Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BANK Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 0,25 basis poin, dengan demikian saat ini BI Rate berada di rentang angka 5,75%. Merespon hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani menyebut bahwa pihaknya mendukung langkah BI dalam melakukan pemangkasan suku bunga.
Shinta menilai, langkah kebijakan ini sangat supportive untuk mempertahankan geliat ekonomi nasional, khususnya di tengah kecenderungan stagnasi daya beli dan perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat karena penyesuaian terhadap beban-beban konsumsi baru.
"Kami melihat kebijakan ini sebagai salah satu stimulus yang bisa efektif untuk mempertahankan kinerja ekonomi yang ada agar tidak semakin melambat di tengah tekanan yang ada terhadap daya beli pasar domestik," tutur Shinta saat dihubungi, Kamis (16/1).
Dengan adanya penurunan suku bunga acuan BI, Shinta berharap daya beli masyarakat dan kinerja pasar domestik bisa terus stabil sehingga pelaku usaha juga lebih percaya diri untuk mempertahankan atau bahkan memperluas kinerja usaha dalam jangka pendek.
Di sisi lain, Shinta menyebut bahwa implikasi langsung dari penurunan suku bunga acuan terhadap kegiatan usaha di sektor riil sebetulnya tidak terlalu banyak.
"Ini karena kami perlu melihat sejauh mana penurunan suku bunga acuan tersebut mempengaruhi suku bunga pinjaman usaha secara riil. Secara historis penurunan suku bunga acuan tidak serta merta berarti suku bunga pinjaman riil langsung turun sehingga dampak positif kebijakan penurunan suku bunga acuan terhadap beban usaha di sisi pelaku usaha juga tidak langsung, biasanya butuh waktu 6-12 bulan tergantung kecepatan dan besaran penurunan suku bunga acuan yang terjadi," beber Shinta.
Di samping itu, ia berharap penurunan suku bunga pinjaman riil lebih lanjut dapat dilakukan hingga suku bunga pinjaman riil di Indonesia bisa berada pada level yg kompetitif dengan negara-negara peer group di Asean-5.
"Bila ini dapat terjadi, pelaku usaha tentu akan lebih percaya diri melakukan ekspansi usaha, khususnya di tengah-tengah peningkatan beban usaha dan tantangan tuntutan penyesuaian kebijakan ekonomi yg ada saat ini baik di pasar domestik maupun pasar internasional," tandasnya. (Fal/M-3)
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Inflasi pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87% (yoy), naik dari 1,60% pada Mei 2025, namun masih berada dalam target Bank Indonesia sebesar 1,5%–3,5%.
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani merespons permintaan Amerika Serikat (AS) soal barang impor bebas penetapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ia menegaskan relaksasi mesti selektif
KETUA Umum Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penurunan harga jual beras premium sebesar Rp200 per kilogram.
Apindo memperkirakan masih ada peluang bagi Indonesia untuk menegosiasikan penurunan tarif dari Amerika Serikat secara lebih lanjut.
Apindo dan Kemenperin Minta Gubernur Kaji Ulang Larangan AMDK di Bal
Sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, serta perikanan diproyeksikan sebagai penerima manfaat utama dari peningkatan akses pasar ke Eropa.
Apindo menekankan pentingnya menjaga posisi tawar Indonesia agar tidak dipukul rata dengan negara-negara BRICS lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved