Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYANYI Jordan Susanto berusaha menggambarkan metafora dari hubungan tidak sehat alias toxic dan manipulatif di single baru berjudul Cherry, yang ia mainkan di panggung Java Jazz Festival 2023.
Melalui keterangan resmi, yang dikutip Kamis (15/6), Jordan mengatakan judul Cherry dipilih sebab dirinya tertarik untuk menulis judul lagu dari nama seorang perempuan.
"Gue selalu tertarik untuk nulis lagu yang judulnya nama seorang perempuan. Kayak Layla (Derek & The Dominoes/Eric Clapton), Valerie (Amy Winehouse/The Zutons), atau Mandy (Barry Manilow). Kebetulan salah satu temen gue namanya enak banget kalau dinyanyiin," terang Jordan.
Baca juga : Jordan Susanto Ungkap Perasaan Patah Hati Lewat Still Drunk
Adapun cerita dari lagu tersebut, kata Jordan, hanyalah sebuah karangan.
"Kalau diasosiasikan dengan rasa, lagu ini kayak rasa Cherry, jadi pas banget aja," imbuhnya.
Cherry diceritakan dari perspektif protagonis laki-laki, di mana dia sangat terpikat dengan seorang perempuan (Cherry), saat mereka sedang staycation di sebuah hotel.
Baca juga : Bedroom in The Sky, Single Terbaru Jordan Susanto
Namun, momen manis bermanja yang singkat malah menjadi terlalu lama dan si protagonis pun mulai merasa tidak nyaman karena Cherry selalu meyakinkan sang protagonis untuk diam di tempat bersamanya.
Hal-hal tersebut merupakan metafora dari hubungan yang manipulatif dan toxic.
Cherry ditulis oleh Jordan Susanto sendiri dan diproduseri oleh Taufan Wirzon. Seluruh vokal dan gitar dinyanyikan dan dimainkan oleh Jordan Susanto, dibantu oleh Yoseph Sitompul di wurlitzer electric piano, Deska Anugrah di drum, Georgie Tanasaleh di perkusi, dan Taufan Wirzon di fender bass.
Cherry terinspirasi dari bunyian groovy Motown Records dan Stax Records, dua raksasa musik genre Soul di era tahun 60-70an di Amerika Serikat, serta melodis dan gaya penulisan lagu yang diangkat oleh duo Lennon-McCartney dari The Beatles.
Di single terbarunya itu, Jordan Susanto menggabungkan unsur modern dan vintage. Di sisi modern, Jordan menggunakan teknik produksi layering sedangkan di sisi vintage, ia menggunakan alat-alat rekaman analog. (Ant/Z-1)
Di tempat yang berbeda, beberapa teman Yura Yunita lainnya juga merayakan ulang tahunnya.
Miley Cyrus menjelaskan bahwa sejatinya para perempuan di usianya banyak yang mengenakan bikini dan sementara dirinya merasa nyaman mengenakan celana pendek.
Kemajuan teknologi juga dinilai Maudy Ayunda membuat sistem pendidikan jadi lebih mudah karena dapat digelar baik di dalam maupun luar kelas dengan berbagai jenis metode pembelajaran.
Citra Scholastika mengatakan ketertarikannya terhadap dunia tulis dimulai sejak menyadari bahwa kegiatan tersebut lebih menyenangkan dari sekadar membaca buku.
Jerome Kurnia mengungkapkan pesan yang selalu ia ingat, yang ia yakini berasal dari Paus atau ajaran Katolik.
UMKM perlu membuka peluang kerja sama promosi produk melalui jejaring nasional dengan memanfaatkan popularitas selebritas.
Lagu Senopati In The Rain menjadi salah satu lagu yang banyak juga didengarkan dan diterima dengan baik sebagai anthem mereka yang juga merasakan hal yang sama dengan Jordan Susanto.
Album Jordan diluncurkan dengan cara yang cukup unik, dirilis secara bertahap setiap 2 minggu, dimulai dari 3 Juli dan akan utuh pada 14 Agustus.
Protagonis di balik cerita Still Drunk berniat melupakan seorang perempuan yang pergi dari hidupnya. Sayangnya, ia menyadari bahwa dia gagal melupakan cintanya itu.
"Aku ingin menggambarkan perasaan yang didapatkan saat mendengarkan musik, terutama untuk orang lain."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved