghadirkan film-film yang berkompetisi sebagai acara utama,
Setelah tayang di Busan International Film Festival 2022, film Look At Me, Touch Me, Kiss Me akhirnya bisa ditonton secara umum melalui Bioskop Online mulai 19 Februari 2024.
Penghargaan tersebut dinilai mencerminkan apresiasi dunia internasional yang terus meningkat terhadap sinema Indonesia.
"Ada plafon atasnya, penting untuk adanya fairness supaya penerimanya lebih banyak. Matching Fund dibatasi sampai Rp2,5 miliar."
SINEMA Indonesia akan kembali hadir dalam ajang festival film terbesar di dunia, Cannes International Film Festival 2025. Tahun ini, akan kembali hadir Paviliun Indonesia di ajang tersebut.
Menyambut lebaran tahun 2025, dunia perfilman Indonesia siap meramaikan bioskop di seluruh Indonesia. Pasalnya, Film Komang akan tayang di momen lebaran
Film Indonesia semakin menunjukkan taringnya di industri perfilman, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
KlikFilm mengumumkan 19 film baru yang akan tayang pada tahun ini. Dari 19 judul tersebut, total ada 17 film dan 2 serial. Film-film yang akan hadir ini menampilkan berbagai genre dan cerita.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved