Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
FILM horor menjadi salah satu genre film yang paling banyak diminati oleh masyarakat di Tanah Air. Tak mengherankan jika semakin banyak sineas Indonesia yang membuat film bergenre horor.
Selain jalan cerita yang semakin beragam, sensasi menegangkan selama menonton film horor juga menjadi daya tarik tersendiri.
Apalagi jika disaksikan di bioskop yang akan membuat sensasi seram tersebut lebih terasa.
Film Horor 'Jin Khodam'
Dari sejumlah film horor yang dirilis tahun ini, film berjudul 'Jin Khodam' adalah salah satu film yang paling dinanti-nantikan. Pasalnya, film tersebut akan mengambil tema horor yang berbalut unsur religi.
Baca juga: Sara Fajira Didapuk Ciptakan dan Nyanyikan Soundtrack Film 'Mantra Surugana'
Menurut Dedy Mercy selaku produser sekaligus sutradara film Jin Khodam, cerita dan konsep Jin Khodam lahir dari perenungan yang mendalam.
Judul "Jin Khodam" sendiri dipilih bukan tanpa alasan, karena Jin Khodam sudah populer, bahkan ada sebagain komunitas masyarakat religi kita yang begitu akrab dengan hal tersebut.
Tema yang Terjadi di Kehidupan Masyarakat
Selain itu, Dedy menambahkan bahwa tim produksi film ini akan berupaya mengungkap dan menyuguhkan tema secara jujur pada apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
“Kami juga melakukan riset dan konsultasi, yang pastinya menjadi bagian terpenting di dalam penulisan cerita," ucapnya.
Baca juga: Aghniny Haque Sebut Kajiman: Iblis Terkejam Penagih Janji Bakal Jadi Film Horor Terakhirnya
"Seperti contohnya riset dan konsultasi kepada tokoh agama khususnya para kyai dan ustad, coba kami lakukan agar cerita kami tepat tujuan," jelas Dedy.
"Di saat shooting berlangsung pun kami juga di dampingi oleh ketua adat dan tokoh agama sebagai legalitas formal juga informal,” ujar Dedy.
Dedy mengungkapkan saat produksi berlangsung, para pemain film ini juga dibebaskan untuk mengeksplorasi perannya.
Karena, menurut Dedy, para pemain adalah partner terbaik untuk menjadikan cerita Jin Khodam sampai pada goal etik dan estetiknya, sehingga ia memberi banyak kesempatan pemain mengeksplorasi seluruh elemen artistik yang ada pada dirinya.
Film 'Jin Khodam' sebagai Media Ekspresi Totalitas Pemain
Nantinya akan lahir karya akting yang indah, dan pemain tersebut juga menjadikan film Jin Khodam sebagai media ekspresi totalitas mereka.
Di samping itu, Dedy mengaku banyak sekali pengalaman menarik selama produksi film Jin Khodam ini berlangsung.
Proses pra-produksi yang lumayan memakan waktu selama tiga sampai empat bulan, maka dirinya harus melakukan riset dan menentukan rencana-rencana, serta menentukan keputusan-keputusan kreatif dan non-kreatif yang tentunya akan melengkapi proses produksi sehingga bisa berjalan baik.
Baca juga: Film Horor Paku Tanah Jawa Bakal Digarap
“Di saat produksi, tantangan terbesar adalah mencari dan menemukan lokasi yang sesuai dengan setting atau kejadian didalam cerita yang mengambil latar pedesaan yang asri di tahun 1990-an, mencari bangunan atau tempat tinggal yang masih terjaga orisinalitasnya," terangnya.
"Juga ada pengalaman kami dalam perjalanan menuju tempat lokasi yang berbatu dan curam sehingga saat pindah lokasi bisa memakan waktu 7 – 9 jam," tutur Dedy.
"Kami bersyukur mendapat izin dan dukungan untuk shooting di wilayah Cianjur Selatan, Jawa Barat, tepatnya di Desa Adat Miduana dan Curug Citambur yang memiliki semua yang kami butuhkan," jelasnya.
"Menjadi bukti juga bahwa salah satu lokasi tempat film Jin Khodam syuting di wilayah Curug Citambur kini sedang viral di sosial media tentang keindahan dan keasrian alamnya,” ungkap Dedy.
Berbeda dengan Film Horor Sejenis
Dedy menjamin bahwa film Jin Khodam akan berbeda dari film-film horor Indonesia yang sejenis, karena film Jin Khodam memiliki kekuatan pada teknik penceritaan (story telling) yang konsisten dan jujur secara plot, alur, karakter dan konfliknya.
Menurutnya, awal yang mengikat dan ending yang memikat adalah penting pada sebuah penceritaan.
Selain itu, film Jin Khodam juga menawarkan kekuatan nilai etika dan estetika di dalam karya sinematik sebagai bahasa atau komunikasi kepada masyarakat penonton.
“Dan yang terakhir, film Jin Khodam juga memiliki nilai universalitas dan miniatur kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Poin nya adalah bahwa film Jin Khodam menawarkan: One Package Complete Film!” pungkas Dedy.
Baca juga: Seram! Pengalaman Horor saat Syuting Kajiman
Untuk diketahui, film Jin Khodam akan bercerita tentang seseorang bernama Bagas (Boy Hamzah) pulang ke kampungnya setelah sekian lama dipondok pesantren untuk menghidupkan kembali kegiatan keagamaan serta meluruskan kembali norma sosial yang sudah hilang di kampungnya.
Dia ditemani oleh sahabatnya, Ayu (Haviza Devi) dan Hadi (Azul Pratama).
Tapi, usaha Bagas itu mendapat pertentangan yang ekstrem dari Wirya (Ray Sahetapy), orang kaya di kampungnya, sebab dirasa mengganggu kepentingan mereka.
Akhirnya Wirya beserta anak buahnya merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Bagas hingga tewas.
Alangkah terkejutnya mereka ketika dari masjid terdengar shalawat Asyghil yang biasa dilantunkan oleh Bagas.
Mereka semakin ketakutan setelah dua orang di antara mereka ditemukan tewas dengan mengerikan, terorpun mulai berdatangan silih berganti menghantui mereka.
Baca juga: Necronomicon di Evil Dead Apakah Nyata? Ini Penjelasan Harvard
Film Jin Khodam disutradarai oleh duo sutradara yang sudah malang melintang di industri layar lebar tanah air, yakni Tema Patrosza dan Dedy Mercy.
Dibintangi oleh sederet aktor dan aktris Indonesia seperti Boy Hamzah, Haviza Devi, Ray Sahetapy, Ayu Dyah Pasha, Egi Fedly, Piet Pagau, Oce Permatasari, dan masih banyak lagi.
Siap dirilis di seluruh bioskop tanah air pada 25 Mei 2023 nanti, film Jin Khodam akan membaurkan tiga genre sekaligus, yakni horor, thriller, serta religi! (RO/S-4)
Film ini mencerminkan budaya, nilai, dan cerita khas Indonesia, baik dalam bentuk fiksi, dokumenter, animasi, maupun eksperimental.
Penghargaan tersebut dinilai mencerminkan apresiasi dunia internasional yang terus meningkat terhadap sinema Indonesia.
"Ada plafon atasnya, penting untuk adanya fairness supaya penerimanya lebih banyak. Matching Fund dibatasi sampai Rp2,5 miliar."
SINEMA Indonesia akan kembali hadir dalam ajang festival film terbesar di dunia, Cannes International Film Festival 2025. Tahun ini, akan kembali hadir Paviliun Indonesia di ajang tersebut.
Menyambut lebaran tahun 2025, dunia perfilman Indonesia siap meramaikan bioskop di seluruh Indonesia. Pasalnya, Film Komang akan tayang di momen lebaran
Film Indonesia semakin menunjukkan taringnya di industri perfilman, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Film ini diadaptasi dari thread viral Kelanara Studio di Twitter/X berjudul Kosan Berdarah.
Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya
Tujuan utamanya adalah menimbulkan reaksi emosional seperti tegang, kaget, atau takut, baik melalui makhluk supernatural, psikologi manusia, maupun kekerasan ekstrem.
FILM Warung Pocong merilis cuplikan perdana. Mengusung perpaduan antara horor dan komedi, film ini siap menyuguhkan pengalaman menonton bagi penikmat film Indonesia.
SETELAH 11 tahun lalu (2014) sukses menghadirkan Film Comic 8, Falcon Pictures kini bersiap menghidupkan kembali semesta itu lewat film terbaru Comic 8 : Tumbal Sulam.
MVP Pictures merilis tampilan perdana (first look) film horor terbaru berjudul Dia Bukan Ibu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved