Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%. Meskipun dunia usaha memahami pentingnya menjaga stabilitas makroekonomi, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat utama ekspansi dan penciptaan lapangan kerja.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdanimenyebut langkah BI sebagai bentuk kehati-hatian yang dapat dimengerti, terutama dalam konteks tekanan global dan ketegangan geopolitik. Namun ia menekankan, stabilitas saja tidak cukup untuk menggerakkan sektor riil.
"Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% kami pandang sebagai langkah yang hati-hati dan prudent dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan merespons ketidakpastian global serta eskalasi tensi geopolitik," ujarnya saat dihubungi, Kamis (19/8).
"Tetapi perlu ditekankan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya bertumpu pada stabilitas makro, melainkan juga membutuhkan dorongan konkret terhadap sektor riil dan investasi produktif," tambah Shinta.
Dia menerangkan, dalam kondisi suku bunga tinggi, biaya pendanaan menjadi mahal, memperlambat investasi baru dan membatasi kapasitas usaha untuk tumbuh. Terlebih lagi, suku bunga kebijakan BI tidak selalu langsung diterjemahkan menjadi suku bunga pinjaman yang terjangkau di lapangan.
"BI Rate tidak selalu langsung terefleksikan dalam suku bunga pinjaman riil yang diterima pelaku usaha sehari-hari, terutama jika tren pelonggaran suku bunga tidak berlanjut, atau jika tidak ada insentif dari pemerintah untuk mendorong sektor keuangan menurunkan bunga pinjaman atau mempercepat distribusi kredit ke sektor riil," tutut Shinta.
Menurutnya, kondisi dunia usaha saat ini ibarat menghadapi tekanan ganda: lemahnya permintaan karena daya beli masyarakat yang tertekan, dan mahalnya biaya pendanaan. Dalam kondisi seperti ini, efisiensi menjadi kewajiban, tetapi inovasi dan ekspansi sulit diwujudkan.
"Dunia usaha butuh oksigen untuk tumbuh, dan oksigen itu adalah likuiditas yang terjangkau, kepastian regulasi, serta kemudahan berusaha. Jika tidak ada keberanian untuk mendorong permintaan domestik dan menurunkan beban dunia usaha, maka pertumbuhan kita akan terus di bawah potensi yang ada," jelas Shinta.
Sebagai solusi, Apindo mengusulkan sejumlah langkah konkret kepada otoritas moneter dan pemerintah. (H-4)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved