Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Danantara: Jepang Siap Danai Proyek Energi Hijau Indonesia

Insi Nantika Jelita
23/7/2025 20:39
Danantara: Jepang Siap Danai Proyek Energi Hijau Indonesia
CHIEF Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani.(Dok. MI)

CHIEF Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) akan menyuntikkan dana ke lembaga investasi tersebut.

Meski tidak menyebutkan secara rinci besaran dananya, Rosan menjelaskan JBIC tertarik memberikan pendanaan jangka panjang untuk proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT) dan keberlanjutan atau energi hijau di Indonesia.

“Saya minggu lalu baru kembali dari Jepang. Kami menandatangani kerja sama dengan JBIC yang akan mendanai proyek-proyek renewable energy, serta proyek yang bersifat sustainability, terutama energi hijau,” jelasnya di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (23/7).

JBIC menjadi salah satu dari belasan lembaga keuangan internasional yang dikatakan berkomitmen menyalurkan pendanaan ke Danantara.

Rosan sebelumnya sesumbar Danantara telah berhasil menghimpun komitmen investasi sebesar US$17 miliar atau sekitar Rp270 triliun. Pendanaan tersebut berasal dari dua sumber utama. Yakni, kerja sama dengan sovereign wealth fund (SWF) asing dan fasilitas pinjaman tanpa agunan dari perbankan global.

Dari jumlah tersebut, sekitar US$7 miliar atau sekitar Rp114 triliun merupakan hasil kolaborasi strategis dengan sejumlah SWF global seperti Qatar Investment Authority, China Investment Corporation (CIC), dan Russia Direct Investment Fund (RDIF). Sementara itu, sisanya senilai US$10 miliar atau sekitar Rp163 triliun diperoleh dari fasilitas revolving loan yang disediakan oleh 12 bank internasional tanpa agunan.

Rosan menerangkan pihaknya sudah menjajaki kerja sama pembentukan joint fund sebesar US$4 miliar dengan Qatar Investment Authority. Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Doha pada 13 April lalu.

“Ya, memang dengan Qatar kita sudah bentuk joint fund sebesar US$4 miliar dolar. Selain itu, kita juga bekerja sama dengan CIC dari Tiongkok dan RDIF dari Rusia. Kami juga sedang menjajaki pembicaraan lanjutan dengan Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi,” tambah Rosan.

Menurut Rosan, dengan rencana pendanaan jumbo tersebut mencerminkan kepercayaan dari lembaga-lembaga internasional. Ia pun menegaskan momentum ini harus dijaga dengan tata kelola investasi yang profesional dan berkelas dunia.

“Kami melihat ada kepercayaan dari negara-negara dan pasar keuangan internasional yang sangat positif. Ini menjadi momentum baik yang harus terus dijaga melalui tata kelola yang mengedepankan prinsip overclass operation and investment,” pungkasnya.  (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya