Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) mengapresiasi tercapainya kemajuan signifikan dalam perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA).
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menyebut pencapaian tersebut sebagai langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.
"Apindo mengapresiasi kinerja pemerintah Indonesia yang telah berhasil menyelesaikan substansi perjanjian ini sebagai milestone penting dalam memperkuat posisi Indonesia di perdagangan global," kata dia saat dihubungi, Minggu (13/7).
Meskipun perjanjian ini baru akan mulai berlaku (entry into force) pada akhir 2026 atau awal 2027, lanjut Shinta, dunia usaha melihat masa transisi ini sebagai waktu strategis untuk membangun kesiapan. Menurutnya, para pelaku industri, terutama yang padat karya, sudah mulai diarahkan untuk mempersiapkan diri guna mengoptimalkan manfaat dari perjanjian tersebut sejak hari pertama berlaku.
Ia menambahkan, sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, serta perikanan diproyeksikan sebagai penerima manfaat utama dari peningkatan akses pasar ke Eropa.
Apindo juga akan turut aktif mendampingi proses sosialisasi dan diseminasi informasi kepada eksportir nasional. Tujuannya adalah memperkuat daya saing industri Indonesia, termasuk terhadap negara-negara pesaing seperti Vietnam yang telah lebih dahulu menjalin kemitraan dagang dengan Uni Eropa.
Perjanjian IEU–CEPA, imbuh Shinta, bukan sekadar peluang pasar, tetapi merupakan bagian dari strategi diversifikasi ekspor Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian hubungan dagang dengan AS. Dengan dinamika global yang semakin tidak menentu, orientasi pasar ke Eropa dinilai sebagai langkah mitigasi yang tepat.
"IEU–CEPA bukan hanya peluang baru bagi industri padat karya untuk tumbuh dan menembus pasar Eropa, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar diversifikasi pasar ekspor Indonesia," pungkas Shinta. (Mir/E-1)
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2025 menjadi sebuah paradoks dari daya beli yang sedang menurun.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan agar pertumbuhan ekonomi bisa sustain sampai dengan akhir tahun.
Pemerintah provinsi memiliki peran untuk mengorkestrasi antara pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/ kota, dan dunia usaha.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan agar nilai upah minimum kota (UMK) tidak lagi berbeda-beda di setiap daerah alias menjadi sama sesuai sektor masing-masing.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang berhasil mencapai 5,12%. Hal itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Sebagai bagian dari agenda strategis, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menggelar Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rarkerkonas) ke-XXXIV di Bandung pada Senin (4/8).
Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani merespons permintaan Amerika Serikat (AS) soal barang impor bebas penetapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ia menegaskan relaksasi mesti selektif
Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan IEU CEPA.
Sekalipun Indonesia tidak terkena kebijakan tarif tersebut, tidak serta-merta berarti Indonesia bisa memanfaatkan peluang pasar AS secara bebas.
Apindo mengingatkan, tanpa kepastian hukum yang jelas dan konsisten, kepercayaan investor dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah dapat melemah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved