Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBAGAI negara yang memiliki beragam suku, Indonesia memang dikenal sebagai tempat yang ramah bagi para pemusik. Tidak mengherankan jika beragam genre musik bisa ditemukan di Tanah Air.
Karena itu BINI & BGYO, sibling groups asal Filipina, mengadakan pertemuan virtual bertajuk 'Global Virtual Party Asia Tour' untuk memperkenalkan grup mereka secara resmi ke pasar Indonesia. Melalui program tersebut, grup besutan perusahaan ABS-CBN ini menyapa para penggemarnya di Indonesia sekaligus menampilkan single debut mereka 'Born to Win' dari BINI dan 'The Baddest' dari BGYO.
Baca juga: Ingin Buka Izin Konser Musik, Pemprov DKI Tunggu Hasil Evaluasi
Tren grup vokal mulai masuk ke Filipina dengan pengaruh terbesar dari Korea. Star Hunt Academy pun dibentuk oleh ABS-CBN untuk mencari bakat baru di industri P-pop dan melakukan pelatihan atau training kepada peserta yang lolos audisi. Program ini akhirnya menelurkan girl band BINI dan boyband BGYO yang digadang untuk menembus pasar musik internasional.
BINI terdiri dari 8 gadir berusia 17-20 tahun dengan bakat dan ciri khas masing-masing, mulaidari dance, visual, rap, dan vocal. Keberagaman bakat ini disatukan dan menghasilkan harmonisasi penampilan. BINI mulai dikenal masyarakat dunia melalui pre-debut single 'Da Coconut Nut' pada November 2020. Single debut mereka 'Born to Win' yang diluncurkan pada Juni 2021 memberikan sentuhan elektronik, dan berhasil menjadi trending di YouTube Philippines.
Sementara itu, BGYO beranggotakan 5 personel laki-laki dengan rentang usia 18-20 tahun dengan performa vokal, dance, dan rap. Single debut 'The Light' yang dirilis pada Januari 2021 membawa mereka ke posisi kedua di Next Big Sound chart dari Billboard. Kepopuleran BGYO semakin meningkat dengan single kedua mereka 'The Badass' yang dirilis Agustus.
Kedua grup ini siap masuk ke pasar Indonesia dan tampil di depan BLOOM, sebutan untuk fandom BINI, dan ACE, sebutan untuk fandom BGYO. “Kami menyadari pentingnya mewakili Filipina modern serta membuka jalan untukindustri musik internasional, termasukIndonesia, sebagai girl band P-pop. Ini merupakan mimpi yang kami yakini akan terwujud di masa depan,” ujar Jhoanna, Leader BINI dalam acara 'Global Virtual Party Tour Asia.
“Kami pun sudah mempersiapkan single 'Born to Win' dalam versi Bahasa Indonesia dan kami sangat senang bisa menyanyikannya untuk kalian semua,” tambah Jhoanna.
Hal serupa juga disampaikan oleh BGYO melalui sang Leader, Gelo. “Kami sangat bersemangat untuk menyebarkan P-pop keseluruh dunia. Kami bisa sampai di titik ini semuanya berkat dukungan penggemar kami, ACEs. Kami sangat tidak sabar untuk membagikan karya kami ke pasar Indonesia dan memberikan nuansa baru di industri musik.” (RO/A-1)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved