Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEJAK berdiri pada tahun 1955, Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (Asdrafi) menjadi kawah candradimuka bagi para sineas film tanah air, dari Teguh Karya, Koesno Sudjarwadi, Maruli Sitompul, Hendra Cipta, Alex Suprapto Yudho, Sri Harjanto Sahid, hingga Masrom Bara. Untuk menghadirkan spirit Asdrafi, para alumninya pun membuat film dokudrama berjudul Asdrafi di Atas Kereta Waktu, Serpihan Jejak Asdrafi.
Film tersebut disutradarai oleh Indra Tranggono dan telah dipersiapkan selama tiga bulan. Indra mengatakan, film Asdrafi di Atas Kereta Waktu akan diluncurkan, Jumat (9/4) di Pendapa Pakuningratan/Asdrafi, Sompilan, Ngasem 12 Yogyakarta, pukul 19.00 WIB.
.Indra yang juga menjadi penulis skenario film tersebut mengatakan, film ini bukan film sejarah, melainkan dokudrama. Cerita fiksi dalam film ini digunakan untuk mengungkap beberapa data kualitatif tentang perjalanan dan semangat kreatif Asdrafi.
"Saya berusaha menghadirkan spirit Asdrafi yang tahan pukul dalam perubahan zaman. Pada setiap era, Asdrafi selalu berkontribusi melalui ide, karya, dan sumber daya manusia kreatif," ujar Indra dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4).
Produser film Asdrafi di Atas Kereta Waktu, Jedink Alexander menambahkan tujuan pembuatan film ini adalah untuk menggugah ingatan atas eksistensi Asdrafi dan memberikan apresiasi kepada masyarakat. Menurut dia, Asdrafi tidak hanya memberikan ilmu seni, tapi juga ilmu kehidupan yang sangat bermakna bagi kelahiran para seniman.
"Kini Asdrafi telah menginisiasi berdirinya Insaga Asdrafi yang menangani pendidikan seni," ujar Jedink.
Jedink menjelaskan, film Asdrafi di Atas Kereta Waktu mengisahkan tentang semangat kreatif Asdrafi yang tidak mengenal mati. Kisah dibuka dengan kemunculan tokoh Jedink bersama isteri dan anaknya bernama Stefani. Jedink yang selama ini tinggal di Melbourne Australia mengajak anak dan isterinya mengunjungi kampus Asdrafi untuk menyerap pengalaman dan pengetahuan.
Mereka menemukan komunitas kreatif yang memberikan banyak inspirasi. Stefani pun akhirnya memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta karena ingin menempa diri dan menjadi seniman profesional.
baca juga: HBO Rayakan 10 Tahun Game of Thrones
"Ini film kedua setelah Aku Bukan Marsinah yang diproduksi Jedink Production dan Guyub Rukun Keluarga Asdrafi Yogyakarta," kata Jedink.
Film ini melibatkan banyak aktor, seperti Jedink Alexander (merangkap produser), Siti Nikandaru Chairina, Deddy Ratmoyo, Meritz Hindra, Ende Riza, Titok Pangesthi Adji, Dr Nur Iswantara, Mahmoud Elqadrie, Harlizon, Khocil Birawa, dan Awang Rebo Legi, Vio Bintang Pamungkas, Cristina Deque, Gee Myta, Yosep S, dan Nunung Rita.
Selain itu, ada Joni Asman bertindak selaku kameraman/editor, Dr Memet Chaerul Slamet selaku penata musik, dan Marco Dinata selaku penata artsitik. (OL-3)
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
Di dalam film ini diceritakan bagaimana sulitnya petani memperoleh modal untuk mengolah lahan mereka, antara lain karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia.
FILM Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian merilis poster dan trailer keduanya yang menampilkan sisi lain dari dampak perang. Tentang penantian yang tak pasti dari keluarga prajurit.
CINEMORA Filmworks bersama JT Clinic resmi mengumumkan projek film layar lebar terbaru mereka dengan judul The Shift. Film ini dijadwalkan produksi pada Oktober 2025.
Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah gerakan kolektif yang memadukan seni, solidaritas, dan perubahan sosial.
Elio diproduksi oleh Disney dan Pixar, dan dirancang sebagai film keluarga yang bisa ditonton oleh semua kalangan.
SUKSES dengan film animasi Jumbo yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, Visinema Studios akan kembali menghadirkan film layar lebar bertema keluarga berjudul Panggil Aku Ayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved