Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BAND Lembata Aqustik menghentak adrenalin pengunjung. Lagu kekinian yang nyaman di kuping, mengantar tamu dan undangan menuju lokasi penayangan perdana Film Dokumenter "Uta Weru Lewuhala", Sabtu (29/1/2022), petang.
Ruangan Depan perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur itupun semakin semarak oleh pameran tunggal fotografer Yosi Payong. Yosi menampilkan hasil foto berceritera.
Foto tersebut menggambarkan suasana saat pesta kacang "Uta Weru" di kampung tradisional Lewuhala. Berbagai teknik fotografi ditampilkan Yosi.
Sedangkan Crew Langit Jingga film hilir mudik mempersiapkan gala premiere Film Dokumenter "Uta Weru Lewuhala".
Uta Weru sendiri adalah Sebuah tradisi syukuran. Uta (kacang), Weru (baru) yang bermakna syukuran atas usaha rejeki, kesehatan,dll yang dialami setahun sekaligus doa bagi musim kerja tahun berikut. Moment Uta weru juga momen persatuan bagi seluruh warga dalam komunitas adat Lewuhala.
Komunitas adat ini tersebar di 8 Desa di Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Film Dokumenter ini diproduksi Sejak bulan September 2021 oleh Langit Jingga Film besutan Emanuel Hasan Lemaking (Elmo), bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021 (FBK).
Mengerahkan 13 Crew filmnya, Elmo menghabiskan waktu 2 Minggu berada di lokasi pengambilan gambar di kampung adat Lewuhala.
Hadir dalam Penayangan perdana, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, Burhanudin Kia, mewakili Bupati Lembata. Hadir pula ratusan tamu dan undangan.
Film Dokumenter "Uta Weru Lewuhala" sendiri mengisahkan tentang perjalanan Dua orang Wisatawan asal Kabupaten Flores Timur yang ingin menyaksikan tradisi budaya Uta Weru di kampung Lewuhala.
Film berdurasi 1 jam 30 menit itu dimulai dengan Napak tilas para pemuda kampung Lewuhala memulai Napak tilas sejarah Nenek Moyang orang Lewuhala, datang dan bermukim di 7 situs adat di lereng Gunung Ile Lewotolok.
Seluruh peristiwa dan rangkaian tradisi adat seperti Tuke Kiwan Lua Wata, Bawa Wekiha, Neba (tarian) dan banyak ritual lainnya terdokumentasi dan disajikan utuh dalam film dokumenter ini.
Elmo Alesio sapaan Emanuel Hasan Lemaking, Produser sekaligus Sutradara Film Dokumenter "Uta Weru Lewuhala" menjelaskan, film tersebut berhasil diproduksi berkat kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021 (FBK).
"Ada 6.600 peserta mengirimkan proposal dan yang diterima hanya 140, termasuk "Uta Waru Lewuhala" dari Lembata. Memang film dokumenter ini dengan riset yang sangat minim, sehingga saya tidak bisa mendapatkan gambaran utuh," ujar sang sutradara.
"Apa yang kami dapat dari film hanya kepuasan," ujar Elmo.
Karena itu, Elmo dkk, berhasil menyelesaikan 2 Minggu Pengambilan gambar, editing hingga ditayangkan perdana. "Setelah membuat film tentang Lamalera, Bajo, dan kali ini tentang budaya dalam masyarakat adat Lewuhala, Dengan judul "Uta Weru Lewuhala". Kami akan tetap fokus mengangkat khazanah budaya Lembata melalui dunia film," ujar Elmo.
Sebelumnya, Elmo dengan film besutannya "Amalake" menjadi juara 3 kontestasi film diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Film "Uta Weru Lewuhala" mendapat reaksi positif peserta pemutaran film perdana.
Maria Loka, aktivis perempuan dan anak di Lembata, mengapresiasi peluncuran Perdana Film Dokumenter tersebut. "Menonton Film Dokumenter ini, saya jadi tau lebih banyak karena ternyata tradisi Uta Weru menempatkan kesetaraan antara laki laki dan perempuan. Posisi perempuan dalam tradisi Orang Lewuhala ditempatkan sejajar dengan laki-laki. Film ini juga bisa menjadi rujukan pola pewarisan tradisi bagi generasi muda di Lembata," ujar Maria Loka. (OL-13)
Baca Juga: Serial Dokumenter Janet Jackson Dirilis
Aktris senior Helen Mirren menegaskan sudah seharusnya James Bond diperankan oleh seorang laki-laki.
Sehingga film apapun yang dimunculkan ke publik yang mengangkat isu nasionalisme, termasuk film animasi viral yang akan tayang di bioskop pada 17 Agustus ini.
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Bersamaan dengan penayangan dokumenternya, Simple Plan juga menghadirkan sebuah soundtrack resmi film ini dan telah dirilis pada 11 Juli lalu.
Melalui interaksi langsung dengan pasien ALS dan keluarga mereka, Vino G Bastian mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan fisik dan emosional yang dihadapi pejuang ALS.
Lewat serial dokumenter Guardians, Pangeran William menyoroti perjuangan berbahaya para penjaga satwa liar di garis depan konservasi global.
Panji Sakti tidak hanya dikenal sebagai musisi, namun juga seorang pribadi yang memiliki kedalaman spiritualitas yang luar biasa.
Episode kedua serial dokumenter Sosok Baik Indonesia mengangka kisah Muhammad Khudori, seorang petani yang berani menantang arus urbanisasi dan mengembangkan pertanian modern.
Robert Downey Jr. berbagi pandangannya tentang kariernya dalam dokumenter empat bagian SNL50: Beyond Saturday Night.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved