Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
DILARANGNYA pertemuan tatap muka yang melibatkan banyak orang membuat seni pertunjukan tak biisa ditampilkan selama pandemi Covid-19. Hal itu pun membuat seniman berupaya terus berkarya, meski harus lewat ranah virtual,
Hal itu ditunjukkan lewat serial #MusikandiRumahAja yang mengangkat 6 dongeng Tanah Air. Drama musikal itu dipentaskan secara virtual dengan sutradara dan pemain yang juga melakukan pengambilan gambar secara daring.
Produser Eksekutif #MusikaldiRumahAja Bayu Pontiagust mengatakan, pergelaran drama musikal secara virtual itu merupakan bentuk adaptasi terhadap pandemi Covid-19. Pertunjukan itu pun digelar untuk terus mengasah kemampuan pekerja seni dalam membuahkan karya.
"Musikal ini menjadi salah satu wadah bagi para pekerja seni untuk tetap berkarya meski dibatasi ruang dan pertemuan fisik. Namun hal ini justru mendorong kreativitas para pekerja seni dan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa," papar Bayu dalam diskusi virtual, Rabu (5/8).
Salah satu dongeng yang akan diangkat dalam drama musikal itu ialah dongen Timun Mas yang berasal dari tanah Jawa. Timun Mas jadi dongeng seri kedua dari 6 dongeng yang akan digelar. Sebelumnya, #MusikaldiRumahAja menggelar dongeng Malin Kundang.
Sutradara drama musikal Timun Mas Mia Johannes atau yang karib disapa Mhyajo mengungkapkan, dengan semua proses pembuatan karya dilakukan secara daring, sejumlah tantangan baru ia hadapi. Namun, ia mengaku tantangan itu justru membuat proses pembuatan drama musikal Timun Mas semakin seru.
Baca juga : Asya Story Berlanjut Hingga 24 Episode
"Entah kenapa ketika saya mendapatkan tawaran dari Mas Bayu selaku produser eksekutif, saya langsung bersemangat. Hal itu ditandai dengan karya musikal tentang dongeng Indonesia dengan kemasan yang sangat baik," ungkap Mhyajo yang menggeluti seni panggung.
Drama musikal Timun Mas bisa disaksikan di laman Indonesiakaya hingga Kamis (6/8) malam. Hingga saat ini tercatat $MusikaldiRumahAja sudah ditonton sekitar 188 ribu kali di berbagai kanal daring.
Drama musikal Timun Mas melibatkan Karina Salim yang berperan sebagai Timun Mas dan Intan Ayu Purnama atau lebih dikenal Tanayu sebagai Ratu Peri, sebuah tokoh sidekick tambahan yang dibuat Mhyajo untuk menggantikan sosok petapa dalam dongeng asli Timun Mas.
Karina dan Tanayu berakting tanpa sekalipun bertatap muka. Keduanya mengambil gambar untuk proses pembuatan karya hanya dari sofa di rumah. Karina mengaku ada kesulitan tersendiri dalam proses pengambilan gambar tersebut.
"Justru itu tantangannya, kita harus duduk, padahal ingin berdiri. Tapi tetap harus duduk," kata Karina.
Selain #MusikaldiRumahAja, selama masa pandemi covid-19, Indonesiakaya.com telah menggelar berbagai kegiatan seni bertema #DiRumahAja seperti nonton teater di rumah aja, puisi di rumah aja, prosa di rumah aja, workshop online di rumah aja hingga birthday konser di rumah aja. (RO/OL-7)
Pementasan ini merupakan bagian dari ujian akhir mata kuliah Introduction to Performing Arts Communication dan sepenuhnya diproduksi oleh mahasiswa.
Lakon lahir dari respons terhadap perubahan kondisi lingkungan pesisir dan laut, akibat aktivitas penambangan pasir laut, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.
UKM Teater 28, Universitas Siliwangi menampilkan karya berjudul "Arah Menuju Temaram" dalam rangkaian Pentas Keliling 2025 dilakukan di Kota Tasikmalaya, Cirebon, Tegal dan Wonosobo.
Meski membawa tema-tema yang cukup berat, Teater Teriakan menegaskan bahwa pertunjukan mereka tidak dimaksudkan untuk menyindir atau menyerang pihak tertentu.
Pementasan teater ini dilakukan oleh YAI yang sudah 13 tahun aktif mengadakan penyuluhan kanker anak di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pascal Phoa ikut berperan dalam drama Macbeth, yang diselenggarakan di Circle in the Square Theatre di New York, Amerika Serikat (AS).
TIGA seniman Indonesia berkolaborasi. Mereka ialah Mohammad Taufiq (Emte), Erin Dwi, dan Evieriel. Kolaborasi ketiga ilustrator itu berupaya menyampaikan pesan persatuan dan harapan.
DUA seniman Tanah Air, Agus Wicak dan Zakimuh menggelar pameran tunggal bertajuk Bio Diversity dan Parodi. Pameran ini menyatukan dua kekuatan visual yang saling mengkritisi zaman.
Pentas malam itu melibatkan banyak seniman, mulai dari Ayodya Sanggar Seni, W.O. Tresna Budaya, Wayang Bocah Kusuma Indria, serts lebih dari 10 sanggar seni yang lain.
Ia melukis Ketua Umum PDIP itu, beberapa tahun silam di Jakarta. Sekitar 5 jam ia menuntaskan lukisan mini itu dengan harapan kelak pada waktunya dapat diserahkan pada Megawati.
Artjog sering dinilai menjadi barometer perkembangan seni rupa tanah air. Ternyata lebih dari itu, ArtJog juga menjadi panggung bagi para perupa muda masa depan
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved