Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEMENJAK kemunculan pandemi covid-19, awal 2020, sudah begitu banyak tragedi terjadi di seantero dunia. Banyak yang jatuh sakit, bahkan banyak yang meninggal dunia. Orang-orang tercinta terpisah oleh jarak dikarenakan protokol kesehatan dan keamanan untuk waktu yang lama. Di luar sana kejadian rasisme pun kian marak, yang berujung pada kekacauan hingga meningkatnya tindak diskriminasi.
Hal ini cukup berdampak secara emosional bagi Imam Surataruna, vokalis Lightcraft. Penuh dengan amarah tapi tanpa kuasa untuk memberi kontribusi terhadap apa yang terjadi, Imam pun merasa tergerak untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya. Inilah yang akhirnya menjadi isi single terbaru band indie-rock asal Jakarta itu yang berjudul Feathers.
Feathers menjadi sebuah pengingat bahwa apapun perbedaan serta jarak yang memisahkan setiap manusia, kita semua tetaplah sama. Kita menghadapi musuh yang sama yaitu covid-19, diskriminasi rasial, perubahan iklim, dan segala hal yang mengancam kehidupan dan peradaban.
Baca juga: Kolaborasi Virgoun dan Budi Doremi Telurkan Album Dua Warna Cinta
“Saya sampai pada satu titik dimana saya ingin menangis setiap kali membayangkan apa yang terjadi pada orang-orang di luar sana. Saya punya permasalahan saya sendiri, tapi itu masih tidak sebanding dengan apa yang sedang dialami orang-orang. Dan ketidakmampuan saya untuk berbuat banyak menambah rasa bersalah saya. Feathers menjadi cara saya mengekspresikan apa yang saya rasakan dan ingin kemukakan selama dua tahun belakangan. Saya ingin semua menyadari bahwa kita hanya manusia biasa, menghirup udara yang sama, tinggal di dunia yang sama, serta sama-sama mendambakan sebuah harapan dan cinta,” terang Imam.
Menjadi single keempat yang diambil dari album mereka yang akan datang Hope + Love, yang rencananya akan hadir pada Mei 2022, Feathers menandakan perubahan besar dari musik Lightcraft terdahulu, mengaburkan garis batas antara indie-rock, synthpop, R&B, dan hip-hop.
Hal yang paling menonjol dari perbauran genre ini adalah terlibatnya rapper bertalenta Pretty Rico, yang menampilkan sisi sensitifnya dengan pelantunan berkarakter yang sepenuh jiwa pada paruh kedua di lagu ini.
“Belum pernah sebelumnya saya terlibat dalam sebuah lagu dengan genre seperti ini. Saya sangat menyukai tantangan, jadi saya pun langsung mengiyakan saat diajak untuk mengisi lagu Feathers. Semuanya serta-merta klik sedari awal. Ketika saya mendengarkan lagunya, saya mengerti bahwa ini adalah tentang bagaimana kita harus tetap positif menghadapi situasi pandemi ini, yang mana menjadi fondasi saya dalam menulis beberapa penggalan lirik di lagu ini,” ungkap Pretty Rico tentang keterlibatannya dalam single ini.
Sahutan dan rima Pretty Rico terjalin apik dengan lantunan lembut vokal Imam dalam balutan isian synth 80an lengkap dengan alunan suara arpeggio, serta didorong dengan dentuman beat layaknya musik hip-hop, tapi tetap mempertahankan ciri musik Lightcraft yang sinematik.
Mengikuti tiga single mereka terdahulu di 2021, Feathers benar-benar memperkuat sisi perubahan musik Lightcraft. Ini adalah bentuk musik dari sebuah band yang telah menemukan kembali semangatnya dan terus melaju ke arah musikalitas yang mereka yang baru.
“Dari segi musik, kami sendiri cukup terkejut dengan Feathers. Setelah mendengar demo dari Imam, kami pun tahu ini bakal menjadi sesuatu yang segar. Sangat menyenangkan akhirnya kami dapat memperdengarkan ini ke khalayak ramai. Kami harap pesan dan tema dari lagu ini dapat mengena ke semua orang, mengingat kita semua memang belum keluar dari krisis pandemi ini,” tambah gitaris Lightcraft Fari Febrian.
Untuk produksi dan mixing lagu ini ditangani oleh Iqbal MSSVKNTRL sedangkan mastering ditangani oleh Marcel James (Jerman). Desain artwork cover Feathers difoto dan didesain oleh duo Meidina Rizki dan Rizka Wardhana.
Feathers dirilis melalui Wander Digital Music di semua platform musik digital, termasuk Spotify, Apple Music, JOOX, Resso, dan banyak lagi, pada 18 Desember 2022.
Video lirik dan video klip resmi Feathers diproduksi oleh Wander Creative Lab dan disutradarai oleh Reksa Fajar.
Kedua video tersebut akan diluncurkan di kanal YouTube resmi Lightcraft pada 25 Februari 2022 dan 11 Maret 2022. (RO/OL-1)
Sosok Melanie Putria tidak hanya cantik dan menawan, dirinya memiliki hobi lari dan menekuni gaya hidup sehat.
Juan Alvear, seniman kuku selebritas, telah membawa seni manicure ke tingkat yang baru dengan desain unik dan mencolok yang kerap tampil berantakan namun artistik.
Selain mengunggulkan desain dan kualitas, jenama busana muslim asal Sumenep ini menggandeng sejumlah selebritas sebagai strategi membidik pasar premium.
Sejumlah brand pun siap berlomba-lomba menyediakan berbagai penawaran menarik kepada para pengguna dan konsumen khususnya kalangan perempuan.
Dia tidak menyangka dengan usianya yang sudah menginjak kepala lima, terpilih sebagai brand ambassador perawatan kecantikan.
Mi Singapur yang disantap Nagita pun tak luput dari perhatian, dengan cita rasa yang begitu autentik dan memikat.
“Lagu ini adalah bentuk pengharapan kami secara kolektif, baik sebagai band maupun individu. Di umur yang telah menginjak 30-an, kami tetap ingin membuat perubahan."
Don’t Fight This Feeling adalah single kedua untuk album keempat Lightcraft yang akan datang.
Dream Dancer menjadi single ketiga yang diambil dari album keempat Lightcraft yang akan datang.
Dengan Forever, band asal Jakarta ini mencoba menyoroti eksistensi cinta serta perasaan emosional dari cinta untuk sebagai pengingat akan pentingnya cinta dalam hidup.
Hope + Love merupakan kumpulan lagu yang menandakan permulaan sebuah era baru bagi kuartet ini dan sebagai puncak dari rasa percaya mereka akan kekuatan harapan dan cinta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved